23. Study Tour

1.6K 261 49
                                    

Incheon International Airport
South Korea

Hari yang ditunggu-tunggu oleh sejumlah mahasiswa jurusan fashion design, dimana hari ini mereka akan pergi ke Paris untuk melakukan study tour. Cukup banyak yang berpatisipasi dalam kegiatan tersebut. Supaya lebih teratur para mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang didampingi oleh satu orang dosen. Satu kelompok terdiri dari sepuluh orang.

"Annyeonghaseyo, yeorobun! Lihat sekarang kami ada dimana? Benar, kami saat ini ada di bandara Incheon untuk berangkat ke Paris. Yeay!"

Lalice segera menyingkir dari Jihyo. Teman satu jurusannya itu tengah mengangkat ponselnya tinggi-tinggi, kameranya dalam keadaan menyala. Sekarang Jihyo terlihat seperti youtuber terkenal dengan kacamata hitam besar yang bertengger di hidungnya.

"Kami pergi ke Paris dalam rangka melakukan study tour. Selama berada disana aku akan ditemani oleh teman dekatku, Song Lalice. Halo, Lalice-ya." Jihyo mengarahkan ponselnya pada Lalice.

Gadis berkacamata itu memutar matanya, mendorong Jihyo sejauh mungkin. "Berhenti merekam sebelum aku melempar ponselmu ke tempat sampah."

"Kau menyebalkan." Jihyo mendengus. Setelah itu dia berjalan mendekati Hye Kyo, kembali memasang senyum lebarnya. "Dan terima kasih aku ucapkan kepada Hye Kyo-ahjumma yang telah mengantarkan kami ke bandara. Ahjumma, bilang 'halo' kepada kamera."

"Halo." Hye Kyo melambaikan tangannya, memberikan senyum terbaiknya.

Jihyo tertawa. Melanjutkan kegiatan merekamnya. Kali ini dia memperlihatkan tas serta koper yang dibawa. Menjelaskan apa-apa saja yang ada di dalamnya.

"Memangnya Jihyo memiliki saluran youtube?" Tanya Hye Kyo kepada Lalice yang sedang memeriksa tiket dan paspor miliknya.

"Tidak juga," Lalice menggeleng singkat. "Dia melakukan itu hanya untuk kenang-kenangan."

Mulut Hye Kyo membulat, kepalanya mengangguk-angguk. Hari ini kebetulan dia mendapat jadwal libur, jadi dia bisa mengantar Lalice dan juga Jihyo ke bandara. Hye Kyo masih menemani mereka. Kedua mahasiswi jurusan fashion design itu belum masuk ke dalam, mereka harus menunggu instruksi dari dosen.

"Oke, rombongan study tour jurusan fashion design agar dapat berkumpul pada sumber suara."

"Sepertinya kami harus pergi, eommeoni." Lalice menyimpan paspor dan tiket miliknya dengan baik-baik.

Hye Kyo menganggukkan kepalanya, memeluk Lalice dengan erat sebelum berpisah. "Begitu kau sampai, jangan lupa kabari aku. Arasseo."

"Ne," Lalice membalas pelukan Hye Kyo. Sedikit terdiam karena tidak merasakan kehangatan yang sama saat dia memeluk Rosé.

"Kau orang pertama yang aku hubungi begitu aku sampai, eommeoni." Sambung Lalice setelah mengurai pelukan mereka. Memberikan sebuah senyuman tipis.

"Selalu juga dirimu saat berada di Paris, Lalice-ya." Ucap Hye Kyo lembut. Mengusap pipi Lalice dengan penuh kasih sayang.

"Tentu saja. Kalau begitu, aku pergi dulu." Pamit Lalice sambil mengambil tas dan kopernya. Hye Kyo tidak mengatakan apapun, tetapi dia memberikan sebuah anggukan. Senyuman tidak pernah luntur dari wajahnya. Meski sekarang kedua matanya terlihat berkaca-kaca.

"Ya, Park Jihyo!" Lalice memanggil Jihyo yang masih sibuk merekam. Gadis bermarga Park itu menoleh, lantas terbirit-birit membawa tas dan kopernya saat melihat tatapan tajam Lalice.

"Sampai jumpa lagi, Hye Kyo-ahjumma!" Jihyo melambaikan tangannya kepada ibu angkat Lalice tersebut. Hye Kyo tertawa pelan, membalas lambaian tangan Jihyo.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang