RCDD | 10. Kumpul Rumpi

30K 1.1K 3
                                    

HAPPY READING

Maafkan typo yang marak ya guys🙏🏻

*
*
*

"Seenak itukah mie ayam tu sus?"

Suster Indri mengangguk antusias. Ia begitu lahap menyantap mie ayam yang sudah berlinang saus tomat, sambal dan kecap manis hingga berwarna merah kecoklatan itu.

Berulang kali Kaira sampai menelan ludah susah payah—ngeri. Terlalu bar-bar menurutnya.

"Dokter tau ini tu makanan ternikmat sepanjang masa. Makanya dokter cobain. Saya ikhlas kok bagi-bagi."

Kaira menggeleng horor. "Tapi saya yang gak rela dibagi Sus. Lihat suster Indri makan aja saya sudah waleh (bosan) sendiri."

"Kenapa dok, kelihatan rakus ya?" Lah sadar dia. Kaira diam saja. "Ya gimana dok. Enak kok. Jadi ya dinikmati sebaik mungkin. Bersyukur ini namanya."

Kaira baru ingin membuka mulut—menanggapi. Tapi ada suara lain yang lebih dulu mendahului. "Jahat kali kau ni Sus Ndri. Sudah tau kawan kau ini gak kerso (gak mau) makan makanan macam tu. Masih saja kau paksa bawa ke sini pula. Mana kau pakai ajak-ajak kami pula. Dimanakah hati nurani kau ini."

Itu kawan mereka yang sengaja diundang juga, dokter Andi. Baru pulang jaga langsung mampir dia. Ransel dan jaketnya saja belum dipakai hanya dijinjing dengan satu tangan. "Loh suster Linda mana dok?" Kaira bertanya.

"Lagi ngabarin suaminya kalau mau ke sini dulu. Kila sudah terlanjur di jemput katanya." Kila itu anak suster Linda. Umurnya baru empat tahu. Kedua orang tauanya sama-sama bekerja. Sama-sama perawat juga. Ayahnya kerja di puskesmas. Di antara sirkel mereka berlima. Suster Linda lah satu-satunya yang sudah menikah. Dia seumuran dengan dokter Andi. Enam tahun lebih tua dari Kaira.

"Tapi jadi dateng kan Dok?"

Pria itu manggut-manggut. Tas dan jaket dia letakkan di bangku kosong. Ada lima bangku, dua terisi, dia ambil di sisi suster Indri. "Katanya sih jadi ..." mereka lenggang satu menit.

"Kau ini macam mana lah susNdri hobi kok tahu bulat." Seru dokter Andi lagi.

Suster Indri menoleh, tatapannya nyalang lalu dia terkekeh. "Ya gimana dokDi. Pinginnya sekarang banget kok. Sudah gitu mumpung kalian sift barengan terus aku sama dokter Ara juga liburnya barengan. Entah kalau dokter Kian bisa nggak. Dia beda sendiri sih."

Kaira dan suster Indri memang ada rencana untuk acara ini. Tapi belum dipastikan kapannya. Baru satu jam yang lalu suster Indri mengabari. Untung Kaira sedang tidak ada urusan lain. Jadi dia bisa-bisa saja.

"Dia kata, absen dulu. Pasien dia banyak betul hari ini. Sampai lorong penuh sama pasien dia."

"Maklum gak sih habis libur panjang, senin pula. Liburan pada makan daging-daging kali makanya pada kunjungan ke dokter penyakit dalam." sahut suster Indri.

"Gimana-gimana ... kenapa kalian adain acara dadakan macam ni? Kau juga SusNdri. Macam mana kau ajak teman kau cuma buat lihatin kau makan mie ayam seorang diri. Dimanalah hati nurani kau ini."

"Dokter Ara sendiri kok yang mau nemenin. Saya lagi kepingin sudah dari kemarin-kemarin."

Dokter Andi mencebikan bibir--tidak percaya. "Mustahil ..." Loh ... loh ... kok maksa. "Libur tu enaknya tidur. Kau pasti yang paksa-paksa. Yakit betul saya."

Dasarnya kesabaran suster Indri memang setebal tisu dibagi sepuluh ditambah punya dendam kesumut juga dengan dokter Andi. Baru dipancing sedikit saja dia sudah membanting sendok garpunya kencang-kencang.

Resep Cinta Dalam Doa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang