48. Akhir Bahagia (2)

85 17 0
                                    

Jean telah tiada. Juna memulai balas dendam. Lalu Juan kabur dari rumah beserta istrinya. Kini, di rumah keluarga Wen hanya terdapat Ayah dan Ibu Juan, beserta dengan Giselle dan putranya. Giselle mungkin bisa diperlakukan sebagai menantu karena telah melahirkan pewaris. Namun, di rumah itu kesepian menyeruak sampai Ibunya Juan terus melamun, memikirkan kedua anaknya yang memilih jalam berbeda.

Ibunya Juan meminta pada Ayah Juan, "Meskipun aku tak menyukai status Eisa, tapi lebih baik kita menerima Eisa di rumah ini."

"Aku tak tahu, Juan dan Eisa sekarang tinggal di mana. Tetapi aku merindukan anakku, kenapa kau tidak membiarkan mereka tinggal di rumah kita?" tanya Ibunya Juan.

Ayahnya Juan membalas, "Tidak mudah untuk meminta Juan kembali ke rumah, apalagi setelah Juan mendengarkan ucapan kita pada istrinya."

"Kita harus bagaimana?" tanya Ibunya Juan.

Tuan Wen hanya bisa menarik dan mengeluarkan napas panjang. Apalagi ketika melihat saham perusahaan anjlok, setelah kepergian pewaris yang diandalkan Tuan Wen. Tuan Wen terus menerus mengalami kemunduran, seiring berjalannya waktu setelah Juan pergi dari perusahaan.

Kekacauan yang terjadi di rumah keluarga Wen, membuat Giselle ikut cemas. Apalagi sekarang dia harus mengurus anaknya seorang diri. Wanita itu tak tahu apa langkah yang sebaiknya dia ambil untuk keselamatan dirinya sendiri. Lalu ketika merenung, Giselle mendapatkan sebuah surat dari seorang pengantar paket yang langsung melarikan diri.

"Surat apa ini?" tanya Giselle bingung.

•••

Matahari masih tetap bersinar terang. Pada malam hari pun, bulan tetap bercahaya. Lalu di antara hiruk pikuk kota ketika malam hari tiba, tersembunyi para pengedar obat-obatan terlarang beserta dengan senjata rahasia. Lewat benda-benda terlarang itu, sang pengedar mendapatkan banyak uang, beserta dengan kejaran polisi yang kian membanyak.

Namun, bukannya takut tertangkap, Juna malah semakin gencar menjual benda-benda terlarang itu pada para b*jingan licik. Dia menjualnya dengam harga tinggi, tanpa memberitahu identitas aslinya sendiri. Setiap kali berjualan, Juna selalu memakai identitas mafia Ayah Eisa, sehingga para polisi kebingungan sendiri---mengincar manusia yang sudah tiada.

"Tuan, rencana Anda berjalan lancar. Sekarang apa yang Anda ingin laku---" Belum sempat salah satu pengawal mengakhiri ucapannya, Juna sudah lebih dulu menjatuhkan gelas berisi cairan merah. Mata pria itu memelotot, dan bibirnya berdecak kesal.

"S*al! Di mana kucing itu menyembunyikan katak kecilku?" gerutu Juna.

"Tu... Tuan... apa... apa... apa maksud Anda?" tanya pengawal Juna.

Juna menggapai boneka katak di atas mejanya. Pria itu meremas-remas boneka itu, hingga tatapannya tertuju pada salah satu pengawalnya. "Aku ingin menangkap Juan dan istrinya. Mereka membuatku muak, dan ingin segera kuhabisi. Hubungan keduanya sangat memuakan!"

"Ka... kami... kami... masih berusaha mencari mereka, tapi... tapi... kami... kami sudah berhasil membuat perusahaan Tuan Wen memburuk, apalagi kami dengar... saham perusahaan pria itu anjlok," jelas salah satu pengawal.

"Selain itu  ada orang yang... mengatakan jika perusahaan Tuan Wen mempunyai musuh baru, yang tengah mengincar perusahaannya."

Mendengar kemunduran sang Ayah, Juna segera menarik sudut bibirnya ke atas. Pria itu akhirnya bisa bernapas lega, dan duduk tenang kembali di kursinya. Dia awalnya ingin mengambil gelas minuman baru, tetapi bawahan Juna tiba-tiba berbisik, "Tuan... perusahaan baru itu ingin bekerja sama dengan Anda juga. Mereka siap membayar sesuai permintaan Anda, apalagi setelah mengetahui Anda ingin menghancurkan perusahaan Tuan Wen."

Juna menarik sudut bibirnya ke atas, dan memainkan gelas minuman di tangannya. Dia menatap cairan merah yang ada di gelas, kemudian berkata, "Aku penasaran siapa musuh baru perusahaan Wen itu? Dari mana dia tahu jika aku memusuhi pemilik perusahaan?"

••• 

••• 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAMAFIA  [Junhao] RepublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang