Prolog

4.5K 174 10
                                    

"Kak Hesa sakit lagi, Ma?"

Anak laki-laki bertubuh mungil itu menatap seseorang yang lebih tua satu tahun di atasnya dengan pandangan sedih. Bibirnya mengerucut. Mata kecilnya bergantian melihat mama dan papanya yang tak melepaskan pandangannya pada sosok rapuh yang ada di atas ranjang rumah sakit.

"Iya, Dek. Maaf ya, kita nggak jadi rayain ulang tahun kamu hari ini. Ngalah dulu ya sama Kak Hesa?"

Bocah itu hanya mengangguk dengan polos tanpa menyadari bahwa kata mengalah itu akan selalu menjadi nama tengahnya hingga kelak dewasa menjemputnya.

Bibirnya bergetar, tak tega melihat sang kakak harus ditempeli dengan alat-alat mengerikan. Bahkan ia berpikir Mahesa layaknya robot. Bahkan tadi bocah itu sempat menangis karena takut ia juga akan ditempeli alat-alat medis itu.

"Mama, Adek pengin Kakak cepet sembuh."

Sang Mama yang masih menggenggam dengan lembut tangan si sulung pun hanya mengulas senyum sendunya. Tatapannya mengarah pada sosok gagah di depannya. Seorang pria yang telah menjadi pasangan hidupnya selama 7 tahun ini.

"Amin, Adek doain ya?"

Tbc


Everlasting Pain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang