Salsa tersenyum geli melihat ronald yang memegangi kedua bahunya selama mereka berjalan menuju apartemennya. Seakan bila pegangannya terlepas salsa akan terjatuh.
"ron yang sakit cuman tangan gue, kenapa lo bersikap seakan emang gue orang yang lagi sakit" keluh salsa kepada ronald. Namun ronald tak terpengaruh dengan keluhan salsa, ia masih memegangi kedua bahu salsa hingga mereka berdua masuk ke dalam apartemen.
Ronald mendudukan salsa di sofa ruang tamu, lalu berjalan ke arah pantry untuk mengambilkan salsa segelas air putih. Ronald menyodorkan segelas air minum tersebut ke arah salsa, salsa menerimanya dan meneguk minumnya hingga habis.
"tangannya masih kerasa sakit banget ?" tanya ronald.
Salsa tersenyum tipis "masih perih sih, tapi gak sesakit tadi kok"
Salsa berdiri dari duduknya, dan ronald juga ikut berdiri "mau kemana ?" tanya ronald
"gue gerah pengen mandi ron" jawab salsa, setelahnya ia melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi dan diikuti oleh ronald di belakangnya.
Saat salsa menyadari ronald terus mengikutinya hingga ke depan kamar mandi, salsa membalikan badannya menghadap ke arah ronald.
"lo mau ngapain ron ?"
"lo mau mandi kan ?"
"iya"
"gue bantuin"
Salsa melotot "hah gak usah, gue bisa sendiri"
"yakin ? lo emang bisa buka bajunya ? lo pakai kaos kayak gitu emang bisa bukanya sendiri ?" salsa meringis saat menyadari ucapan ronald. Benar juga, ia tak akan bisa membuka bajunya karena ia memakai kaos lengan panjang tanpa kancing, pasti akan sangat susah bila melepaskan pakaiannya sendiri dengan telapak tangan yang diperban seperti ini, bahkan ia tak bisa menekuk telapak tangan dan juga jari-jarinya, bahkan tangannya terasa kaku karena efek dari jahitan pada lukanya sangat dalam.
Hingga akhirnya salsa menurut saat ronald menarik tangannya memasuki kamar mandi. Suhu kamar mandi yang lembab dan dingin menusuk kulit salsa, dan kulitnya juga ikut meremang, namun ini bukan karena suhu kamar mandinya, tapi karena kini ia berada di dalam kamar mandi berdua dengan ronald.
Degup jantungnya menggila saat ronald melangkah mendekati salsa, jarak keduanya kini hanya beberapa senti saja. Bahkan salsa menahan nafasnya saat mendengar ucapan ronald padanya.
"angkat tangannya" salsa mematung bahkan kini tangannya refleks menutupi bagian dadanya.
Ronald mengulum senyum saat melihat salsa menunduk dan menutupi bagian depan tubuhnya.
"kenapa ? malu ?"
Pake ditanya lagi!
"lo lupa ? gue udah pernah liat semuanya" salma meringis mendengar ucapan ronald, membuat ia mengingat kejadian dimana ia meminum minuman perangsang dan berakhir menerima bantuan ronald untuk melepaskannya.
"gak usah malu, ayo angkat tangannya" titah ronald lagi, dan akhirnya salsa mengangkat tangannya secara perlahan. Dan saat tangan salsa sudah terangkat dengan sempurna, ronald menyentuh ujung kaos salsa dan menariknya ke atas hingga melewati badan dan kepala salsa hingga kaos tersebut berhasil terlepas. Dan kini hanya menyisakan bra berwarna hitam yang dikenakan salsa.
Tubuh salsa kini semakin terasa lemas, saat ronald kembali mendekatkan dirinya dan tangannya terulur ke arah belakang punggung salsa, hingga posisi ronald kini seperti sedang memeluk salsa dari depan.
Ronald menyentuh pengait bra salsa dan dapat melepaskannya dengan mudah, hingga bra tersebut kini sudah terlepas dan menampilkan bagian depan tubuh salsa yang kini sudah polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Novela Juvenil- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...