Mata salsa melebar dengan sangat sempurna melihat apa yang berada di hadapannya kini. Ruangan yang ia masuki ini, adalah sebuah ruangan yang dipenuhi dengan seluruh gambar dan lukisan di dalamnya. Dan yang membuat salsa sangat terkejut adalah semua gambar dan lukisan tersebut adalah lukisan dirinya.
Benar-benar semua lukisan tersebut adalah Lukisan wajahnya, dengan jumlah yang tak mungkin bisa salsa hitung dengan seluruh jarinya. Lukisan yang memenuhi setiap sudut ruangan. Lukisan yang begitu cantik dan sangat indah . lukisan yang membuat salsa kini tak bisa menahan air matanya untuk tak terjatuh. Air matanya tumpah ruah, akibat dari rasa penuh pada dada dan hatinya.
"Kamu ngapain disini ?" tanya ronald dari arah belakang tubuh salsa, dengan nada suara yang terdengar begitu kaget.
Salsa menoleh dengan wajah yang masih dipenuhi dengan air mata "Ron... ini..." Suara salsa terdengar begitu sangat serak.
Ronald memejamkan matanya sesaat dan terdengar menghela nafasnya Panjang. "Iya, ini semua lukisan kamu" mendengar jawaban ronald membuat salsa kembali menutup mulutnya dan kembali mengedarkan matanya ke seluruh sudut ruangan. Ruangan tersebut begitu penuh. Penuh dengan wajah dirinya.
"Kamu tau kan kalau papa seorang arsitek ? tangannya sangat hebat dalam hal menggambar, dan dari kecil aku sering diajarin papa untuk menggambar, tapi dengan segala teknik menggambar yang diajarkan beliau, ternyata aku lebih tertarik untuk menggambar wajah dan objek manusia dibanding dengan menggambar sebuah bangunan. Jadi selama 2 tahun kemarin waktu luang yang aku lakuin, ya.. ini, aku menggambar seseorang yang selalu ada di pikiran aku. Seorang wanita yang gak ada seharipun aku lewatkan untuk gak mikirin dia" Mendengar ucapan ronald membuat salsa semakin banyak mengeluarkan air matanya.
"Ini adalah salah satu cara aku untuk melepaskan rindu aku selama dua tahun kemarin, selain mencari tahu kabar kamu, ngelukis wajah kamu adalah salah satu terapi aku untuk bisa sembuh dari semua ketakutan yang selama ini ada di dalam diri aku"
"Dan yang harus kamu tahu sal.. kamu adalah orang yang bisa bikin aku sembuh, salah satu orang yang jadi alasan aku untuk tetap hidup"
"Saat orang lain kira aku sembuh karena berobat ke psikiater terbaik disini, itu salah. Aku bisa sembuh karena kamu, karena aku mau sembuh buat kamu. Dan ternyata kamu adalah terapi terbaik untuk kesembuhan aku sal"
"Ron..."
"Sal aku punya kekurangan, dan kamu adalah obatnya. Dan saat kamu juga merasa punya kekurangan, apa aku gak bisa jadi salah satu obat yang membuat kamu merasa jadi lebih baik ?"
Dada salsa bergetar dengan begitu hebat dengan ucapan ronald. Rasanya begitu sangat tertampar dengan ucapan pria yang kini begitu menatapnya dengan penuh rasa sayang itu.
Kenapa ia terus meragukan ronald ? meragukan ronald, kalau pria itu tak bisa menerimanya karena semua kekurangannya, kenapa ia terus merasa kalau dirinya begitu tak berharga, padahal ada seseorang yang begitu menganggapnya Istimewa dan selalu meratukan dirinya.
Salsa menghapus air matanya dengan kasar, dan kini ia berlari. Berlari kedalam pelukan ronald. Pelukan hangat yang selalu membuatnya merasa sangat aman dan merasa nyaman.
Ronald menyambut pelukan salsa dengan begitu hangat, ia benamkan kepala salsa di dalam dadanya, tangannya terulur untuk mengelus rambut dan punggung salsa dengan begitu lembut. Dan pelukan ronald salsa gunakan untuk menumpahkan seluruh air matanya. Ia menangis hebat di dalam pelukan ronald.
Cukup lama salsa menangis di pelukan ronald, bahkan ronald dapat merasakan kalau tubuh salsa bergetar. Dengan perlahan ronald berusaha melepaskan pelukannya, namun dengan sekuat tenaga salsa menahan. ia masih enggan melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...