"Akhirnya!"
"Sidang usai ada UAS dan Uprak menanti."
Liena mengangguk-angguk lesu membenarkan. Mereka baru saja selesai sidang setelah laporan mereka di ACC. Berkat Arthur tentunya. Baru sidang dua minggu setelahnya karena ada beberapa siswa dari jurusan TBSM (Teknik Bisnis dan Sepeda Motor) yang memang sudah dijadwalkan sidang pada hari-hari tersebut. Tadi saja Liena dan Isfi disaksikan anak-anak TBSM yang akan sidang juga.
"Eh, foto dong," ajak Isfi sambil menghidupkan kamera di handphonenya.
Liena mengangguk antusias. "Yuk!" Ia tersenyum saat Isfi mengarahkan kamera nya ke arah wajah mereka. Liena langsung menyamakan tinggi nya dengan Isfi. Beberapa jepretan mereka lakukan hingga saling memfoto kan satu sama lain.
Dan Liena langsung mengedit fotonya yang tengah berdiri sambil memegang laporan menjadi sebuah video. Dengan back sound yang mendukung, filter nya cantik, template nya oke. Pokoknya gak kayak Arthur waktu itu.
Liena tersenyum puas melihat hasil nya lalu ia upload ke WhatsApp. Ia lirik Isfi yang tengah fokus mengetik. Sembari menunggu Isfi selesai Liena mematut diri di depan kaca hitam Ruang Praktek Siswa sambil tersenyum lebar.
Hari ini dia merasa cantik dan rapi sekali. Kerudung hitam yang di tali kan ke belakang dengan rapi hingga pipi chubby nya terangkat, kemeja putih dan rok hitam yang disetrika nya dengan rapi, lalu flatshoes hitam yang bermanik mutiara di bagian jari-jari kakinya semakin membuat ia merasa sangat cantik. Apalagi sentuhan lipbalm di bibirnya yang Isfi oles detik-detik sebelum sidang. Rasanya Liena tak mau mengganti bajunya. Ia ingin seharian memakai setelan seperti ini.
"Berasa kek model pasti tuh."
Liena tertawa mendengar Isfi yang tiba-tiba berucap. "Kalo kayak gini gue kek tinggi banget," ucap Liena sambil memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
"Lo emang cewe paling tinggi kali di kelas," balas Isfi.
"Iya juga." Liena merapikan kemeja nya lalu tersenyum tipis ke arah kaca. Kemudian ia menoleh ke belakang dimana Isfi tengah menyandarkan punggungnya ke tembok.
"Ke kelas yuk!" Ajak Liena yang diangguki Isfi. Mereka lalu berjalan berdampingan ke kelas.
Tanpa Liena tahu kaca tersebut ternyata tembus pandang. Seorang pria yang tepat duduk di samping kaca tersebut dan melihat semua perilaku Liena tersenyum tipis. "Baru tahu gue di RPL ada yang semanis dia," gumam nya yang masih tersenyum tipis.
"Galang Razka Ananda. Giliran kamu."
"Siap!"
Di sisi lain Liena dan Isfi disambut tepuk tangan riuh karena dua manusia yang PKL paling terakhir akhirnya sidang juga.
Tapi, itu tak lama karena mereka kembali membahas yang ke sekian kalinya perihal jalan-jalan bersama."Oke!" Arkana menatap teman-temannya setelah diskusi selesai. "Deal, Lembang ya?"
Dan semua yang ditatap hanya mengangguk.
"Jadi, cewek nginep di rumah Injani cowok di rumah Gio. Kalo dihitung dari sekarang berarti 2 setengah minggu lagi, kan?" Tanya Arkana sambil melihat kalender di pojok kelas.
"Heem," jawab Liena karena semua temannya hanya terdiam.
"Dan seperti biasa cewek dilarang bawa motor," ucap Arkana.
"Biar Aa yang bawa." Asep menepuk-nepuk dadanya bangga.
Dirasa diskusi sudah selesai semua langsung berpengaruh menjadi dua kubu. Kubu perempuan dan kubu laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Soldier, please!
Teen FictionPokoknya berdoa itu yang jelas. Jangan kayak Liena yang asal minta bahkan memohon tanpa tahu nanti ketemunya gimana dan kayak apa. Ya, meski akhirnya dipepet juga sih. *** Welcome to Meet Military Police versi new! Judulnya doang padahal yang baru...