Salsa terbangun dari tidurnya, ia menepuk sisi kasur sebelahnya, kosong. Ronald sudah tak ada di sebelahnya. Semalam setelah ronald terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk, pria itu baru kembali tertidur saat salsa mengusap-usap kepala dan rambutnya dengan lembut.
Salsa turun ke lantai bawah menuju pantry, dan mendapati salma yang sedang berdiri di depan kompor, sepertinya ibu mertuanya itu sedang menyiapkan makanan untuk sarapan. Salsa semakin mendekatkan langkahnya ke arah salma, namun salma masih belum menyadari kehadiran salsa yang kini sudah ada di sampingnya.
Salsa menoleh ke arah salma yang menatap lurus ke arah kompor, ibu mertuanya itu ternyata sedang melamun karena ia membiarkan ayam diatas wajan yang di gorenganya itu hampir gosong.
"tante, ayamnya gosong" ujar salsa, dan salma langsung tersentak kaget dan buru-buru ia mematikan kompornya.
"tante ngelamun yah ?" salma tersenyum tipis
"kamu kenapa masih manggil tante ? saya itu sekarang ibu kamu loh" ucap salma dengan masih menampakan senyum manisnya.
"eh, iya tan eh mami" ucap salsa terdengar begitu ragu, salma mengelus rambut salsa dengan begitu lembut.
"iya tadi mami ngelamun jadi gak sadar ayamnya sampe hampir gosong gitu"
"mami ngelamunin apa ?" salma terdiam sesaat, ia menatap ke arah salsa dengan sorot mata yang tiba-tiba berubah, ada sorot mata kesedihan disana.
"mami baru sadar satu hal sal, ronald. Anak itu berubah, dia jadi gak pernah mau mami sama papanya sentuh, dia selalu menghindar"
Itu juga yang ronald lakukan padanya, salsa membatin
"mih.. kejadian itu masih jadi trauma terbesar ronald, dan ronald masih nyimpen satu traumanya, ronald takut untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain" salma menatap salsa kaget, ia memundurkan kakinya selangkah dan tangannya memegang sisi meja pantry di belakangnya.
"ronald dari kecil anaknya itu sangat manis, dia gak akan pernah ragu selalu bilang kalau dia sayang dan mencintai kami, bahkan dengan kakaknya, nacita. dia selalu bilang dia cinta banget sama kakaknya walaupun nacita mempunyai sikap yang sangat dingin, namun ronald tak pernah gengsi untuk mengungkapkan perasaan sayangnya itu, tapi semenjak kejadian dia tau semuanya, dia tak pernah lagi mengungkapkan perasaannya, kami selalu bilang kalau kami mencintai dia, tapi dia hanya tersenyum dan tak pernah lagi membalas ungkapan perasaan cinta kami. Ternyata ini penyebabnya, ini alasan dia tak lagi bisa mengungkapkan rasa cintanya." salma berucap dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
Salma menyentuh bahu salsa lembut "sal, maafin kami gara-gara kami pasti kamu jadi ikutan sulit, tapi.. kamu masih mau nemenin ronald kan ? sekalipun dia gak bisa ngungkapin perasaannya ?"
Salsa meraih tangan salma yang ada pada bahunya dengan lembut dan digenggamnya erat "mami jangan khawatir, aku gak akan kemana-mana aku bakal terus sama ronald, sampai ronald bisa sembuh dan bisa kayak dulu lagi" kedua mata salma semakin terasa panas, lalu ia menarik salsa untuk memeluknya. Salsa balas membalas pelukan salma dengan sama eratnya.
"aduh ada apa ini pagi-pagi gini udah pelukan aja" rony berjalan menghampiri salsa dan salma. Keduanya kini melepaskan pelukannya. Dan tak ada yang menjawab pertanyaan rony.
"udah mau sarapan yah ? sebentar yah mami siapin dulu" salma akhirnya mulai sibuk menyiapkan semua hasil masakan nya dengan dibantu oleh salsa membawa semua makanan ke meja makan.
Tak lama nacita dan ronald sudah datang dan menghampiri meja makan. Ronald tersenyum tipis ke arah salsa, semenjak ia bangun tidur tadi salsa belum tau ronald kemana, namun kini pria itu sudah datang untuk sarapan dan mendudukan dirinya di sebelah salsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Novela Juvenil- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...