Salsa sedang berdiri di depan wastafel untuk mencuci piring setelah tadi sarapan bersama dengan ronald. Pagi ini mereka akan pergi ke kampus bersama. Salsa baru saja menyelesaikan semua UASnya, jadi hari ini ia hanya akan mengumpulkan tugasnya untuk kekurangan nilainya di beberapa mata kuliah.
Salsa tersenyum saat merasakan tangan ronald yang hangat kini melingkar di perutnya. Pria itu kini sedang memeluknya dari belakang.
"Sal lo pake shampo apa sih wangi banget" ucap ronald dengan wajahnya kini yang mengendus ke rambut salsa.
"Kenapa ? lo mau pake shampo yang sama kayak gue ?"tanya salsa. Namun bukannya menjawab kini salsa mengedikan bahunya saat ronald kini turut mengendus ke lekukan lehernya.
"Ron! Gue belum beres nyuci piringnya" salsa mengeluhkan sikap ronald yang kini bahkan mengganggunya.
"Cepetan dong"
"Emang mau apa ?" tanya salsa
"Kangen, pengen pelukan" balas ronald manja bahkan kini ia mengecup bahu salsa dari belakang.
Salsa sempat memelototkan matanya sebentar "udah minta secara frontal yah sekarang"
Ronald terkekeh pelan "iya dong, ngomong aja langsung, udah gak perlu modus-modus lagi"
Dan tadi ronald bilang apa ? kangen katanya ? Kangen bukannya untuk orang yang jarang bertemu ? Sedangkan setiap hari ronald selalu berada di apartemennya.
"Ya udah lepas dulu, biar cepet beres" ucap salsa dan ronald menurut ia langsung melepaskan pelukannya terhadap salsa.
Ronald duduk di kursi bar dan ia memilih memainkan ponselnya. Bahkan setelah salsa membereskan pekerjaannya, ronald masih fokus terhadap ponselnya. Salsa mendengus pelan dan memilih bersiap-siap untuk segera pergi ke kampusnya.
"ayo!" ajak salsa. ronald mendongakkan kepalanya melihat ke arah salsa yang terlihat sudah siap.
"eh mau kemana ?"
Salsa memutar bola matanya "pertanyaan retorik yah, ke kampus lah. Masih aja nanya"
"'loh bukannya mau pelukan dulu ?" tanya ronald dan dibalas cibiran oleh salsa.
Salsa melangkahkan kakinya hendak menyentuh pintu apartemennya, namun langkahnya terhenti saat ronald kembali memeluk tubuhnya dari belakang.
"mau kabur hmm ?" tanya ronald yang kini ia mengendus leher salsa yang wangi dan membuat ronald kecanduan itu. salsa bergidik geli saat nafas ronald mengenai lehernya.
"udah ah, nanti telat" salsa berusaha melepaskan tangan ronald yang masih melingkar di perutnya, namun ronald masih enggan melepaskan pelukannya.
"ayolah ron, lo mau gue gak keburu ngumpulin tugas terus nilai gue tetep jelek dan harus ngulang lagi ?"
Ronald tersenyum dibalik rambut salsa "cium dulu tapi" tawar ronald dan membuat salsa kembali mendengus.
"gak mau"
"dipipi aja deh" ronald masih mencoba membujuk salsa, namun salsa masih terlihat enggan menuruti kemauan ronald.
"gini deh, gue kasih pilihan lo cium pipi gue atau kita kissing ? gue sih milih pilihan kedua tapi ntar lo makin telat dateng ke kampusnya"
Salsa membuang nafasnya pelan dan memutar badannya untuk mencium pipi kiri ronald dengan singkat dan kini membuat ronald tersenyum senang, dan melepaskan pelukannya.
***
Saat sampai di parkiran salsa langsung turun dari mobil ronald, dan memilih tak berjalan bersama di koridor kampus bersama dengan pria itu. bukan atas suruhan ronald yang tak mau terlihat oleh mahasiswa lainnya. Namun ini murni kemauan salsa sendiri. Agar mahasiswa lainnya tak berasumsi apapun tentang hubungannya dengan ronald.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...