Tertampar Fakta

812 70 7
                                    

MY WISHLIST:

- Camping pas ultah ke 17 bareng adek. Sama Nero dan Satria jg gpp ❌

- Makan mie instan kyk orang sehat lain bareng adek ❌

- Baikan sama adek ✔️

- Tidur bareng adek ✔️

- Ke seaworld sekeluarga ❌

- Bikin Papa Mama sayang adek dgn tulus

- Pergi ke Rumah Baca Jaysa bareng Adek ❌

- Bisa sekolah umum di sekolahnya adek ❌

- Bisa naik motor kayak adek ❌

- Sembuh biar bisa bareng adek dan mama papa lebih lama lagi ❌

Wishlist tambahan

- Jadi cahaya buat adek dan hidup selamanya bersama adek lewat mataku

Joana menyesal. Sebutan sebagai orang tua gagal baginya sangat cocok untuk mendeskripsikan sebesar apa kegagalannya dalam merawat anak. Setelah puas memeluk si bungsu, Joana dan sang suami langsung pulang. Wanita itu memilih kembali mengurung diri di kamar Mahesa. Namun sesuatu yang ia temukan membuat hatinya kembali hancur berkeping-keping. Sebuah note yang ditulis Mahesa mengalihkan perhatiannya.

"Ya Allah," Joana menyeka kasar air matanya, "maaf. Maafin Mama, Nak."

Keinginan putranya sangat sederhana. Orang yang sehat pasti bisa memenuhi keinginannya. Sekadar memakan mie instan saja Mahesa tak bisa mendapatkannya. Joana ingat kejadian di masa lalu saat ia memarahi si sulung karena diam-diam memasak mie.

Joana meradang. Ketika ia ingin pergi ke dapur untuk mengambil air putih, atensi Mahesa membuat kantuknya menguap begitu saja. Apalagi saat sebuah mie dengan porsi sedikit ada di hadapan sang putra.

"Hesa, siapa yang nyuruh kamu buat makan mie? Mama udah bilang, menu makan kamu udah diatur. Kalau kamu sakit, Mama dan Papa yang repot."

Mahesa menatap Joana dengan binar yang meredup, padahal tadi wajahnya seolah bersinar hanya karena semangkuk mie instan. Ada setitik air mata yang siap untuk runtuh.

"M-Mama, tapi makan sesendok aja nggak apa-apa. Please, sesendok aja."

Mahesa menyatukan kedua tangannya, mencoba meluluhkan hati sang mama. Namun Joana adalah si pemilik hati sekeras batu. Wanita itu dengan perasaan jengkel meraih mangkuk berisi mie yang siap untuk di makan menuju ke tempat sampah. Tanpa memedulikan Mahesa yang menatap makanan itu dengan tatapan kecewanya, Joana membuangnya.

"Ini semua demi kamu, Hesa. Kamu mau bikin Mama sedih kalau kamu kambuh?"

Alasan yang sama setiap kali Mahesa berusaha memberontak atas kekangan dari kedua orang tuanya. Dan ucapan itu selalu membuat Mahesa mengalah. Harapannya bisa memakan mie yang selalu ia idam-idamkan sejak dulu sirna. Cowok itu menurut saja saat Joana membimbingnya menuju kamar.

Joana baru menyadari sikapnya selama ini membuat Mahesa terbunuh secara perlahan. Bahkan tanpa sadar ia telah menyakiti hati sang putra lewat kata-kata yang keluar dari bibirnya.

Everlasting Pain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang