55] Mama, Papa

2.1K 127 45
                                    

Om Suami❤️‍🔥💋

Saya jalan pulang

Liena terkekeh membaca pesan tersebut. Suaminya itu jika sedang marah pasti mengganti panggilannya sendiri dengan Saya bukan Mas seperti biasanya. Padahal hanya perkara hal kecil.

Pagi hari saat Liena sedang memasak, bawang merah habis dan kebetulan tukang sayur komplek melintas di depan rumahnya. Segera Liena ambil kerudung dan buru-buru ke depan.

Setelah membeli bawang Liena di hadang di ruang tamu oleh suaminya yang tengah menatapnya datar.

"Habis dari mana kamu?"

"Beli bawang, Mas. Kenapa? Kangen?" Tanya Liena dengan pd.

"Coba liat apa yang kamu pake." Arthur menunjuk tubuh Liena dengan dagunya.

Sontak Liena menunduk. Matanya tak melihat sesuatu yang aneh. Ia pun kembali mendongak. "Aku pake baju, Mas. Kenapa sih?"

Arthur mendekati Liena dan menarik baju yang Liena pakai. "Ini daster. Mas, udah bilang jangan pernah ke luar rumah pakai daster," ucapnya pelan namun terkesan menusuk.

"Oooh. Perkara daster. Ya, maaf sih Mas. Aku kan buru-buru takut tukang sayurnya pergi," balas Liena santai.

"Tapi, kamu kan bisa ganti baju," ucap Arthur.

"Ya, nggak keburu dong."

"Keburu. Kamu kan bisa nyuruh Mas."

"Mas, lagi mandi gimana aku nyuruhnya."

"Ya, panggil."

"Ya, aku nggak inget sama nggak sempet. Lagian daster yang aku pake juga panjang, Mas. Semua aurat aku ketutup." Liena menunduk melihat mata kakinya yang tertutupi daster. Lalu ia mendongak dan tersenyum pada Arthur. "Ya, kan?"

Arthur berdecak lalu melengos ke dalam kamar. "Tau, ah. Pusing saya kalo debat sama kamu."

Liena melengkungkan bibirnya ke bawah. "Yeuh, bilang aja bete karena aku lagi datang bulan."

"Itu tau!" Teriak Arthur dari dalam kamar.

Adu mulut tadi pagi sebenarnya lucu-lucu nggak. Lucunya Liena tau suaminya itu ingin marah tapi, nggak mungkin juga menyalahkan datang bulan. Nggak nya itu semua daster di lemari Arthur sembunyikan entah di mana. Liena sampai ubek-ubek seisi rumah tapi, gak ketemu.

Suara pintu yang dibuka membuat Liena reflek menoleh ke arah pintu. Buru-buru ia sembunyi di balik sofa lalu jongkok. Liena penasaran apa suaminya itu akan memanggil-manggilnya seperti biasa jika tak terlihat oleh matanya. Namun, nyatanya Arthur hanya celingak-celinguk mencari keberadaannya dan membuka semua pintu yang ada di dalam rumah tanpa mau memanggilnya.

Liena terkikik tanpa suara. Padahal jika tadi suaminya itu menengok saja ke kiri pasti dirinya terlihat. Emang dasar lagi marah aja sampai nengok pun gak mau.

Sedangkan Arthur yang lelah mencari sang istri akhirnya masuk ke dalam kamar mandi. Usai mandi ia bingung mencari dimana handuknya. Handuk istrinya pun tak ada.

Arthur menghela nafas. "Balas dendam ternyata," gumamnya. Dengan malas ia memakai kembali celana pendeknya lalu keluar.

Liena sudah berdiri sambil membawa baju ganti dan handuk di tangannya. Arthur hanya menatapnya datar. Telat bosss.

"Mau mana? Baju, handuk atau ... aku?" Tanya Liena dengan senyum nakalnya. Tak lupa kedua alisnya yang naik turun.

"Makan," jawab Arthur spontan. Karena perutnya memang sudah keroncongan dari tadi.

That Soldier, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang