"Kalau aku nyuruh kamu nginep disini gimana sal ?"
Salsa mematung mendengar pertanyaan ronald. Diluar prediksinya ronald akan mengajukan pertanyaan tersebut.
Salsa menggigit bagian dalam bibirnya, untuk beberapa saat dia hanya terdiam dengan pikiran yang sedang berkecamuk di dalam kepalanya.
Sedangkan ronald masih menatap salsa dengan pandangan penuh harap, berharap salsa akan menyetujuinya.
"Maaf ron, aku gak bisa" ronald memerosotkan bahunya yang sedari tadi menegang menunggu jawaban salsa.
Sedetik kemudian ronald tersenyum lembut "It's okay. Gak apa-apa kalau gak mau" ronald memang tersenyum, tersenyum untuk menutupi rasa kecewanya.
Salsa beranjak dari duduknya, membuat ronald mendongakkan kepalanya "Mau kemana ?"
"Aku harus pulang ron" salsa harus segera pulang, kalau tidak ia bisa saja berubah pikiran dan malah berakhir memeluk ronald di kamarnya.
Ronald menyibakkan selimut yang menutupi kakinya, untuk turun dari kasurnya.
"Kamu mau kemana ?" tanya salsa
"Mau nganterin kamu"
Salsa melotot "Jangan ngarang deh ron, kamu lagi sakit ngapain nganterin aku"
"Cuman sakit demam sama flu doang, bukan sakit parah"
Salsa dengan cepat mengibaskan tangannya "Nggak yah, kamu gak boleh kemana-mana. Kamu mending tidur, istirahat"
Ronald sudah hendak membuka mulutnya, namun ia katupkan kembali, dan kini tangannya meraih handphone miliknya yang berada di atas nakas. Untuk menelepon seseorang.
"Pak Dani, tolong anterin salsa yah" ronald menelepon pak dani, orang yang bekerja menjadi supir pribadi ronald semenjak ronald menjabat sebagai direktur Hyflux grup.
"Aku gak perlu dianter ron, aku bisa sendiri" protes salsa setelah mendengar percakapan ronald di teleponnya.
"Kamu boleh nolak gak nginep disini, tapi untuk yang ini kamu gak boleh nolak" salsa sudah ingin berkata lagi, namun ia urungkan. Menurut dengan ronald sepertinya adalah yang harus ia lakukan sekarang.
Salsa berjalan ke arah pintu apartemen ronald, dengan ronald yang mengikutinya dari belakang.
Tangan salsa sudah sudah terulur memegang knop pintu, namun sebelum membuka pintu, salsa Kembali menolehkan kepalanya ke arah ronald. "Kalo ada apa-apa kabarin aku aja"Ronald tersenyum tipis "Kamu gak akan berubah pikiran sal ?" salsa mengerutkan keningnya bingung, namun sedetik kemudian ia mengerti maksud dari perkataan ronald.
"Nggak ron"
Ronald menekuk bibirnya dengan kentara "Yah penonton kecewa nih"
Salsa terkekeh pelan "Apasih"
"Tapi kalo kamu berubah pikiran kapanpun mau nginep disini, pintu apartemen ini selalu terbuka buat kamu sal" ucap ronald dengan pandangan yang masih menatap ke arah salsa dengan penuh harap.
Salsa hanya tersenyum tipis untuk menjawab ucapan ronald.
Yang ronald tak tahu, salsa bahkan sudah berubah pikiran sesaat ia mengucapkan penolakannya. Namun ia berusaha keras untuk menahannya.
*****
Keesokan harinya ronald sudah kembali masuk bekerja, bahkan pria itu tadi pagi tetap datang ke rumah salsa untuk berangkat ke kantor bersama. Ronald memang benar-benar sedang berusaha mengambil hati salsa kembali. Pria itu masih tak masalah harus berjalan bolak-balik ke rumah salsa. Yang penting ia bisa bertemu dan berangkat ke kantor Bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Ficção Adolescente- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...