Rasa Irinya

102 22 0
                                    

919 Kata

°•°•°

Bekas luka di telapak tangan Jimin masih terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bekas luka di telapak tangan Jimin masih terlihat. Meskipun sudah tidak basah, atau tampak mengerikan. Sedang berada ditahap akhir penyembuhan, tinggal menunggu jaringan kulit baru untuk membuat bekas luka menganga itu menghilang.

Tetapi perhatian Jimin tidak tertuju kesana. Melainkan pada lengan bagian atasnya. Jarinya menyentuh luka yang belum lama ia dapatkan. Masih memerah dan terasa perih tiap kali Jimin mandi. Ia mengoleskan krim secara merata diatasnya, tetapi tidak lama kemudian, Jimin akan memperparah lagi lukanya.

Rasa yang terus Jimin ulang-ulang, dengan membuat luka-luka baru yang lebih dalam.

Sesering jadwal mandi, atau sudah ia jadikan kebutuhan layaknya makan tiga kali sehari. Tidak Jimin lewatkan bahkan sehari pun. Selalu ada waktu untuknya memainkan berbaris baris luka di lengannya.

Jimin hendak melakukannya lagi tapi suara nyaring Taehyung merangsek masuk kedalam telinganya. Ia buru-buru merapihkan lengan bajunya. Kemudian dua tiket datang didepannya, Taehyung taruh diatas meja, "Jimin-ah, ayo menonton ini denganku weekend nanti."

Sejenak Jimin perhatikan, membaca apa kiranya yang tertulis didalam dua lembar kertas yang Taehyung tunjukkan, 'important summer music festival.' Jimin langsung membayangkan kebisingan dan keramaian, "Tidak mau." Dua tiket itu langsung Jimin singkirkan dari hadapannya.

"Kenapa? Aku jamin seru. Tidak akan membosankan Jim. Nanti disana, aku traktir makanan apapun yang kau mau."

Sayangnya ini bukan soal makanan. Jimin tidak tertarik dengan keriuhan. Hanya akan merepotkan dan melelahkan. Melawan kepanikan dan getaran tubuhnya bisa membuat Jimin lupa caranya bernapas dengan benar, "Aku tidak mau. Apa telingamu tuli."

Taehyung langsung putar otak. Bukan festival musik yang jadi niat utamanya. Tapi ia ingin mengajak Jimin bersenang-senang. Menghibur saudaranya agar tidak terus menerus tenggelam dalam kesenduan. Kalau acara musik membuat Jimin tidak tertarik, Taehyung bersedia mengisi weekendnya ke tempat yang Jimin mau, "Kalau begitu, Weekend ini Jimin maunya kemana? Pantai? Atau wisata kuliner di Hongdae?"

Tatapan Jimin tidak pernah meninggalkan kesan dinginnya, "Weekend ini kau harus pergi ke THT, Taehyung. Sepertinya telingamu bermasalah."

"Kalau menonton film di rumah saja seperti waktu itu bagaimana?" Mengabaikan ucapan Jimin.

Taehyung terus memberikan banyak penawaran sampai mendapat kepastian dari nasib hari Weekend mereka. Menyedihkannya, semenggiurkan apapun ajakan Taehyung, Jimin tetap enggan. Bahkan kini memilih tidak menanggapi penuturan Taehyung.

Tanpa JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang