XIV. Suka atau kasihan ?

5.1K 379 27
                                    

Salsa membuka kulkas miliknya untuk mengambil satu buah botol minuman. Pintu apartemennya terdengar terbuka dan tanpa harus melihat ke arah pintu salsa sudah tahu siapa yang masuk ke dalam apartemennya. Tentu saja ronald. Karena hanya pria itu yang bisa masuk dan keluar pintu apartemennya sesuka hati.

Salsa meneguk minumannya dengan mata yang memperhatikan ronald yang sedang berjalan menghampirinya. Ia duduk di kursi bar dan menatap ke arah salsa.

"sal gaji asdos gue udah turun" ucap ronald yang masih memperhatikan salsa yang menegak minumannya.

Sebelas alis salsa terangkat "terus ?" tanyanya dan menutup tutup botol minuman yang telah ia minum itu.

"makan di luar yuk" ajaknya dengan raut muka yang terlihat begitu senang. Di dalam hati salsa tersenyum. Kenapa rasanya lucu sekali saat ronald baru menerima gajinya ia terlihat begitu excited, padahal salsa yakin uang sakunya jauh lebih besar dari gajinya menjadi asdos.

"makan kemana ?" salsa berjalan menghampiri ronald dan duduk di sebelah pria itu.

"lo maunya kemana ?" ronald balik bertanya kepada salsa.

Terlihat salsa nampak sedang berpikir "gue gak ada ide, gue ikut lo aja"

"gue punya tempat makan bebek goreng yang enak, gue biasanya sama anak-anak sering makan disana. Gimana ?" tanya ronald dan salsa menjawab dengan menganggukan kepalanya.

"boleh" jawab salsa singkat.

Ronald berdiri dari duduknya "ya udah ayo" ajaknya, dan salsa pun ikut berdiri untuk berjalan ke kamarnya mengganti pakaiannya.

Hanya butuh waktu sebentar saja salsa sudah keluar dari kamarnya dengan menggunakan celana training panjang berwarna hitam dan hoodie oversized berwarna abu muda. Ronald yang melihat penampilan salsa mengulum senyumnya. Setelahnya mereka berdua segera keluar dari apartemen salsa untuk ke arah basement dimana kendaraan ronald terparkir.

Salsa menatap ronald bingung karena ronald melangkah menuju ke arah parkiran motor, bukan ke parkiran mobil tempat dimana biasanya ia memarkirkan kendaraannya.

Ronald mendekat ke arah sebuah motor ducati panigale v4 berwarna hitam, motor yang biasa rony gunakan untuk balapan. Selama ini salsa tak pernah lihat ronald membawa motornya kecuali sedang di sirkuit tapi entah kenapa malam ini ronald membawa motornya itu ke apartemen salsa.

"kita naik motor yah" ucap ronald dan menyodorkan helm ke arah salsa yang berdiri di sampingnya.

"tumben lo bawa motor" salsa berucap dengan tangan yang kini memasangkan helm ke kepalanya.

"gue lagi pengen motor-motoran. Lo harus merasa terhormat nih jadi cewek pertama yang naik motor gue"

"karin ?" tanya salsa

"Dia mana pernah mau naik motor gue, takut dia setiap gue ajak naik motor. Dia punya trauma kecelakaan di motor dulu jadi gak pernah mau naik motor"

Oh salsa menjadi yang pertama karena karin yang tak mau, bukan karena memang salsa wanita pertama yang diajak naik motor oleh ronald. Salsa menggelengkan kepalanya pelan. Lagi-lagi ia berpikiran aneh.

"ayo!" ronald sudah duduk di atas motornya.

Salsa menatap motor ronald yang dimana jok belakangnya yang cukup tinggi. Sehingga ia harus menaiki step belakang motor ronald. Ia memegang jok belakang motor ronald untuk menaiki step motor pria itu, namun ia tak berhasil, sangat sulit bila ia berpegangan pada jok belakang motor ronald untuk menaiki stepnya.

Salsa menatap ronald kaget saat tangan ronald meraih tangan salsa dan menaruh tangannya pada pundak pria itu. "pegangannya sini, mana bisa kalau pegangan kesitu" ucap ronald dan membuat salsa menatap ronald ragu "ya ampun, gue gak modus. Coba aja naik dengan pegangan kesitu gue tepuk tangan kalau bisa" ucapnya lagi, dan kini salsa menurut untuk menaiki motor ronald dengan memegang kedua bahu ronald.

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang