Bab 8

36 18 0
                                    

Pagi ini pada hari Senin, Alex dan Amber akan pergi ke Madrid untuk memproduksi produk terbaru perusahaan mereka. Alex tengah menyiapkan keperluannya beberapa hari disana.

tok tok

"Yes?" ucap Alex dia tengah sibuk memasukkan pakaiannya di dalam koper tanpa melihat ke belakangnya.

"May I coming with you?" tanya Vernon, Alex menoleh kebelakang dan menemukan sahabatnya itu berdiri di depan pintu.

"Don't you have an exam?"  tanya Alex.

"I have asked Julian for permission to take the online exam" ucap Vernon, Alex nampak berpikir sejenak lalu mengangguk Vernon ternyata sudah siap dengan barang-barangnya.

Alex meminta Amber memesan tiket business class untuk Vernon juga, dan lagipula mereka juga akan tinggal di rumah keluarga Vernon ketika disana.

"Are you sure you don't need a ride to the airport?" tanya Frederick.

"No, thanks" ucap Alex tersenyum pada ayah nya.

"Be careful sweetheart" ucap Alice dia mengusap kepala putri nya itu.

"Sure" ucap Alex.

"You have to come back to bring me a souvenir" ucap Felix, Alex tergelak mendengarnya dan mengangguk lalu dia melambaikan tangannya pada keluarga nya dan melajukan ferrari nya.
.
.
.

Adrian melirik jam di pergelangan tangannya ternyata masih pagi, dia turun ke bawah dan membuat sarapan untuk dirinya tak lama dia mendengar ponsel nya berdering.

kringgg

klik

"Halo kak?" jawab Adrian saat dia menjawab panggilan sang kakak.

"Bagaimana kabarmu, adikku?" tanya Stephanie.

"Aku baik, kau sendiri?" tanya Adrian sedikit ada jeda sebelum kakaknya menjawab.

"Aku juga baik, mereka memaksaku mengurus Hotel di Seminyak" ucap Stephanie.

"Apa mereka melakukan hal 'itu' lagi?" tanya Adrian sedikit pelan, Stephanie yg mengerti maksud adiknya pun berusaha membuat adiknya tak khawatir.

"Tidak, karna aku sudah mengabulkan keinginan mereka untuk mengurus Hotel" ucap Stephanie sedikit terkekeh.

"Kau tidak berangkat kuliah?" tanya Stephanie.

"Sebentar lagi, aku tengah membuat sarapan" ucap Adrian hal itu membuat kakaknya tertawa terbahak-bahak.

"Akhirnya kau memasak karena aku sudah tak di sampingmu, bagaimana apa kau akhirnya mengerti pengorbananku memasak untukmu adikku?" tanya Stephanie membuat Adrian kesal karena dia mengolok-olok nya.

"Terserah, sudah ku matikan" ucap Adrian kesal.

"Baiklah, jaga dirimu" ucap Stephanie.

"Kau juga"

tut

Adrian memutuskan sambungan telpon pagi dari kakaknya, Adrian selesai memasak dia menikmati nasi goreng andalannya sembari melihat lowongan pekerjaan karena dia sudah berhenti di perusahaan yg dia tempati.

Adrian harus mengumpulkan uang untuk membayar proyek skripsi nya bahkan wisuda nya tahun depan dan itu tak sedikit biaya.

Selesai sarapan Adrian pergi ke kampus dengan mobil tua nya, wajah nya masih belum pulih dia tak ingin memberitahu kakaknya. Para teman kelas nya menatapnya dengan intens karena wajah babak belur Adrian.

My Rival is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang