"Semoga yang ini jadi yah" ronald mengecup perut salsa cukup lama. Dan ronald tak tahu kalau kini pelupuk mata salsa sudah penuh dengan air mata yang sudah siap untuk terjatuh. Buru-buru salsa mengusap matanya dengan cepat, sebelum ronald melihatnya.
"Kamu mau banget punya anak ron ?" ronald mengangkat kepalanya untuk melihat wajah salsa, dan menganggukan kepalanya dengan semangat.
"Mau banget" Kini ronald menidurkan dirinya kembali di sebelah salsa, dan menarik salsa kedalam pelukannya.
"Aku penasaran banget nanti anaknya mirip kamu atau aku yah ?" mata ronald terlihat menerawang membayangkan anak mereka akan seperti apa dengan senyum yang begitu tercetak jelas di wajahnya.
"Kalau cewek pasti cantik banget kayak kamu, yaah.. nanti kamu punya saingan deh" lalu ronald terdengar tertawa pelan.
"Kalau cowok semoga gak nyebelin kayak bapaknya yah" ronald terus berceloteh membayangkan anaknya dengan salsa akan seperti apa nantinya, tanpa tahu kalau kini salsa sedang menahan sakit yang menusuk ke relung hatinya setiap kata yang ronald ucapkan mengenai anak.
Ronald memundurkan kepalanya, saat menyadari salsa tak berkomentar apa-apa dengan apa yang ia bicarakan. "Kamu tidur ?" tanya ronald, namun salsa menggelengkan kepalanya, dan membuka matanya yang sedari tadi tertutup.
"Aku kira kamu tidur" wajah ronald kembali mendekat dan mengecup kening salsa cukup lama.
"Udah beres packingnya ? besok kita mulai pindah yah"
Dan hening, salsa tak menjawab pertanyaan ronald. Untuk beberapa saat salsa masih terdiam, mengatur nafas dan juga degup jantungnya
"Ron.."
"iya sayang ?"
"Aku belum bisa pindah ke rumah itu bareng kamu" ucapan salsa membuat kening ronald berkerut dengan sempurna.
"Kenapa ?"
"Aku belum siap" Raut wajah ronald langsung berubah mendengar jawaban salsa.
"Belum siap apa ?" nada bicara ronald yang sebelumnya terdengar begitu hangat, kini berubah menjadi begitu dingin.
"Masih banyak yang aku pertimbangkan, dan aku butuh waktu buat tinggal bareng lagi sama kamu"
Salsa tersentak saat tiba-tiba ronald bangun dari tidurnya "Aku gak ngerti, jelasin yang bener" ucap ronald setelah terduduk. salsa ikut membangunkan dirinya dan duduk di samping ronald.
"Atas apa yang kita alami selama kemarin-kemarin, masih banyak pertimbangan yang aku pikirin untuk kelanjutan rumah tangga kita, dan aku masih butuh waktu untuk mikirin ini semua"
"Mikirin apa ? kamu masih harus mikirin tentang apa ? tentang kamu yang masih ragu kalau aku bener-bener cinta sama kamu dan bukan karena kasihan ?"
Salsa terdiam.
Ronald mengusap wajahnya dengan kasar "Apa sih sal, ngomong yang jelas! Kamu masih butuh waktu buat mikirin apa lagi ?"
"Aku belum bisa ngasih tau kamu sekarang ron.."
Terdengar jelas kini ronald membuang nafasnya dengan kasar "Sumpah aku gak ngerti sal, kenapa tiba-tiba kamu jadi kayak gini lagi ? ada cowok lain ?"
Salsa dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Terus apa ?"
Dan salsa tetap kembali terdiam.
"Permainan apa lagi yang mau kamu mainin sih ? belum cukup 2 tahun kemarin aku ngikutin semua permainan yang kamu buat ? masih belum cukup ? ayo bilang permainan yang kayak gimana lagi yang harus aku ikutin ? " salsa masih mengatupkan bibirnya dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...