10 years later...
Seoul, South Korea
10.00 KST"Penyanyi solo Rosé hari ini memperingati satu tahun debutnya dibawah naungan BP Entertainment."
Sebuah televisi LED berukuran besar menyala, menampilkan siaran berita. Seseorang pewarta wanita baru saja menyampaikan berita terkini. Di depan televisi, lebih tepatnya di sebuah sofa empuk, duduk seorang gadis berambut blonde. Gerakan tangan gadis itu yang sedang memetik senar gitar terhenti mendengar ucapan pewarta barusan.
Kedua matanya memperhatikan layar televisi yang sempat dia abaikan sejak tadi. Berhenti sejenak dari pekerjaannya menyusun balok-balok nada menjadi sebuah partitur musik. Berita di televisi lebih menarik dibandingkan menyelesaikan lagu baru miliknya.
"Selama satu tahun terakhir sudah begitu banyak pencapaian yang diraih oleh Rosé. Baru-baru ini soloist yang memiliki nama asli Kim Chaeyoung itu berhasil memenangkan penghargaan di suatu acara musik. Hal ini membuktikan bahwa kepopularitasan soloist tersebut semakin meningkat. Dan tentu saja memberikan dampak baik bagi finansial BP Entertainment."
Tampilan televisi kini berganti. Memperlihatkan angka-angka, data-data, serta potongan video dari gadis blonde itu yang sedang menyampaikan pidato saat menerima piala penghargaan.
Kim Chaeyoung, atau sekarang lebih dikenal dengan nama Rosé tersebut, tersenyum tipis memandang layar televisi. Itu benar. Hari ini, pada tanggal yang sama satu tahun yang lalu, Rosé melakukan debutnya sebagai seorang soloist. Setelah menjalani masa trainee yang sama sekali tidak mudah selama tiga tahun, Rosé mampu mewujudkan impiannya menjadi seorang idol.
Berbagai tantangan dan rintangan telah Rosé lalui, hingga dia berhasil sampai di posisinya sekarang. Berjuang mati-matian, tanpa kenal kata menyerah. Berkat perjuangannya itu, Rosé kini mendapat popularitas, cinta dari banyak penggemar, dan kekayaan yang bisa dikatakan tidak sedikit.
Disaat semua orang merasa iri dengan kehidupan yang dijalani oleh Rosé. Pada lubuk hatinya yang paling dalam, Rosé merasa begitu kosong. Ada bagian di hatinya yang sampai kapan pun tidak akan pernah bisa terisi lagi. Seakan semua yang dia miliki saat ini tidak ada artinya.
Helaan napas pelan keluar dari mulut Rosé. Gadis itu sudah tidak tertarik lagi dengan berita yang ada di televisi. Kembali meneruskan pembuatan lagu barunya. Berusaha untuk fokus ketika kepalanya dipenuhi oleh bayang-bayang kejadian yang menjadi mimpi buruk abadinya.
"Berita selanjutnya," Siaran berita itu masih berlangsung. Sang pewarta sudah berpindah ke berita yang lain. "Datang dari dunia fashion. Tidak hanya Rosé yang sukses dalam menempuh karirnya sebagai seorang soloist, salah satu kakaknya juga mampu menguasai dunia permodelan, bahkan berada di tingkat internasional."
Deg!
Tubuh Rosé seketika menegang. Raut wajahnya yang tadi tenang, dalam waktu singkat berubah menjadi penuh ketakutan. Kedua bola matanya bergetar saat bayangan kejadian lain muncul di kepalanya secara tiba-tiba, tanpa dia harapkan.
"Beberapa hari yang lalu, Kim J--"
Secepat mungkin Rosé menyambar remot televisi yang berada di dekatnya, lalu mematikan benda tersebut. Gadis blonde itu berhasil mematikannya tepat waktu, sebelum pewarta itu benar-benar menyebutkan nama yang paling tidak ingin dia dengar selama ini.
Rosé melempar remot itu ke sembarang arah. Kedua mata gadis blonde itu terpejam erat. Napasnya terdengar memburu. Kejadian itu semakin terputar jelas di dalam kepalanya.
"M-mworago..."
"Ya! Katakan kepadaku, Kim Chaeyoung!"
"A-aku mohon jangan lagi..." Lirih Rosé dengan kedua tangan yang sudah menjambak rambut blonde-nya. Kepala Rosé tertunduk dalam, terus menggeleng. Tubuhnya gemetar. Sangat terlihat jika mental soloist itu sedang terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...