Setelah satu minggu libur kini Liena dan Isfi mulai kembali PKL.
"Fi, nanti kita mau ngapain ya, di kantor?"
"Menglontay! Ya lanjut projek kemaren lah. Aneh lo." Isfi mendelik pada Liena.
Liena hanya mengangguk.
Memasuki kantor Liena dan Isfi melempar senyum ramah pada orang-orang yang dilewatinya. Mengucapkan selamat pagi atau permisi.
"Assalamualaikum," ucap Liena. Ruangan masih kosong karena waktu memang masih menunjukkan pukul 07:50. Sedangkan jam masuk kantor pukul 08:00.
Ditinggal libur seminggu ternyata membuat ruangan sedikit berdebu. Liena langsung menaruh tas nya dan mengambil sapu. Isfi mengambil kemoceng yang tergantung di dekat tangga.
"Na Na Na, liat. Beuh, rapiin rambutnya ke belakang dong. Buset, damage nya sampe sini, A. Meleleh nih." Bukannya membersihkan kaca tersebut Isfi malah menyangga dagunya dan melihat pemandangan di bawah. Anak-anak TKJ yang hampir cowok semua.
"Lilin kali ah, meleleh."
Usai menyapu Liena membuka tas nya dan mengeluarkan laptop. Suara ketukan tangga yang dipijak membuat Isfi buru-buru menyelesaikan kegiatan nya. Ia turut membuka laptopnya dengan segera.
"Assalamualaikum. Dari tadi kalian?" Perempuan yang sering mereka panggil Bu Anna nampak tersenyum ke arah mereka.
"Waalaikumussalam. Baru sampai, Bu," kompak Liena dan Isfi.
Anna hanya mengangguk. Duduk dan mulai membuka laptopnya.
"Eh, gimana kalian? Ada kendala?" Tanya Anna memutar kursi nya ke arah Isfi yang memang berdampingan dengan Anna.
"Masih nyari solusi error yang kemarin sih, Bu. Selebihnya kita masih oke, bisa gitu, Bu," jawab Liena yang diangguki Isfi.
"Oalah. Nanti ibu kirim link playlist sama materi yang akan jawab error kalian. Ibu kirim ke Liena aja ya. Nanti bagi sama Isfi."
"Eh, iya nanti setelah dzuhur Ibu minta tolong anter ke Lanud dong. Siapa aja deh diantara kalian. Yang penting ikhlas. Hehe."
Liena dan Isfi ikut terkekeh. Pembimbingnya ini tipe orang yang santai. Tawa dan senyumnya tak pernah tak hadir di setiap hari saat mereka bertemu. "Siap, Bu," sahut Liena.
Setelah mendapat link yang diberikan Anna segera Liena juga Isfi mengeksekusinya.
Liena tampak mengeluarkan sebuah buku juga pulpen.
Gue atau lo?
Liena menyodorkan buku tersebut ke samping. Isfi yang mulai tahu kebiasaan baru mereka jika berdiskusi disini menarik buku tersebut.
Lo aja. W kn lgi pms. MAGER
Liena mengangguk dan mengacungkan jempol kanannya.
Time to silent.
***
Waktu dzuhur yang biasa digunakan ISoMa oleh pegawai perusahaan digunakan Anna dan Liena ke Lanud Husein Sastranegara.
Mata Liena tak henti berputar melihat-lihat Layanan Udara yang dipijaknya ini. Selama tinggal di Bandung ia hanya menerka-nerka isinya seperti apa.
Oh, gini dalemnya ya.
Tadi Anna menyuruh ia untuk duduk sebentar. Tapi, kini sudah 20 menit dirinya duduk. Anna tak kunjungi menghampiri nya. Mau ngobrol gak ada temen ngobrol. Main handphone juga gak seru. WhatsApp sepi. Instagram apalagi. Miris banget jomblo karatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Soldier, please!
Teen FictionPokoknya berdoa itu yang jelas. Jangan kayak Liena yang asal minta bahkan memohon tanpa tahu nanti ketemunya gimana dan kayak apa. Ya, meski akhirnya dipepet juga sih. *** Welcome to Meet Military Police versi new! Judulnya doang padahal yang baru...