35. Hak Suami (1)

152 23 0
                                    

Juan dan Ayahnya sibuk mencari-cari keberadaan Eisa ataupun Juna. Mereka menggunakan banyak bawahan untuk melakukan pencarian. Namun, yang ditemukan hanya sebatas saat Eisa pergi ke reruntuhan rumahnya, dan tidak kembali lagi. Hal ini membuat Juan cemas, sementara sang Ayah malah bertanya-tanya.

"Untuk apa menantu pergi ke mansion rubuh itu? Ayah dengar, jika mansionnya adalah peninggalan dari orang-orang yang bergerak pada jalur kriminal," kata Ayah Juan.

Juan tak menjawab pertanyaan sang Ayah, meskipun tahu jawabannya. Pria itu sibuk memandangi CCTV di berbagai tempat yang menunjukkan keberadaan istrinya. Setelah itu, sang ayah menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia menatap ke arah sang anak dengan kening mengernyit, lalu berkata, "Ayah mengizinkanmu menikah tanpa berpikir dua kali, karena ibumu begitu mendambakan anak."

"Ayah juga tak bermasalah dengan identitas istrimu yang tak jelas itu. Tapi Juan, meskipun ayah menerima anak seorang mafia kota ini. Belum tentu ibumu juga menerimanya sepenuh hati," peringat sang Ayah.

Juan tertegun. Dia tak pernah berpikir, jika sang Ayah ternyata sudah mengetahui jati diri sang Istri. Pria itu mengernyitkan kening, dan membalas, "Apa salahnya dengan itu? Lagi pula istriku sudah tidak dianggap keluarga mereka."

Ayahnya Juan tersenyum dan menepuk bahu sang anak. "Ibumu cepat menerima Eisa, karena Eisa sedang mengandung. Dia jelas teringat pada bayinya yang dulu dirampas, dan ingin memilikinya kembali."

"Lalu ibumu bisa cepat membenci Eisa juga, jika tahu Eisa adalah seorang mantan kriminal. Meskipun dia bukan berada di kelompok mafia yang sama dengan orang yang merebut anaknya, tetapi ibumu mengalami sedikit ketakutan dengan orang-orang seperti Eisa," jelas ayahnya Juan.

"Lebih baik kita tidak mengumbar hal ini, di saat seperti ini," kata ayahnya Juan.

Juan berdecak, muak dengan segala rahasia yang harus disembunyikan satu sama lain. Dia tak ingin menutup-nutupi masa lalu sang istri. "Aku bukan pembohong yang andal."

Ayahnya Juan tersenyum, dan menenangkan sang anak, "Jika tebakan ayah tak salah, istrimu bukan wanita lemah. Dia juga pasti akan mencari-cari cara untuk keluar dan menghadapi orang yang menculiknya. Seperti yang dia lakukan pada orang-orang yang berniat m*mbunuh Vio."

"Ayah juga tahu hal ini?" tanya Juan dengan kening mengernyit.

Ayah Juan tersenyum, dan balik bertanya, " Apa yang tidak ayah ketahui tentang anak ayah ini?"Juan menundukkan kepala. Dia terpaksa menuruti perkataan sang ayah, sekaligus berharap Juna tak melukai istrinya sedikit pun.

Selain mencari Eisa, Juan juga harus memperhatikan bayi prematur Giselle yang dirawat oleh suster-suster karena kondisi fisiknya yang lemah. Bagi Juan, melakukan pemantauan bayi ini adalah hal yang masih bisa dia lakukan, dibanding harus berdekatan dengan Giselle.

Namun, Juan masih harus berurusan dengan wanita itu, ketika sang ibu meminta Juan masuk ke ruangan dan membujuk Giselle memakan makannya. Ibu Juan berkata, "Sejak tadi, Giselle enggan memakan sedikit pun makanan. Tolong bujuk dia, Juan."

Juan mengernyitkan kening, dan menurunkan sudut bibirnya. Sang istri saat ini sedang diculik, tetapi ibu Juan malah lebih memperhatikan Giselle yang bukan menantunya. Pria itu berkata, "Bujuk seperti apa? Aku harus mencari istriku lagi, tidak ada lagi waktu untuk memperhatikan wanita itu."

Penolakan Juan sampai di telinga Giselle. Wanita yang baru melahirkan itu meremas selimut, dengan mata berkaca-kaca. Padahal dulu dia memiliki orang-orang yang mencintainya, dan berniat melakukan segala hal untuknya. Namun, sekarang? Satu persatu orang-orang itu pergi, karena kesalahannya sendiri. Mereka tak mempedulikan Giselle lagi, dan bahkan mengabaikan Giselle yang sedang dirawat.

"Juan," panggil Giselle.

Bola mata Giselle yang dilapisi cairan bening, mengundang Juan untuk mendekat dan menghapusnya. Namun itu hanya mempan dulu, karena sekarang Juan memalingkan wajahnya dan berbalik menelepon seseorang. Pria itu meninggalkan Giselle begitu saja, hingga Giselle menangis dan merasakan hidupnya semakin jatuh ke bagian paling bawah.

•••

MAMAFIA  [Junhao] RepublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang