One hour earlier...
Raejun menatap pemandangan Kota Seoul dimalam hari dari jendela raksasa yang ada di ruangannya. Pemilik perusahaan film terkenal itu memang memandang ke luar jendela, tetapi pikirannya menerawang pada hari dimana Rosé datang ke kantornya.
Saat itu, Raejun tidak memiliki petunjuk apa-apa tentang tujuan salah satu cucunya itu datang bertemu dengannya. Hal yang sangat jarang sekali dilakukan oleh cucunya tersebut, juga berlaku untuk Jisoo dan Jennie. Namun, begitu mereka bertemu dan berbicara, akhirnya Raejun mengetahuinya. Informasi yang disampaikan oleh Rosé benar-benar diluar dugaan.
Siapa sangka, ternyata cucunya yang merupakan soloist terkenal itu mengatakan bahwa Lisa, cucu terakhirnya yang dia cari selama sepuluh tahun terakhir, masih hidup. Pernyataan itu benar-benar membuatnya terdiam seribu bahasa. Saking terkejutnya Raejun tidak bisa mengeluarkan ekspresi apapun.
Selama Rosé berbicara, Raejun hanya diam mendengarkan. Tidak pernah menyela sama sekali.
Begitu penjelasan Rosé selesai, perlahan-lahan otak Raejun kembali bekerja dengan baik. Menghubungkan rangkaian peristiwa yang terjadi selama sepuluh tahun. Dan semuanya mulai terdengar masuk akal.
Pantas saja pihak kepolisian tidak pernah menemukan cucu terakhirnya itu dimana-mana. Ternyata selama ini Lisa menjalani kehidupan dengan identitas baru karena dia mengalami amnesia.
Selain itu, berkat penelusuran yang juga dilakukan oleh Rosé, setelah sepuluh tahun lamanya mereka berhasil mengetahui siapa sosok yang menemukan dan menyelamatkan Lisa. Sekaligus sosok yang juga menyembunyikan Lisa selama ini dari keluarga sesungguhnya.
Raejun mengusap wajahnya yang terasa kebas. Dunia ini benar-benar sempit. Ternyata selama ini, sekretaris pribadinya memiliki hubungan dengan sosok yang menyembunyikan Lisa tersebut.
Tok... Tok... Tok...
Bunyi ketukan pada pintu ruangannya membuat Raejun tertegun, sadar dari lamunannya. Dia memutar kursi. Menatap pintu yang berhadapan dari posisinya sekarang.
"Sajangnim, ini saya Yunhyeong." Terdengar suara Yunhyeong dari luar.
Raejun berdehem sejenak, melirik ke arah pintu. "Eoh, silahkan masuk."
Pintu itu terbuka, menampakkan sosok Yunhyeong yang melangkah masuk ke dalam ruangan luas milik Raejun. Yunhyeong berjalan menghampiri meja atasannya, menyerahkan setumpuk berkas yang ada pada tangannya.
"Aku baru saja selesai memeriksa laporan keuangan dari bagian keuangan. Semuanya sesuai dengan data yang tercatat."
Raejun memeriksa berkas tersebut sekilas, lalu menggesernya ke samping, menganggukkan kepalanya. "Ne, kamsahamnida, Yunhyeong-ah."
"Apa ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan, Sajangnim?" Yunhyeong bertanya sopan.
Pemilik perusahaan film terkenal itu memandangi Yunhyeong sejenak. "Ani, geundae... Ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Duduklah."
Meskipun dilanda kebingungan, tetapi Yunhyeong tetap mengikuti perintah atasannya. Berharap didalam hati semoga tidak ada berita buruk yang menimpanya.
"Sebelum itu, izinkan aku menceritakan sesuatu peristiwa kepadamu. Yaitu peristiwa kecelakaan yang menimpa anak laki-laki, menantu, serta cucu terakhirku pada sepuluh tahun yang lalu."
Maka mengalirlah cerita Raejun. Sementara Yunhyeong, dia duduk diam mendengarkan dari awal sampai akhir, sekali pun tidak pernah memotong atau menyela. Hingga tiba pada penjelasan yang membawa nama adik perempuan angkatnya, kedua pupil mata Yunhyeong melebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...