XIII. Posesif

7K 435 30
                                        

Hari ini salsa hanya memiliki satu mata kuliah, sehingga belum sampai tengah hari ia sudah kembali ke apartemennya. Ia duduk di lantai beralaskan karpet bulu di depan sofa ruang tamunya, dengan menaruh laptop diatas meja. Ia sedang membuka internet untuk mencari referensi model-model tas yang sedang kekinian. Ia berniat untuk membuka usaha tas dengan brandnya sendiri, ia akan mulai membuka bisnisnya dengan modal dari uang tabungannya.

Tentu bisnis untuk menyambung hidupnya. ia tak mungkin terus-terusan mengandalkan uang tabungannya dan juga merepotkan keluarga ronald. ia harus segera mendapatkan uang kembali.

Salsa tersentak kaget saat pintu apartemennya terbuka dan tak lama muncul ronald dari sana. Ia tersenyum tipis ke arah salsa dan langsung menjatuhkan dirinya di atas sofa, seperti biasa ia langsung menidurkan dirinya diatas sofa.

“kok lo bisa langsung masuk ?” tanya salsa bingung, karena seingatnya dia tak pernah memberitahu password smart lock doornya.

“gue liat passwordnya pas kemarin lo buka pintu”

“dih sopan lo begitu”

“gue gak sengaja liat, terus kombinasi angkanya gampang di inget jadi dari pada gue repot-repot pencet bel, mending langsung masuk aja” terang ronald

salsa memilih tak kembali mempermasalahkan ronald yang mengetahui password pintunya “lo ngapain kesini ?”

“harus ada alesan gue kesini ?” ronald malah memberikan pertanyaan balik kepada salsa.

Salsa mendengus “iyalah, kalau gak jelas ngapain lo ke apartemen gue”

“pengen aja, mau numpang tidur”

“dih gak punya rumah lo ?” namun ronald memilih tak menjawabnya.

“lo lagi ngapain ?” tanya ronald, dari tempatnya tertidur ia bisa melihat layar laptop salsa.

“gue lagi cari referensi model-model tas yang bagus”

“lo mau belanja tas ?”

“nggak, gue mau coba buka bisnis tas”

ronald terlihat menatap salsa dengan antusias “oh ya ? bagus dong”

Salsa mengangguk “gue udah punya kontak untuk produksinya, jadi gue tinggal cari model-model tas yang bakal gue pake sama nanti mulai cari bahannya”

“mau cari bahannya kemana ?”

“gue searching di tanah abang banyak katanya”

“ok, kapan ?”

Salsa melihat ke arah ronald bingung “hah ?”

“gue anter” jawabnya dan membuat salsa mengulum senyumnya tipis “nanti gue kabarin”

“nanti gue juga bisa bantuin promosiin tas-tas lo ke semua cewek di kampus, gue yakin pasti bakal banyak yang beli kalau gue yang nawarin”

Salsa mengangguk-anggukan kepalanya setuju “ada gunanya juga wajah ganteng lo”

Salsa merutuki dirinya di dalam hati saat ia baru menyadari kalau ada yang salah dari ucapannya. Ia melihat ke arah ronald yang kini sedang menatapnya dengan tersenyum simpul.

“ngaku juga kan lo kalau gue ganteng” salsa tak menjawab. Ia menenggelamkan kepalanya di balik laptop. Ternyata ia cukup merasa malu mengucapkan secara langsung kalau ronald tampan. Lagian seberusaha kerasnya ia menyangkal, siapapun yang melihat ronald akan setuju kalau ronald memang tampan. Kelewat tampan malahan.

Setelahnya suara ronald sudah tak terdengar lagi. Salsa menoleh ke arah ronald. Dan terlihat ronald sudah tertidur dengan tangan sebelah kirinya menutup wajahnya.

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang