Warning: tidak ada kaitannya dengan idol manapun di dunia nyata! Tidak membenci idol manapun dan merusak nama mereka! Semua hanya karangan fiktif, imajinasi!: tidak ada kaitannya dengan idol manapun di dunia nyata! Tidak membenci idol manap un dan merusak nama mereka! Semua hanya karangan fiktif, imajinasi!
Mengandung gender Futa, dimana di akui di dunia sebagai salah satu bagian gender walaupun masih beberapa yang menganggap kecacatan karena ada 30% di dunia.
Karina bergerak keluar dari kamar tidur ruangan hotel saat seseorang mengetuk pintu. Karina masih mengeringkan rambutnya hingga akhirnya ia memutuskan untuk segera membuka pintu.
Namun saat ia buka pintu...
"Selamat pagi, nona Yoo Jimin!"
"Ah...iya selamat...pagi?" ucap Karina bingung.
"Saya kemari ingin menyampaikan pesan dari ketua, Chairman Kim meminta anda untuk pergi dari hotel kami segera! Batas anda sampai pukul 12 siang nanti, masih ada waktu 4 jam untuk mengemasi barang barang anda!" ucap staff hotel itu.
"Pergi...apa Minjeong...Kim Minjeong akan menjemput saya nanti?" tanya Karina masih berusaha berfikir positif.
"Kami tidak tau menahu soal hal itu, tapi kami di beri tugas untuk mengeluarkan anda dari hotel kami! Kami akan tunggu anda di lobby pukul 12 siang, jika masih belum juga kami akan mengeluarkan paksa barang barang anda! Permisi!" ucap staff itu pergi.
Mendengar ucapan staff itu, Karina tau ini adalah usiran bukan permintaan Winter. Karina langsung bergegas menutup pintu dan menuju kamar mencari ponselnya.
Karina berusaha menelepon Winter berkali kali namun ponselnya tidak aktif. Karina panik sekali, tanpa dapat ia tahan ia sudah menangis sambil terus menelepon Winter.
Karina terus terisak keras sambil berusaha terus menerus berharap Winter akan aktif di kesempatan ia menelepon...
"Minjeong, kamu kemana? aku takut..."
°°°
Winter diam di kamarnya sambil menatap kosong kedepan. Ponselnya di sita, sekarang ia hanya bisa bengong menatap dirinya di depan kaca.
Winter mengusap wajahnya kasar, ia merasakan perasaan yang tidak biasa. Ia merasakan ke khawatiran yang luar biasa.
Winter terdiam hingga tidak sadar ia menitikan air matanya. Ia menuju ke jendela dan menatap banyak bodyguard berjaga di depan.
Selain itu ia juga tau ada dua orang berjaga di depan kamarnya. Winter mendudukan dirinya di tepi ranjang dan menangis terisak menutup wajahnya.
Entah mengapa dadanya sakit, ia mengingkari lagi janjinya pada Karina dan anaknya. Ia mengatakan ia akan melawan, tapi ia hanya bisa menangis di dalam kamar ini.
Sudah cukup lama menangis, Winter berjalan kearah pintu dan mengetuk pintu itu..
"Ahjussi..." panggil Winter.
"Ahjussi, anda adalah seorang ayah kan?" ucap Winter terdengar terisak.
Pengawal yang mendengar itu langsung menoleh sedikit kearah pintu kamar itu.
"Ahjussi tau? pacar saya sekarang hamil. Saya akan menjadi ayah, tapi...saya tidak bisa. Dan saya di minta menggugurkan kandungannya. Gugurkan darah daging saya sendiri..." isak Winter.