Tolong koreksi typo ya guys🙏🏻
HAPPY READING
***
Kaira tidak bercanda ketika mengatakan "ingin berjuang hingga lelah". Ia jadi lebih ekspresif dan ceria di hadapan Fariz, tidak sungkan mengungkapkan isi hatinya. Bahkah juga tidak punya rasa takut ketika Fariz seakan menolak dengan tatapan tajamnya.
Jawaban Kaira tidak jauh dari, "Mas kan sudah janji mau kasih Ara kesempatan," sembari mengerucutkan bibirnya panjang, bonusnya tatapan memelas yang berhasil membuat Fariz menghela napas pasrah.
"Yes ..." ujar Kaira mengepalkan tangan. "Jadi boleh beneran kan keluar kerja?"
Kaira gagal dapat cuti tambahan, niat hati ingin keluar kerja saja. Izin dulu dia dengan suaminya, tapi respon Fariz diluar dugaan.
Bukannya setuju pria itu melarang dengan alasan yang beraneka ragam seperti, "Ara, saya tidak ingin ya kamu menyesal nantinya. Di apartemen hari-hari itu membosankan, kamu terbiasa bersosialisasi dengan orang lain. Lagipula saya tidak mau tanggung jawab jika seandainya Abi atau Ummi marah. Sudah disekolahkan tinggi-tinggi kok milih jadi ibu rumah tangga. Biaya kuliah mu itu MAHAL Kaira." Fariz hingga menekan kata "mahal" untuk menegaskan.
Itu kalimat terpanjang yang keluar dari mulut suaminya sepanjang mereka menikah.
Demi Tuhan, Fariz hanya takut jika niat Kaira ini hanya keinginan semu dan berujung penyesalan.
Kaira makin cemberut, dia lipat tangannya didepan dada. Tubuhnya dia tegapkan wajahnya masam. "Tapi Ara capek Mas kerja terus, pengen fokus sama misi aja. Lagian Abi juga gak akan marah kok."
"Saya hanya tidak ingin kamu menyesal nantinya Kaira, pikirkan dulu matang-matang!"
Kaira menggeleng tegas, "ya mas ya?" lalu menggenggam jemari Fariz yang tergeletak di atas ranjang dan menggerakkannya berulang, "janji gak akan nyesel."
Fariz buang muka. "Kita bahas selepas saya keluar rumah sakit, oke?" putus Fariz pada akhirnya. Tidak kuat ditatap seperti itu—menggemaskan.
Final, Kaira tidak bisa membantah lagi. Bahu nya melorot, genggaman tangan nya juga terlepas.
Itu baru dua per tiga dari kekanakannya Kaira. Ada lagi yang lain, Kaira yang dia tahu sosok mandiri ketika menikah dengannya. Belum genap 24 jam ini mendadak semua-semua perlu bantuan, dikit-dikit, "mas tolong".
Tolong bukakan botol minum, tolong pasangin gelang yang sengaja dia ambil dari apartemen, tolong gulungkan lengan baju dan tolong-tolong yang lain sampai Fariz melotot karena jengah.
Tidak cukup dengan melotot, dia juga terang-terangan protes. "Kaira, saya ini sakit loh. Kok jadi kamu yang lemah." Saat Kaira minta dibukakan isi staples dari kemasan bakpia—buah tangan dari Tian dan Tiara.
"Tapi itu susah mas ... Ara gak bisa," katanya tanpa menoleh, gadis itu sedang sibuk menyeduh air panas untuk Fariz.
Fariz menatap Kaira dan kardus bakpia dengan jengah. KREK! Hanya ditarik sedikit sudah terbuka.
"Mas inget loh ya, kata dokter Abra gak boleh minum yang berwarna sama berasa. Kalau pingin ngopi, minum air hangat gini aja."
"Saya ingat Kaira. Kamu sudah mengulang puluhan kali hari ini."
Kaira menyodorkan segelas Air hangat dan langsung diterima Fariz. "Habis mas tu suka BEBAL kalau kata Papa."
"Papa cerita apa aja sama kamu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Resep Cinta Dalam Doa (Revisi)
Romance❌️SUDAH REVISI❌️ Banyak yang berubah guys jadi yg mau baca ulang dijamin tetep dugun-dugun. Buat yang belum pernah baca cus merapat. Dijamin gak akan ada ruginya. Justru nagih Kalau gak percaya coba aja😋 ______________________ Disandera oleh trauma...