11] Senin dan ceritanya

1.8K 95 3
                                    

"Jangan banyak makan seblak atau mie. Kalo lapar makan kue kue ini atau chat saya."

"Kalo udah di chat mau di apain?"

"Ya, saya suruh kamu masak."

"Lawak." Liena menepuk tangan Arthur yang tengah memakai helm. Ia ikut tersenyum saat Arthur tersenyum hingga  deretan giginya terlihat.

"Saya pulang. Assalamualaikum." Arthur melajukan motornya setelah menoleh pada Liena sebentar lalu menutup kaca helmnya.

"Waalaikumussalam." Liena dadah-dadah sampai Arthur tak terlihat oleh kedua matanya. Senyumnya tak luntur sedikitpun apalagi melihat belanjaan di tangannya. Ia dibelikan Arthur beberapa cemilan dan buah-buahan. Kresek hitam dari warung Teh Ina yang Liena kira jajanan Arthur juga diberikan padanya. 

"Dari awal kek lo ketemu sama Pak Arthur. Kan, gak akan hemat mati-matian kita," ucap Isfi yang sedari tadi hanya bersandar di tembok menyimak Arthur dan Liena.

"Yeuh, emang bisa request gue ketemu sama dia nya kapan," sahut Liena berjalan di belakang Isfi.

Saat membuka gerbang tak ada satupun motor yang biasanya terparkir rapi. Pantas Arthur leluasa memasukkan motornya ke dalam. Setelah dapat ijin dari pemilik kost tentu nya. Tak seperti saat mengantarkan Liena pas keserempet motor. Main masuk nyelong aja tanpa ijin.

"Gue mandi duluan, Fi." Liena langsung masuk ke dalam kamar mandi setelah pintu kost dibuka. Isfi hanya mengangguk dan memilih rebahan di atas kasur.

Tak ada obrolan usai mereka sudah bersih-bersih diri. Baik Liena dan Isfi hanya diam dengan kegiatan nya masing-masing. Liena yang menunggu waktu maghrib hingga isya di atas sajadah dan Isfi yang tengah halangan langsung serius dengan game di handphonenya.

Selepas isya barulah Liena merebahkan tubuhnya di atas kasur. Matanya sudah mulai ingin tertutup rapat untuk tidur.

"Lo mau tidur?" Tanya Isfi yang aneh melihat Liena yang sudah siap memejamkan mata di jam 19:50.

"Mau ngebolang gue," jawab Liena asal sambil memejamkan matanya.

"Biasanya juga tidur jam sembilan lo. Capek lo abis jalan sama Om Om?" Isfi yang melihat Liena sudah memejamkan mata ikut menarik selimut nya.

"Nah, lo tau," gumam Liena.

Buru-buru Isfi matikan lampu. Biar apa? Ya, biar hemat. Listrik di sini menggunakan pulsa soalnya.

Saat Liena akan menarik selimut nya hingga dada Isfi langsung merebutnya dan melempar kan selimut nya pada Liena. Alasannya ialah karena selimut Liena wangi baru di cuci. Punya Isfi mah boro-boro. Selama ia di sini belum pernah selimut nya di cuci.

"Selamat malam Om Abi. Semoga mimpiin Liena Auleka yang cantik jelita sejagat raya Indonesia," gumam Liena dengan senyum tipisnya dan matanya yang terpejam.

Isfi langsung memunggungi Liena. "Eoh. Sungguh alay."

***

Setelah Sabtu Minggu mereka gunakan hanya berleha-leha di dalam kamar. Menghabiskan makanan yang Arthur belikan hingga hanya tersisa satu roti rasa coklat dan nastar instan rasa nanas. Di pagi hari Senin yang masih menunjukkan pukul 05:50 ini Liena tengah berbelanja di warung yang menyediakan sayur mayur dan lauk pauk yang tak jauh dari kostan. 

That Soldier, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang