57

6K 723 57
                                    

Skip..

Kini mayat Aran sudah di bawa pulang, Shani juga sudah sadar namun ia seperti raga tanpa jiwa, pandangannya kosong tidak ada gairah hidup sama sekali.

Saat ini yang ada di ruma sakit cuma Christy dan chika yang masih belum sadar, terpaksa Christy harus menemani Chika karna jino dan Anin juga ikut ke rumah Gracio sedangkan Vio, ia ada rapat besok pagi, jadi banyak berkas-berkas yang harus ia cek sebelum waktu pertemuannya tiba, walau ia sudah mempunyai sekertaris namun ia masih akan tetap mengecek semuanya agar hasilnya sempurna, ingin sekali ia menunda rapat itu, namun ia tidak bisa karna ia sudah menundanya minggu lalu dan itu harus diselesaikan besok.

🐼🐼🐼

" Hahh takdir macam apa ini ya tuhan ? " ucap Christy dalam hati, pusing kepalanya jika mengingat pesan terakhir Aran untuknya. Saat ia larut dalam pikirannya, ponselnya tiba-tiba bergetar dan ternyata jessi lah yang meneleponnya.

" Iya hallo jes " ucap Christy saat teleponnya sudah ia angkat.

" ada apa ?, kenapa jam segini belum tidur " lanjutnya, wajar ia bertanya begitu karna sekarang sudah pukul 3 dini hari.

" Aku tadi mimpi buruk dan langsung ke ingat sama kamu " ucap jesi dengan suara khas bangun tidurnya.

" kamu nggak papa kan ? " lanjutnya.

" Aku nggak papa kok, lanjut lagi ya tidurnya, masih terlalu pagi ini " ucap Christy.

" Temenin " manja jesi.

" Ya udah, nanti kalau kamu udah tidur aku matiin ya ? " ucap Christy yang di balas deheman oleh jesi.

Baru beberapa menit, Christy sudah mendengar dengkuran halus dari seberang telponnya, lalu ia mematikan sambungannya dan menyimpan kembali ponselnya, ia berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri brankar chika.

" Jujur aku masih sangat mencintaimu kak, tapi sekarang ada seseorang yang berharap cinta itu beralih untuknya, namun mengingat apa yang terjadi sekarang aku harus apa kak ?, apa yang harus aku lakukan ? " ucap Christy dengan mata yang  terus menatap dalam chika yang masih setia menutup rapat matanya.

Hening, itulah situasi yang ada di ruangan itu, Christy yang sudah tertidur di bangku samping brankar dengan kepala yang di letakkan di dekat lengan chika, keduanya sama-sama tertidur hingga beberapa jam kemudian...

" ARAN " teriak Chika, ia langsung terduduk, dan teriakannya itu juga membuat Christy terbangun dan langsung berdiri.

" Kak, ada apa ?, kenapa ? " tanya Christy khawatir.

" Aran, dimana Arann ? " tanya chika dengan mata yang terus mengelilingi ruangan itu berharap menemukan seseorang yang ia cari.

"Kak, bang Aran__"

" Aakkhhh perut aku " rintih chika sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba saja sakit.

" Kak, Kakak kenapa ? " tanya Christy panik.

" Pe perut aku sakit akkhhhsss " ucap Chika, sakit di perutnya semakin menyiksa.

Mendengar itu dengan cepat Christy menekan tombol merah yang berada di dinding dekat brankar chika, dan tidak lama dokter alin pun datang, ia langsung memeriksa kondisi Chika.

" Siapkan ruang operasi sekarang " ucap Alin dengan cepat pada suster yang datang bersamanya.

" Baik dok " balas suster, lalu ia pun pergi berlari keluar ruangan, meninggalkan Alin dengan raut cemasnya, sedangkan Christy ia panik campur bingung.

" Kak Alin, kak chika kenapa ?" tanya Christy.

" Chika harus segera di operasi " ucap Alin.

" Iya tapi kenapa ? " tanya Christy.

 ( CH2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang