XXIII. Membingungkan

4.4K 381 41
                                    

Salsa sedang menatap kamar tamu yang ditempati oleh ronald, pintu itu masih tertutup dengan rapat. padahal hari sudah masuk tengah hari, dan salsa mengkhawatirkan pria itu yang belum mengisi perutnya sama sekali. salsa sudah mencoba membangunkan ronald, namun pria itu mengunci pintu kamarnya, sehingga salsa tak bisa mengecek keadaan ronald. padahal salsa ingin tahu apakah ia baik-baik saja, karena semalam ronald terlihat sangat mabuk.

salsa sebenarnya masih sangat merasa kesal kepada ronald, atas apa yang dibicarakannya kemarin malam, salsa masih merasakan dadanya terasa sakit bilang mengingat ucapan dingin pria itu padanya. Namun status ia sekarang adalah istrinya, sehingga sudah seharusnya ia mengurusi ronald.

Salsa menyentuh dadanya yang berdegup kaget, karena pintu yang sedari tadi ditatapnya kini tiba-tiba terbuka, dan tak lama ronald keluar dari dalamnya. Beberapa detik pandangan mata mereka bertemu, namun salsa dengan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dari ujung matanya salsa dapat melihat ronald yang sedang berjalan ke arahnya, ronald menghampiri salsa yang sedang terduduk di kursi meja bar.

Ronald ikut duduk di sebelah salsa, namun dengan segera salsa bangun untuk berdiri, ronald menatap salsa yang terlihat dengan sengaja menjauhinya.

"gue tadi pagi coba bikin sup ayam, katanya sup ayam bagus buat obat pengar, gue angetin dulu sup nya" ucap salsa kepada ronald, tanpa melihat ke arah lelaki itu. salsa segera berjalan ke arah kompor untuk menghangatkan sup ayam yang telah tadi pagi ia buat, yang memang sengaja dibuat untuk ronald.

Kini posisi salsa berdiri di depan kompor dan membelakangi ronald yang masih terduduk di kursi bar.

"sal maafin gue" ucap ronald, namun salsa masih terdiam di tempatnya namun ia mendengar jelas apa yang dikatakan ronald.

"gue minta maaf kalau semalam ucapan gue ada yang nyakitin perasaan lo" ujarnya lagi. Namun salsa tetap tak bergeming, ia sendiri bingung harus menjawab ronald seperti apa, walaupun ia masih kesal kepada ronald, namun ia sama sekali tak menyimpan dendam kepada pria itu.

"sal, lo denger gue kan ?"

"denger" salsa menjawab masih tanpa menoleh ke arah ronald.

Ronald menghembuskan nafasnya pelan "maaf juga kalau sikap gue nyebelin banget semalem, gue gak membenarkan apa yang gue lakuin malam kemarin, gue seharusnya lebih bersikap dewasa, tapi gue malah pergi ke club dan mabuk-mabukan, sorry banget sal" dari nada bicara ronald, terdengar sekali kalau pria itu kini sangat menyesal.

Salsa mematikan kompornya saat sup ayam dihadapannya sudah terlihat mendidih, lalu ia memasukan sup ayam tersebut ke dalam mangkuk. Salsa masih mendengar dengan jelas apa yang ronald katakan, namun ia masih belum menemukan kata-kata yang tepat untuk membalas ucapan pria itu.

Salsa membawa semangkuk sup ayam tersebut ke hadapan ronald. Ronald menatap salsa yang masih sibuk menyiapkan makanan untuknya tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.

"tapi soal gue yang nyuruh lo untuk bilang ke gue kalau ada cowok yang lo sayang dan lo suka gue serius sal, lo berhak dapetin cowok yang bisa sayang sama lo tanpa ada ketakutan apapun" salsa yang mendengar ucapan ronald refleks menyimpan sendok yang ia pegang ke atas meja bar dengan keras hingga mengeluarkan bunyi yang cukup keras.

Salsa akhirnya menatap ke arah mata ronald yang kini juga sedang menatapnya "kenapa lo terus nyuruh gue untuk nyari cowok yang bisa sayang ke gue ? kenapa gak kita usahain di hubungan pernikahan ini ? ini udah bukan soal hubungan tanpa status lagi ron, tapi udah masuk ke dalam hubungan pernikahan, lo mau main-main juga disini ?" ucapan salsa terdengar begitu tegas.

Ronald menatap salsa tepat pada manik mata wanita itu "lo gak tau sal rasanya jadi gue, ketakutan soal gue yang bahkan sama sekali gak tau sebenarnya jati diri gue seperti apa, gue gak tau gue lahir dari orang tua yang seperti apa, gue gak tau darah seperti apa yang mengalir di tubuh gue, gue juga gak tau gen sifat apa yang gue bawa, gue gak tau apakah mungkin sebenarnya gue anak dari seorang pembunuh, apa mungkin gue anak dari orang jahat, gak ada yang tau sal. Terus dengan gak tau dirinya gue ngajak lo hidup selamanya dengan orang yang sama sekali gak tau sebenarnya dirinya sendiri seperti apa, lo berhak sayang dan cinta dengan pria yang lebih jelas hidupnya dan jelas bisa mencintai dirinya sendiri, sedangkan gue untuk mencintai diri gue sendiri aja gue gak bisa" salsa masih menatap ronald di dalam diamnya.

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang