HAPPY READING
***
Rabu, 10 April 2024.
DUM! DUM! DUM! Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Suara takbir berkumandang dari setiap penjuru, ramai-ramai dari anak kecil hingga dewasa bagi yang merayakan hari raya idul fitri bersorak gembira.
Ada yang memilih bercengkrama dengan keluarga besar. Para ibu-ibu dan calon ibu-ibu ada juga yang memilih sibuk di dapur, memasak atau masih membuat kue.
Yang berkarnaval juga tak kalah banyak. Mobil-mobil dihias sedemikian rupa, diikuti para pengendara motor mereka berkeliling kota atau bahkan kampung. Ada juga yang masih tradisional, dengan berjalan kaki dengan masing-masing orang membawa obor dan ada yang memukul beduk. BUM! BUM! BUM! Sambil bertakbir. Ramai sekali.
Kaira, Fariz, Albi dan Selvi memilih untuk berkempul bersama di rumah Bian. Rencananya hanya ingin mengobrol saja di taman depan sambil menyaksikan karnaval. Tapi kok dirasa-rasa tidak enak juga jika tidak ada yang dimakan. Jadilah Kaira inisiatif BBQ dadakan.
"Mas, tolong beliin bawang bombay di warung sebrang gang perumahan itu! Kayaknya tadi masih buka." Pinta Kaira tanpa menoleh pada Fariz yang sibuk bermain ponsel di meja makan. Mereka baru pulang dari supermarket 30 menit yang lalu. Bian dan Albi sedang duduk di bangku taman depan.
"Kok Mas sih sayang?"
"Ya masak Abi sama Papa, Ara lagi ngeracik sausnya ini. Katanya Mas mau saus cocolan buatan Ara aja."
Fariz mengerucutkan bibirnya, meletakan ponsel dia berjalan gontai mendekati Kaira dan mengecup pipi kanan Kaira sembari memeluk tubuh Kaira dari arah belakang.
"Ara sekarang gemukan ya Mas?" tanya Kaira tiba-tiba. Mereka memang sudah tidak sungkan lagi untuk bermesraan meski ada keluarga yang menyaksikan. Silfi sedang membongkar barang belanjaan.
Fariz mengeleng, menelusupkan wajahnya di ceruk leher Kaira.
"Ara jadi doyan makan sekarang tu. Masak baru 15 menit sudah lapar lagi. Leper mulu."
"Bagus dong sayang, kan malah sehat."
"Sehat apanya, gemuk iya," bantah Kaira tidak terima, wajahnya sudah ditekuk berlipat-lipat. "Mana Ara sekarang bawaanya males, kek gampang ngantuk lagi. Apa gak kaya bola lama-lama."
"Kamu hamil paling ndok." Celetuk Silfi menyahuti. Fariz dan Kaira kompak menoleh, menatap bingung Silfi yang tengah berjongkok di depan kulkas.
Silfi ikut menoleh, tanganya masih sibuk menata buah dan sayur. "Lah kadang bawaan hamil itu gitu. Suka hobi makan, bawaanya ngantuk. Kali-kali kan?"
"Ara nah gak mual-mual Mi. Cuma paling kalau lihat tomat atau nyium bau tomat baru mual—"
"Kok gak bilang sayang?" Fariz memotong, tatapannya begitu khawatir.
Kaira tidak menanggapi pertanyaan Fariz.
"Gejala hamil tu setiap orang beda-beda ndok. Ummi aja pas hamil kamu gak pernah ngidam-ngidam. Padahal ibu hamil lain kan banyak yang pingin ini pingin itu."
"Ara emang telat datang bulan sih Ummi. Harusnya tanggal-tanggal lima. Tapi biasanya juga Ara mundur. Terus mundurnya juga baru lima hari."
"Coba wae cek dulu! Takutnya kalau emang beneran hamil kamunya gak sadar malah kasian janinnya."
Kaira mendongak dan terjadilan adegan saling adu pandang satu menit dari Kaira dan Fariz. "Mau di coba?" Fariz bertanya.
"Kalau hasilnya negatif gimana mas?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Resep Cinta Dalam Doa (Revisi)
Lãng mạn❌️SUDAH REVISI❌️ Banyak yang berubah guys jadi yg mau baca ulang dijamin tetep dugun-dugun. Buat yang belum pernah baca cus merapat. Dijamin gak akan ada ruginya. Justru nagih Kalau gak percaya coba aja😋 ______________________ Disandera oleh trauma...