21

6.3K 507 22
                                    

Lanjut :

Hari ini adalah hari kamis. Chika tidak ada jadwal kuliah, jadilah sekarang ia sendirian di rumah.

Kedua orang tuanya pergi keluar negeri tadi malam, padahal jino baru saja pulang dari luar kota, tanpa istirahat ia dan Anin  langsung berangkat keluar negeri karna urusan bisnis yang mungkin bisa menghabiskan waktu kurang lebih 1 bulan.

Sedangkan Vio, ia jelas pergi ke kantor, tadi ia sudah mengajaknya untuk ikut namun chika tidak mau.

Kalau soal christy, sudah di pastikan ia pergi ke sekolah.

Karna merasa bosan di rumah sendirian, akhirnya chika memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menjenguk pujaan hatinya yang entah sampai kapan ia akan terus menutup matanya, lagian udah beberapa hari ini juga ia belum mengunjunginya karena di sibukkan dengan tugas kampus.

Di tambah sekarang ia mulai merasa sangat mudah kelelahan, membuatnya sempat bingung dan heran, hingga ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter. Buat sebagian orang mungkin itu sudah hal biasa, tapi mengingat ia yang sedang hamil, namun apa salahnya toh hanya untuk memastikan kalau semuanya baik-baik aja, supaya tidak khawatir juga kan.

Setelah menempuh beberapa menit di perjalanan, akhirnya ia sampai di rumah sakit dengan di antar oleh pak Doni.

Chika langsung masuk dan pergi ke ruang rawat Aran, saat sudah sampai ia langsung di sambut oleh bodyguard yang menunduk saat melihatnya, dan bodyguard  langsung mempersilahkannya untuk masuk. kebetulan ada Shani di sana.

" Loh Chika ?"kaget shani saat melihat keberadaan Chika, sedangkan ia baru saja keluar dari kamar mandi.

" Hay ma "sapa chika tersenyum.

" Kok ngk ngabarin mama " ucap Shani.

" Maaf mah, tadi Chika lupa ngabarin mama kalau Chika mau kesini " jelas chika.

" Ngak papa, sini duduk" ucap shani mengajak Chika untuk duduk di sofa yang langsung menghadap ke arah brankar Aran.

" iya mah "ucap Chika, ia pun mengikuti Shani dan duduk di sampingnya.

" Gimana keadaan Aran mah?" tanya chika yang terus menatap ke arah Aran dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Kata dokter semuanya baik, cuman tinggal nunggu Aran sadar aja, dan setelah itu baru mereka melakukan pemeriksaan lebih lanjut, katanya ada sesuatu yang harus mereka pastikan, tapi kamu tenang aja, itu bukan hal yang perlu di khawatirkan untuk saat ini "jelas shani.

Mendengar itu Chika menghela nafas panjang, ia harus menenangkan pikirannya, kata dokter ia tidak boleh banyak pikiran, tidak boleh stres karna itu bisa berpengaruh pada kehamilannya.

" Gimana sama kandungan kamu ? "tanya shani.

" Kata dokter baik-baik aja kok mah, tapi aku tidak boleh banyak pikiran, harus banyak istirahat dan makan makanan yang sehat"jelas chika.

" Itu bagus, jangan sampai kamu stres ya sayang, karna itu bisa mempengaruhi Dede bayinya " ucap shani, sambil mengelus perut rata Chika.

" Iya mah " bala chika sambil tersenyum ke arah shani.

" Astaga, mamah hampir lupa " ucap Shani, saat matanya tidak sengaja melihat ke arah jam dinding yang terpasang di dinding ruangan Aran.

" Kenapa mah ? "tanya Chika yang tadi sempat kaget.

" Mamah, lupa kalau mama harus jemput Lio skarang " ucap shani.

" Kalau gitu mamah pergi dulu ya sayang ? "lanjutnya seraya berdiri dan mengambil tasnya.

" Iya mah, hati-hati ya "ucap chika.

Lio memang sudah masuk TK, harusnya sih tahun depan, tapi ia merengek ingin sekolah dan untungnya ia di terima. Jadwal sekolah Lio sama seperti pada umumnya, Senin sampai Jum'at, masuk sekolah jam 8 pagi dan pulang jam 11 siang. Dan sekarang sudah jam 11 siang, untungnya jarak dari rumah sakit ke sekolah Lio tidak terlalu jauh.

Sepeninggalan shani, Chika langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri barnkar Aran, lalu ia duduk di kursi yang ada di samping brankar tersebut.

Ia berusaha untuk tidak meneteskan air matanya, kekasih mana coba yang tidak sakit melihat pujaan hatinya berbaring lemah tidak berdaya di rumah sakit, kekasih yang lagi
berjuang antara hidup dan mati.

" Kamu kapan bangunnya sih ?, nggak kangen apa sama aku?, kamu nggak pengen nyapa anak kita?. Aku kangen banget sama kamu, pengen dengar suara kamu, kangen di peluk kamu, kangen di manja sama kamu, dan kangen semuanya tentang kamu "ucap chika, ia mengambil tangan Aran dan ia letakkan di pipinya.

Air mata yang sedari tadi di tahan akhirnya menetes juga, ia terisak pelan namun sangat memilukan bagi siapapun yang mendengarnya, dan tanpa chika sadari Aran juga sama meneteskan air matanya seakan ia bisa mendengar tangis pilu chika.

" Aku harus bagaimana supaya kamu bangun ?, aku harus berdoa seperti apa supaya tuhan mau mendengarkan semua doa-doa aku dan ngembaliin kamu buat aku hikss hikss..hiksss...."tangis chika.

Karna kelamaan menangis membuat chika mengantuk dan ia tertidur berbantalkan lengan Aran.

Di alam bawah sadar Chika tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang sedang memanggil nya.

" Sayang "panggil seseorang. suara yang begitu ia rindukan kini ia mendengarnya kembali.

 suara yang begitu ia rindukan kini ia mendengarnya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Siapa tuh ?.

Lanjut ngk nih ?.

 ( CH2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang