12] Fokus dan lupakan sejenak

1.7K 90 11
                                    

"Na, beli es krim dulu dong. Haus nih."

"Es terus! Tadi malem es, pagi es, siang es. Sekarang es lagi. Awas aja lo demam. Gak akan gue urus!" Liena meninggalkan Isfi yang akan berbelok ke arah warung yang menjual es krim.

Mereka baru saja pulang PKL dan memilih memutari jalan yang dua kali lipat lebih lama dari jalan biasanya untuk mencari makan malam nanti.

"Bawel banget. Efek gak dikabarin, Om Abi tuh," ucap Isfi menyusul Liena.

Liena hanya mendengus. Memang benar Arthur sudah tak ada kabar 3 hari ke belakang. Terakhir saat mentraktirnya makan dan memberikan dirinya cemilan. Setelahnya hilang entah kemana.

"Na, serius nih. Lo sama Om Abi beneran jadi?" Tanya Isfi menatap Liena dengan tatapan serius nya.

Liena hanya mengedikkan bahu tak tahu. Ia juga bingung. Katanya Arthur memang menyukai nya. Lalu pernah menyinggung soal lamaran. Tapi jika ditanya apakah ia serius dengan itu jujur Liena tak terlalu serius. Ia hanya menganggap ini sebuah keberentungan saat PKL.

Ditambah profesi Arthur, pangkatnya yang baru Liena ketahui cukup tinggi dari google, tampangnya apalagi. Bukan kah itu lebih dari cukup untuk sekedar mengumpulkan lalu menyaring mana yang benar-benar pantas untuk di ajak pengajuan nanti? Ini sering seliweran di tiktok. Entah Kenapa fyp nya itu dipenuhi dunia militer sejak kehadiran Arthur.

Anggaplah otaknya itu di stir fyp. Tapi, memang benar adanya.

Isfi berdecak mendapati Liena yang hanya diam. "Gue bingung banget sih sama lo. Kadang excited kadang nggak kalo ngomongin Om Abi. Gimana sih," gerutu Isfi menoleh ke arah jalan sekilas.

"Tumben gak padet nih, jalan," ucap Isfi yang membuat Liena menoleh ke arah jalan di sampingnya. 

Matanya terbuka sempurna saat melihat mobil reo TNI AU melintas di sampingnya. Ada kah Arthur di sana? Jika ada ia hanya ingin menanyakan kebiasaan Arthur kenapa suka muncul tiba-tiba lalu hilang tiba-tiba pula. Dedemit juga bukan.

"Pak tentara! Ada yang namanya Abi nggak?! Ini temen saya kasian gak dapet kabar 3 hari!"

Liena memejamkan mata dan menutup kedua telinganya saat Isfi teriak dengan sekuat tenaga. Buru-buru ia menutup wajahnya dan berlari menjauh dari Isfi. "Bukan temen gue. Bukan temen gue!"

"Nggak ada! Adanya calon masa depan kamu sama temen mu!"

Liena makin menutup rapat wajahnya saat mendengar balasan dari salah satu tentara di mobil reo. Malunya ia.

"Lo malu-maluin banget sih!" Ucap Liena tertahan mendapati Isfi berjalan cepat menyusul ke arahnya.

"Loh, malu-maluin gimana? Gue tuh, cuma bantu lo. Siapa tau di sana bener ada Om Abi alias Pak Arthur. Loh, iya! Nama Abi kan cuma dari lo seorang. Yah, lupa gue." Isfi mendesah kecewa saat sadar ia salah panggil nama.

"Kalo dari gue seorang lo jangan ikut manggil dia Om Abi, lah," ucap Liena saat mobil reo itu sudah hilang dari pandangannya. Untung gak berhenti itu mobil.

"Iya deh. Pak Arthur not Om Abi."

Liena kembali diam. Ia kini sibuk mencari-cari makanan yang cocok di jadikan makan malam. Matanya memicing saat membaca plang soto ayam di seberang jalan yang cukup sepi.

That Soldier, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang