47. Dream

1.7K 255 78
                                    

Sepasang mata Rosé mengerjap terbuka. Mempersiapkan netranya menerima cahaya terang dari lampu, tetapi ternyata tidak ada sedikit pun cahaya yang masuk ke dalam matanya. Kondisi disekitarnya terlihat remang-remang.

Mengedarkan pandangannya, Rosé memeriksa sekitar. Kosong Tidak ada apapun didekatnya. Dia seperti berada di ruangan luas terbuka dan kosong.

"Dimana ini?" Gumam Rosé bermonolog.

Crik...

Terdengar suara rantai yang ditarik dari arah belakangnya. Gadis blonde itu berbalik. Mendadak sekujur tubuhnya membeku. Pupil matanya melebar menyaksikan pemandangan yang ada di depannya.

"A-apa yang..." Rosé tidak bisa berkata-kata. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali, tetapi sosok 'dirinya' dalam bentuk usia empat belas tahun itu tidak menghilang dari pandangannya.

Rosé mengamati sosok 'dirinya' itu. Dari ujung kepala sampai ujung kaki benar-benar terlihat sangat mirip dengan dirinya ketika masih remaja. Namun, sosok Chaeyoung yang berdiri berhadapan dengannya itu memiliki raut wajah yang begitu sendu. Seluruh kesedihan terpancarkan dari sana.

Gadis blonde itu menyipitkan matanya, lantas terkejut saat menemukan sesuatu hal yang aneh. Pada perut Chaeyoung terdapat sebuah rantai yang mengikatnya. Rantai itu tersambung ke belakang. Ujungnya tidak terlihat, hilang di kegelapan.

Merasa penasaran, Rosé mencoba melangkah mendekat, tetapi Chaeyoung bergegas mundur ke belakang. Ketakutan terlihat begitu kentara di wajahnya.

Rosé tidak lagi melangkah. Tetap berdiri di tempatnya. Ini benar-benar aneh. Sebenarnya dia ada dimana? Kenapa dia bisa bertemu dengan dirinya yang berusia empat belas tahun? Kenapa dirinya itu terikat pada sebuah rantai?

Begitu banyak pertanyaan muncul di dalam kepala Rosé. Dia menatap sosok Chaeyoung sekali lagi. Sambil memegang ikatan rantai di perutnya, Chaeyoung melihat takut-takut ke arah Rosé.

Mengenyahkan rasa bingung sekaligus takutnya---siapa pun pasti merasa takut berada dalam posisi seperti ini, melihat dirinya sendiri dalam bentuk berbeda usia---Rosé memilih berjongkok dihadapan Chaeyoung. Tersenyum menenangkan. "Jangan takut, aku tidak jahat. Aku tidak akan menyakitimu."

Mulut Chaeyoung terkunci rapat. Memandangi Rosé cukup lama. Gadis blonde itu maju satu langkah lagi, mengetahui reaksi yang diberikan oleh Chaeyoung. Sosok 'dirinya' itu juga ikut mundur satu langkah.

Rosé menghela napas tertahan. Sepertinya hanya sampai disini batasnya, dia tidak bisa berada lebih dekat lagi.

"Jika boleh tahu," Rosé membuka suaranya, menunjuk ikatan rantai di perut Chaeyoung. "Kenapa itu ada padamu."

Chaeyoung menunduk, melihat ikatan rantai yang ditunjuk oleh Rosé. Tangannya mencengkeram erat pada rantai tersebut. Lalu dia menggelengkan kepalanya lemah.

"Apa kau tidak merasa sesak dengan rantai yang mengikatmu itu?" Rosé bertanya lembut. Kali ini Chaeyoung menganggukkan kepalanya, bersamaan satu tetes air mata yang jatuh dari pipinya.

"Lalu, kenapa kau tidak melepaskannya?"

Terisak pelan, Chaeyoung menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Rosé. Melihat itu, gadis blonde tersebut mengerutkan dahinya.

"Kau tidak mau melepaskannya?"

Sekian kalinya Chaeyoung menggeleng. Namun, kali ini dia bersuara. Suaranya terdengar serak dan bergetar. "A-aku... Aku tidak bisa... Aku tidak memiliki kuncinya..."

"Kunci?" Rosé semakin bingung.

Sebagai jawabannya, Chaeyoung berbalik, memperlihatkan punggungnya pada Rosé. Dengan begitu Rosé bisa melihat sebuah gembok yang mengunci antara ikatan rantai pada perut Chaeyoung dengan rantai yang dibelakang sana.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang