Warning: tidak ada kaitannya dengan idol manapun di dunia nyata! Tidak membenci idol manapun dan merusak nama mereka! Semua hanya karangan fiktif, imajinasi!: tidak ada kaitannya dengan idol manapun di dunia nyata! Tidak membenci idol manap un dan merusak nama mereka! Semua hanya karangan fiktif, imajinasi!
Mengandung gender Futa, dimana di akui di dunia sebagai salah satu bagian gender walaupun masih beberapa yang menganggap kecacatan karena ada 30% di dunia.
Winter duduk di lantai bersandar di ranjangnya dengan wajah pucat dengan bekas air mata di pipinya. Giselle tatap wajah Winter yang hanya diam menunduk seperti tidak berdaya.
Lagi lagi, seperti dulu Karina meninggalkan dia. Tapi ia tau, jiwa Winter lebih terguncang. Giselle ingin memberitahukan niat ayah Winter, namun tidak bisa.
Winter terlalu terguncang.
"Minjeong-ah..."
"Selamatkan..." ucap Winter membuat Giselle terdiam.
"Selamatkan Jimin dan anakku... selamatkan mereka..." ucap Winter terisak pada Giselle.
"Dia aman Minjeong, Jimin bersama Chaeyeong sekarang" ucap Giselle..
"Jangan...biarkan...jangan biarkan papi nyakitin dia..." ucap Winter menghapus air matanya.
"Gue gagal...lagi lagi gue gak bisa apa apa..." tambah Winter memohon.
"Kita gak akan biarin itu, lo tenang aja..." ucap Giselle bergerak memeluk Winter.
"Selamatkan gue, Gi...gue mau mati rasanya... gue mau mati..." ucap Winter di pelukan Giselle.
"Lo adalah inti dari semuanya, kalau lo menyerah kita semua sia sia. Jangan menyerah!" ucap Giselle.
°°°
Isa terbangun dari tidurnya dan menatap ranjang di sebelahnya dimana Karina sedang tertidur.
Seingat Isa, Karina terus menangis dan ia menenangkan wanita itu hingga ketiduran. Isa turun dari ranjang dan langsung keluar melihat J sedang tertidur di sofa.
Isa duduk di sofa sebelah J yang tertidur pulas hingga perlahan J mengerjapkan matanya.
"Sudah bangun? maaf tadi ketidur jam 8, ini jam berapa?" tanya J sambil mengusap ilernya.
"Jam 10, tidur saja lagi gak apa apa" ucap Isa mengusap wajah J.
"Uchinaga, dia mau kesini katanya. Tidak tau tapi, dia kenapa belum datang" ucap J mengambil ponselnya dan mengecek jika ada pesan dari Giselle.
"Ya sudah, kita tunggu saja kalau gitu" ucap Isa mengambil tangan J.
J hanya terdiam saat Isa ikut menunggu sambil menggenggam tangannya dan menyandarkan kepala di bahunya.
J hanya dapat diam menatap walaupun jantungnya sudah berdetak cepat. Sekitar 40 menit mematung suara bel terdengar di apartemen Isa.
"Oh, itu pasti Uchinaga" ucap Isa langsung beranjak dan membuka pintu sedangkan J masih mematung di posisinya sambil menetralkan detak jantungnya.
"Bagaimana?" suara Isa kembali terdengar tidak lama, Giselle juga masuk dan duduk di sofa single di sebelah J sedangkan Isa kembali duduk di posisi sebelumnya di sebelah J.