HAPPY READING
***
Malam harinya Kaira dinas, patner kerjanya suster Indri dan Suster Linda minus dokter Andi karena shift malam memang cukup dengan satu dokter jaga, tapi perawatnya ada tiga ditambah suster Tere yang sekarang belum datang. Jadi karena kerja dengan konco kelet (teman akrab) jadi sesi dinas Kaira hanya dipenuhi canda, tawa dan kebahagiaan. Kesampingkan masalah hidup yang penuh tanda tanya.
"Eh dokter Ara ... eh yang habis cuti. Cerah betul mukanya." Baru juga Kaira datang sudah di serang saja oleh suster Linda di ruang khusus karyawan (tempat menyimpan barang bawaan).
"Iya dokter Ara enak bisa ambil cuti labasan. Kapan aku dapet cuti kaya gitu ya?" timpal suster Indri. Baru datang sudah diserang saja.
"Yo nak arep libur ki yo dijupuk jatah cutine to sus. Cuti kok di awet-awet." (Ya kalau mau libur ya diambil jatah cutinya dong sus. Cuti kok di awet-awet)
"Sayang mau diambil Sus, takutnya tahun ini ada yang ngelamar saya kan repot kalau sudah habis."
"Heleehhh ... dokter Andi yang mau lamar? Saya dukung kalau itu."
Suster Indri merengut, wajahnya sudah dilipat-lipat. Puas menggoda suster Indri, atensi suster Linda jadi berpusat pada Kaira. "Memangnya ke tunangan nya siapa to dok? Si Ila?" Ila, sepupu Kiara memang usianya satu tahun di atas Kaira.
Kaira sudah siap dengan jas dokternya, hari ini outfitnya hanya gamis dan kerudung segi empat menutup dada. Ipad dan ponsel juga sudah dikeluarkan dari dalam tas sebelum loker dikunci dan kuncinya dia kantongi. Satu karyawan punya satu loker pribadi, itu salah satu fasilitas rumah sakit.
"Suster tau dari mana kalau saya cuti karena datang ke tunangan."
"Mas Tom yang bilang kemarin waktu ketemu di kantin."
Mas Tom, HRD di Saida Hospital. Umurnya lebih tua dari dokter Andi-selisih lima tahun. Tapi jangan salah, dia masih single. Belum pernah menikah-tidak tertarik katanya. Satu gosip tercium olehnya bisa dipastikan seluruh penduduk Saida Hospital tahu semua, saking "embernya" mulut manusia satu itu.
"Ada lah sus, tapi bukan Ila kok. Pasien subuh tadi tu gimana ceritanya sus? Saya gak terlalu menyimak di grup tadi." Memang ada kejadian cukup menggemparkan tadi pagi. Pasien keroyok masal karena mencuri. Luka lebam di seluruh tubuhnya.
"Ya itu sus, ngerampok toko mainan niatnya. Kepergok anak punk yang biasa nongkrong di sana terus di kroyok." Jelas suster Indri singkat namun jelas.
"Tumben gak dibawa ke rumah sakit Bhayangkara langsung sus?"
"Mungkin karena dekat sini itu kali dok. Itu loh dok toko mainan perempatan jalan. Yang biasanya kita beli salad buah itu." Suster Linda menjawab.
"Toko yang sebelahan sama swalayan itu Sus?" swalayan itu swalayan milik Albi. Jelas Kaira hapal.
Suter Linda mengangguk. Tapi yang menjawab suster Indir. Dua wanita itu sudah duduk di bangku saling bersebelahan. Waktu jaga baru akan dimulai lima belas menit lagi. "Sudah sampai bobol pintu juga kok dok. Untung langsung ketahuan. Sebenarnya lukanya tu katanya lumayan parah dok. Ners komang yang bilang. Tapi malah dipulangin sama dokter Keisa. Mana bukan pihak kepolisian yang minta. Padahal bisa dirujuk ke RS Bhayangkara. Emang sih, respon nya masih bagus. Tapi lebamnya itu loh gak nahan dok. Di muka pula."
"La dokter Keisa jaga sama siapa sus?" Dokter Keisa itu dokter magang. Berarti ada dokter lain yang lebih senior yang berjaga.
"Sama dokter Boy, tapi dokter Boy semalam ke Bangsal Pandawara karena ada pasien pendarahan lumayan serius. Tetep gak kekejer soalnya skuter IGD rusak kan."
"Lah sepeda?"
"Sepeda dipake Mas Bin ke bangsal Rahayu dok." Ini yang menjawab suster Linda.
Ini ni kekurangan rumah sakit jiwa. Punya banyak bangsal tapi jarak antara satu dan lain jauh-jauh-bisa sampai beberapa kilometer. Tapi semua juga ada sebabnya, itu semua salah satu perawatan untuk pasien dengan gangguan jiwa.
Butuh perawatan bukan hanya medis tapi juga non medis, seperti gotong royong membersihkan halaman, cuci piring, olahraga dan hal positif lainnya. Hijau-hijauan seperti rumput dan pepohonan juga bisa jadi pengobatan untuk mereka. Biasanya selepas kegiatan pagi sebelum dokter visit mereka berjemur dulu di rerumputan hijau.
"Ada yang ngamuk? Apa EPS?" EPS atau gejala ekstrapiramidal biasanya ditandai dengan gangguan gerakan yang tidak terkendali. Bisa membenturkan kepala terus menerus, apapun yang identik bisa membahayakan. Semua itu karena efek samping obat.
"Pasien baru dok. Baru masuk kemarin sore dan itu yang pertama kalinya. Depresi, ditambah kelainan pembuluh darah. Dia sudah coba bunuh diri lima kali. Semalam darahnya keluar lagi, entah mungkin di mainin atau apa."
Pembicaraan mereka terhenti karena waktu lempar sift sudah tiba. Para nakes yang berjaga sebelumnya dan yang akan berjaga berkumpul untuk serah terima pasien.
Bertepatan dengan itu rekan kerja mereka yang satunya datang. Tepat waktu, meleset sedikit bisa potong gaji itu.
To Be Continued
_____________

KAMU SEDANG MEMBACA
Resep Cinta Dalam Doa (Revisi)
Любовные романы❌️SUDAH REVISI❌️ Banyak yang berubah guys jadi yg mau baca ulang dijamin tetep dugun-dugun. Buat yang belum pernah baca cus merapat. Dijamin gak akan ada ruginya. Justru nagih Kalau gak percaya coba aja😋 ______________________ Disandera oleh trauma...