48. Flashlight

1.6K 278 80
                                    

Selama dua hari menghilang tanpa kabar, hari ini secara tiba-tiba muncul sebuah berita yang mengejutkan Minnie. Melalui video yang tersebar dari internet, akhirnya gadis berdarah Thailand itu mengetahui keberadaan sahabat terdekatnya tersebut. Dan kabar yang dia dapatkan adalah kabar buruk.

Sekitar satu hari yang lalu, Lalice atau Lisa diketahui mengalami kecelakaan. Seorang pengemudi mobil sport yang diketahui dalam keadaan mabuk dan menggunakan obat-obat terlarang melakukan banyak pelanggaran lalu lintas, termasuk salah satu diantaranya adalah menerobos lampu merah sehingga menabrak mobil yang dikemudikan Lisa ketika melaju di persimpangan.

Terlalu panik, Minnie kesulitan mencari informasi lokasi tempat sahabatnya itu dirawat. Setelah lewat satu hari, siang ini dia baru sadar bahwa dirinya memiliki nomor kontak Rosé, kakak kembar Lisa.

Minnie awalnya sedikit ragu menanyakan tentang kondisi Lisa pada Rosé, takut soloist terkenal itu merasa sedih. Mau bagaimana pun, kecelakaan merupakan sebuah kejadian yang cukup membuat Rosé dan juga kedua kakaknya trauma.

Namun, setelah mencoba bertanya melalui pesan teks, ternyata balasan yang dikirimkan oleh Rosé cukup cepat. Soloist terkenal itu bahkan menjelaskan rute letak ruang ICU secara rinci.

Sore hari, seusai kegiatan perkuliahan, Minnie serta Jihyo yang juga ingin menjenguk Lisa, datang ke rumah sakit menggunakan bus. Mereka berhenti di halte terdekat, lalu meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh beberapa meter.

Minnie dan Jihyo mekangkah masuk ke dalam gedung rumah sakit. Sesekali mereka melihat ponsel Minnie, mengikuti arahan yang diberikan Rosé, serta papan penunjuk arah yang terdapat di setiap sudut rumah sakit.

Sempat tersesat beberapa kali, akhirnya kedua mahasiswi itu berhasil menemukan ruangan ICU. Mereka berjalan mendekat.

Melihat Rosé yang duduk sendirian di sana, menimbulkan pertanyaan dalam benak Minnie dan juga Jihyo.

"Rosé-ssi." Panggil Minnie ketika jarak mereka sudah dekat.

Gadis blonde itu menoleh, tersenyum tipis kepada kedua teman Lisa tersebut. Maskernya sudah di lepas sejak tadi. Merasa pengap saat mengenakannya terlalu lama.

"Annyeonghaseyo," Minnie dan Jihyo serentak membungkuk singkat kepada Rosé.

"Ne, annyeonghaseyo, Minnie-ssi..." Soloist terkenal itu menatap Jihyo. Tidak mengingat nama teman Lisa yang satu lagi. Selama ini dia hanya berkomunikasi dengan Minnie.

"Jihyo, namaku Park Jihyo." Ucap Jihyo yang langsung mengenalkan dirinya.

"Ah, ne, Jihyo-ssi." Rosé menganggukkan kepalanya kaku. Merasa canggung sekaligus bersalah karena tidak mengingat nama Jihyo. "Jeosonghaeyo."

Gadis bermarga Park tersebut tersenyum, menggelengkan kepalanya. "Gwenchanayo, Rosé-ssi."

"Bagaimana keadaan Lalice... Maksudku Lisa, Rosé-ssi? Apa kondisinya sudah mulai membaik?" Tanya Minnie langsung tanpa berbasa-basi.

Perasaannya tidak tenang sejak mengetahui Lisa masuk ruangan ICU. Setiap orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut, merupakan kategori pasien yang membutuhkan perawatan khusus dan memiliki kondisi yang serius.

"Lisa, sampai saat ini masih belum sadar..." Pandangan Rosé terarah pada pintu ruangan ICU. Sekilas wajahnya tampak sendu, tetapi sedetik kemudian dia kembali tersenyum. "Tetapi kondisinya sudah mengalami peningkatan."

Minnie sekaligus Jihyo mengangguk mendengar penjelasan Rosé. Ingin bertanya mengenai kondisi Lisa lebih rinci, tetapi sekali lagi mereka tidak ingin membuat kakak kembar Lisa itu merasa sedih.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang