Warning: tidak ada kaitannya dengan idol manapun di dunia nyata! Tidak membenci idol manap un dan merusak nama mereka! Semua hanya karangan fiktif, imajinasi!
Mengandung gender Futa, dimana di akui di dunia sebagai salah satu bagian gender walaupun masih beberapa yang menganggap kecacatan karena ada 30% di dunia.
Jam menunjukan pukul 3 pagi, Winter mengerjapkan matanya saat merasakan seseorang memeluk erat tubuhnya.
Gerakan itu, Winter mengerjap dan menatap Isa yang memeluknya. Winter tau, Isa belum sepenuhnya tertidur, Isa mendekap dan mengeratkan dekapannya membujuk Winter balas memeluk Isa dan mengecup kening wanita itu.
"Kenapa? apa ada yang menggangu pikiran kamu?" tanya Winter dengan suara seraknya pada Isa.
Isa hanya menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya.
Winter tersenyum kecil lalu kembali mengecup kening Isa.
"Kamu tau kamu bisa cerita apa aja sama aku" ucap Winter sambil kembali menutup matanya.
"It's nothing. I just...aku cuma mau meluk kamu sekuat aku, sampai kamu gak bisa lepas" ucap Isa.
Mendengar itu Winter terkekeh pelan dan mengeratkan pelukannya.
"Biar aku semakin eratkan, biar kita sama sama gak bisa lepas" ucap Winter membuat Isa akhirnya tersenyum dan menutup matanya.
"Aku percaya sama kamu, Minjeong...aku sayang sama kamu..." batin Isa dalam pelukan Winter.
°°°
Winter menghidupkan mesinnya setelah melihat Isa masuk kedalam kampusnya. Winter tersenyum lalu kembali menghidupkan mesin motornya.
Saat ia akan pergi, ponselnya berbunyi tanda panggilan suara masuk membuat Winter mematikan mesinnya dan menurunkan standar motornya.
Winter lepas helmnya dan ia jawab panggilan telepon itu saat ia melihat ternyata adiknya yang menelepon.
"Halo? kenapa Ning?" tanya Winter.
"Kakak dimana? ketemu di cafe depan kampus kakak sekarang!" suara dari sebrang telepon membuat Winter bingung.
"Hah? Lo emang gak sekolah? harus sekarang banget? Ini udah mau jam 8 Ning, ntar lo telat!" tanya Winter bingung.
"Iya, sekarang! gue bolos, buruan kesini sekarang!"
Winter tatap ponselnya saat adiknya mematikan panggilan mereka. Walaupun bingung, Winter akhirnya menghidupkan mesinnya dan melajukan motornya menemui Ningning.
.
.
.Disinilah sekarang ia berhadapan dengan Ningning yang menatapnya kesal. Winter tatap adiknya bingung, apa yang Ningning mau darinya.
"Ada apa sih Ning? lo sampai bolos gini!" ucap Winter.
"Gue ke hotel semalem, lo ngapain sama Miss Karina?! Gue liat dia masuk kamar suite, kata receptions lo yang check in buat dia dari 5 hari lalu! Lo ngapain sih, kak?!" kesal Ningning.
"Ning...tenang dulu biar gue jelasin.."
"Kak Isa tau soal ini?! Lo ngomong gak sama kak Isa?! Jangan bilang lo nemuin Miss Karina diem diem!" kesal Ningning kembali merepet.
"Ning! dengerin gue dulu... dia di terror sama mantan pacarnya. Lo bisa tanya Yujin, gue gak ngapa ngapain. Gue cuma bantuin dia aja, gak lebih. Soal Isa, dia gak perlu tau, karena emang gak ada tujuan lain dari semua ini, gue cuma bantu dan gue udah bilang sama dia kalau gue sama Isa udah tunangan!" jelas Winter pada Ningning.
Ningning menndengus dan menghela nafas kasar menatap Winter.
"Jangan main api kak, ntar kebakar sakit! Kak Isa tuh dah baik banget sama kakak, jangan main api kak!" ucap Ningning memperingati sang kakak.
"Iya, gue tau. Gue berusaha Ning, tolong jangan bilang Isa. Biar gue selesaikan semuanya baik baik" ucap Winter.
"Tapi gue gak bertanggung jawab kalau kak Isa tau sendiri, sama aja kak lo bakal nyakitin dia. Pikirin itu, gue wanita dan gue tau rasanya!" ucap Ningning mewanti wanti.
Winter menghela nafasnya, ia paham dengan situasi ini. Namun ia juga bingung mengapa ia tidak tega membiarkan Karina mengurus semua masalahnya sendiri.
Dalam hatinya ia tau, Isa pasti sedih jika mengetahui dirinya masih membantu Karina. Tapi Winter entah kenapa tidak bisa diam membiarkan semua terjadi pada Karina.
°°°
Malam hari, Winter mendatangi acara malam kampus dimana para UKM memperkenalkan kegiatan mereka dan menyediakan hiburan hiburan dan bazzar.
Tak terkecuali pesta pesta di kampus. Banyak yang datang termasuk para siswa siswi. Salahkan budaya mabuk Korea, karena para mahasiswa juga minum minum dan tidak peduli karena besok adalah weekend.
Mereka mungkin bisa tidur di ruang kerja UKM atau di aula. Sering terjadi.
Winter yang masih mahasiswa baru masuk kedalam UKM sepak bola di kampusnya dan berkenalan dengan Taeyong si ketua UKM.
Mereka minum minum tidak terkecuali Winter yang juga ikut minum minum. Giselle yang tidak ikut kegiatan itu dan hanya mendaftarkan diri sudah pulang terlebih dahulu karena Winter akan minum minum dengan kelompok UKMnya.
Benar saja, Winter sudah berjalan sempoyongan keluar dari gedung kampusnya. Sejujurnya otaknya yang sedang tidak berfungsi baik itu ingin mengarahkan dirinya menuju ke parkiran mengambil motornya.
Namun ia menggaruk belakang kepalanya saat ia melihat jalan raya, ia malah keluar lewat gerbang depan membuat Winter langsung melambaikan tangan pada semua mobil mengira itu adalah taksi.
Winter yang mulai merasakan antara tidur dan tidak itu seperti tertidur lalu terbangun sadar berusaha melambaikan tangannya hingga ia tertidur lagi dan ia sudah tidak ingat apapun.
°°°
Winter mengerjapkan matanya saat ia terbangun dari tidurnya dan perlahan menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang masuk.
Winter menatap kanan kiri saat menyadari ia langsung bangun mendudukan dirinya di ranjang sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
Winter melotot dan menatap kedalam selimutnya saat ia sudah tidak memakai sehelai benangpun di tubuhnya.
Winter kaget bukan main dan langsung beranjak mencari bathrobes di lemari kamar itu langsung ia pakai dan ia pakai sandal hotel.
Winter keluar kamar dan menatap kamar itu "505 President Suite".
Winter masih benar benar bingung. Jika ia di kamar itu, berarti ia bersama seseorang semalam. Dan ia adalah Karina...
Winter langsung mencari cari Karina namun tidak ada, bahkan barang barang wanita itu tidak ada. Winter langsung berlari ke receptions mencari tau hingga satu informasi yang ia dapatkan...
"Nona Yoo Jimin sudah meninggalkan hotel sejam pukul 8 pagi tadi dengan barang barangnya, beliau pergi dengan taksi dan tidak meninggalkan pesan apapun" ucap receptionist.
To be continued...