LVI. The Best Man [2]

6.1K 571 149
                                    

Dengan tangan yang saling bertautan salsa mengikuti langkah ronald yang mengajaknya untuk memasuki sebuah gedung yang terlihat cukup ramai. Salsa memasuki sebuah ruangan terbuka yang sangat luas. Dengan di setiap dinding dipenuhi dengan berbagai macam lukisan dan karya seni yang terpajang di sana.

"Aku pernah bilang kan ? kalau aku ke London salah satunya mau menghadiri pameran seni temen aku" Ucap ronald setelah keduanya memasuki sebuah gallery art yang begitu sangat luas. Dengan terlihat sudah dipenuhi banyak orang, yang sedang melihat-lihat berbagai macam karya seni yang terpajang.

"Temen aku dan beberapa seniman disini ngadain pameran ini" Salsa mengikuti langkah ronald yang kini berjalan menghampiri seorang pria yang dari kejauhan sudah melambaikan tangannya ke arah ronald.

"Hei ron! Finally you came!" Ucap seorang pria dengan begitu bersemangat. yang sepertinya berumur sama  dengan ronald. Keduanya sempat berpelukan singkat layaknya dua orang teman pria yang sudah lama tak bertemu.

"Hey jacky! how is it going well?" tanya ronald secara menepuk bahu pria tersebut pelan.

"Of course! Hey apakah dia orangnya ?" tanya pria yang ronald panggil sebagai jacky itu, dan pria tersebut kini sedang menatap ke arah salsa.

Ronald menganggukan kepalanya atas pertanyaan jacky. "Sal, kenalin ini teman aku. Dia juga orang Indonesia yang udah lama tinggal di London" ronald memperkenalkan jacky kepada salsa, dan disambut salsa dengan senyuman pada bibirnya, dan ia juga mengulurkan tangannya untuk menyalami jacky. Dan jacky dengan sangat bersemangat menerima uluran tangan salsa.

"Hey! Ternyata kamu memang benar-benar cantik salsa" ucap jacky dan hanya dibalas senyuman malu oleh salsa.

"Gak heran ronald bisa begitu cinta mati denganmu" ucapnya lagi, dan membuat salsa kini menatap ke arah ronald dengan bingung.

Ronald hanya tersenyum tipis ke arah salsa, lalu ia menoleh ke arah belakangnya, saat ada dua orang pria yang menepuk pundaknya dan kemudian mereka berpelukan singkat. Sepertinya dua orang lelaki tersebut juga merupakan teman ronald selama di London.

"Hey salsa! Aku sangat excited menunggu kedatangan kamu, ada banyak hal yang ingin aku tunjukan kepadamu. Kamu harus ikut aku ya" ucap jacky dengan ekspresi wajah yang begitu bersemangat.

"Ron! Aku pinjam istrimu ya" Ronald hanya mengangguk samar dan kembali mengobrol dengan kedua pria tadi.

Dan kini salsa mengikuti langkah jacky yang berjalan begitu semangat. "Salsa kamu harus liat ini" Ucap jacky saat keduanya berbelok ke arah gallery sebelah kanan. Disana terpampang berbagai macam lukisan yang membuat salsa melebarkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Melihat apa yang berada di hadapannya kini.

Di sepanjang Lorong gallery ini, dipenuhi oleh lukisan dirinya dengan berbagai macam ekspresi dan bahkan ada beberapa lukisan yang salsa tak ingat kapan ia berekspresi seperti itu.

Saat kemarin malam ia melihat banyak lukisan di salah satu ruangan rumah ronald ia masih tak percaya, namun bahkan kini ia melihat semua lukisannya terpampang jelas di sebuah gallery art yang begitu indah, dan dipandangi oleh semua orang yang berkunjung ke gallery ini.

"Ini..." Suara salsa kini terdengar begitu bergetar.

"Iya salsa ini semua lukisan yang ronald buat untuk kamu, ayo kita lihat satu-satu" jacky menarik tangan salsa untuk mengikutinya.

Mereka berdua berdiri di sebuah lukisan seorang anak kecil dengan pipi menggembung dengan rambut di kuncir kuda. Salsa tahu betul siapa gadis kecil itu. Itu adalah dirinya. Lukisan dirinya.

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang