Part 10

123 6 0
                                    

Malam terakhir usai kegiatan orientasi lapangan, upacara penutupan diselenggarakan, semua Maba dipakaikan korsa mereka masing-masing tanda mereka resmi menjadi mahasiswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam terakhir usai kegiatan orientasi lapangan, upacara penutupan diselenggarakan, semua Maba dipakaikan korsa mereka masing-masing tanda mereka resmi menjadi mahasiswa. beberapa panitia penghuni tenda-tenda yang tersebar dihutan yang biasa bertugas menjaga keamanan mereka juga berpamitan untuk pulang lebih dulu bersama para alumni tadi usai acara. sementara para peserta sekarang lebih dibebaskan, mereka diizinkan untuk istirahat ataupun melakukan apa aja terserah mereka termasuk memakai fasilitas dapur seperti memasak, hal yang saat ini Starla lakukan karena diserang lapar tengah malam.

Sambil menenteng cangkir alumunium Bintang berlalu menuju tempat yang mereka namai sebagai dapur. Sebenarnya sangat tidak layak jika disebut dapur karena ruangan ini hanya dinaungi oleh flysheet yang diikat pada pohon disana. Dan ternyata dibawah flysheet itu matanya menangkap seorang gadis yang berjongkok memunggunginya, dan nampaknya gadis itu tengah memasak mie instan.

" Kompor yang satu lagi masih?" Celetuk Bintang yang sepertinya mengagetkan Starla hingga bahunya terangkat.

Gadis berlesung pipi itu menoleh dengan malas, mengikuti gerak Bintang yang langsung berjongkok di sampingnya."Mau ngapain?"

" Bikin kopi" Kata Bintang sambil membuka kresek hitam yang dia cari."Kenapa? Mau kamu bikinin?"

Lewat mata yang berubah sinis, Starla hanya bisa menatapnya tajam lantas melengos tidak peduli akan keberadaan Bintang seolah tidak ada siapa-siapa disini hanya ada dirinya sendiri.

" Ambilin air" Bintang menunjuk botol mineral disisi Starla.

Gadis itu langsung memperhatikan Bintang dari ujung rambut sampai ujung kaki."Masih punya tangan lengkap, kan? Ambil sendiri"

" Megang satu botol nggak akan bikin tanganmu patah, kan?" Sarkas yang lelaki. Seperti ada aliran listrik, kedua pasang mata itu saling melontarkan tatapan permusuhan.

Sebenarnya Starla amat sangat berani menghiraukan permintaan pemuda itu. Tapi, dia sungguh enggan berdebat lagi, sungguh sangat menyebalkan. Apalagi Indomie kari sotonya belum juga matang dan dia adalah tim Indomie yang harus sampai lembek. Jadi mau tidak mau Starla terpaksa harus bersabar untuk terus ada disini, setelah membuang nafas panjang dia melempar botol mineral itu yang dengan sigap ditangkap oleh Bintang.

Yang laki-laki langsung fokus menunggu airnya mendidih. Entah ini akan jadi keputusan yang benar atau justru yang menjerumuskan. Sebab, tertahan bersama Starla dalam situasi berduaan seperti ini sangatlah tidak menguntungkan. Sementara Starla, gadis itu juga tampak memaksakan agar tetap tenang meski gondok setengah mati. Tangannya hanya sibuk mengaduk mie instan didalam nesting.

Jengah dengan keheningan seperti ini, Bintang pun menurunkan sedikit egonya untuk berkata."Sejak kapan aktif jadi aktivis?"

" Nggak usah sok kenal bisa?"

Menggeleng pelan, sebab merasa aneh ada anak perempuan semacam Starla yang minim akhlak. Bintang menjawab dengan cara bicara gadis itu."Kalo gitu kita kenalan bisa?"

AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang