Part 12

95 7 4
                                    

" Itu carier Bulan mau dibawa sama kamu?" Sore hari itu, Mahen bertanya pada Marko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Itu carier Bulan mau dibawa sama kamu?" Sore hari itu, Mahen bertanya pada Marko.

" Iya, sama aku aja" Jawabnya

Mahen langsung mengangguk."Nanti kalo pegel, gantian sama aku" Sebab dia merasa segala hal tentang Starla dan Bulan adalah tanggung jawabnya juga, Mahen pun langsung mendekati Bintang yang juga membawakan carier Starla untuk memberitahukan jika semua sudah siap.

" Oke, temen-temen sebelum mulai pencarian, kita berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing, berdo'a dipersilahkan" Tutur Bintang memimpin rombongan yang membentuk lingkaran kecil.

Semuanya menunduk terdiam suara desis do'a terdengar sayup-sayup diatas tanah yang sepi. Mata mereka sedikit memburam.

" Berdo'a selesai" Bintang mengusap wajahnya."Sambil berjalan kita usahakan liat sekitar, semoga ditengah-tengah kita bisa ketemu sama temen-temen yang lain"

" Aamiin" Jawab mereka hampir serempak.

Pencarian dimulai sore hari, sebab siang tadi mereka melepas anggota lain yang hendak turun. Kini hanya tersisa tiga belas orang yang akan mencari keberadaan Bulan dan Starla yang belum juga ditemukan.

Tungkai itu menjejal langkah dengan beriringan rapi. Tidak hanya membuat kerinduan pada rumah dan seisinya tapi juga seikat harap yang mereka tunggangi jika dua hari kebelakang, pilu merundung mereka maka izinkan hari ini saja mereka menjemput kebahagiaan. Sebab, pada semesta mereka sudah titipkan pesan yang tulus dari hati, sebab sekarang tidak ada lagi pintanya selain yang hilang lekas kembali bergabung dalam keadaan sehat dan selamat.

Berkali-kali Saskia mendongak menelisik dengan serius wajah lelaki disampingnya hampir lima belas menit kedua sejoli ini melangkah seirama. Selama itu juga belum ada yang membuka percakapan ini kali kedua gadis itu berada didekat seorang lelaki yang entah mengapa begitu mudah mengobrak-abrik hatinya hanya karena seutas senyum yang begitu indah serta sentuhan mata yang begitu jernih. Mungkin ini yang dikatakan cinta pandangan pertama.

" Kak Bintang" Bahkan jika lelaki itu peka, dari banyaknya laki-laki disana, hanya dirinya sendiri yang dipanggil kakak oleh Saskia.

" Kakak kenapa?" Saskia memang bukan mahasiswa psikologi, tapi dari tampangnya Bintang memang seperti sedang banyak pikiran keruh, lusuh, tak bersemangat.

" Aku? Gapapa"

" Cariernya nggak mau gantian aja sama yang lain? Nanti bahunya sakit"

Bintang menggeleng kecil, bohong jika tubuhnya tidak keberatan memikul dua buah carier sekaligus bukanlah hal yang mudah apalagi dengan jalan yang miring seperti sekarang membuat kakinya menahan dua kali lipat tapi itu tidak menjadi alasan kuat Bintang untuk membagikan bebannya.

" Kakak suka ya sama Starla?"

Pertanyaan itu sukses membuat langkah Bintang oleng seketika, nyaris terjatuh jika saja Saga tidak menahan dari belakang.

AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang