Part 44

40 4 0
                                    

Bulan berlari menyusuri koridor rumah sakit hendak menemui Bintang yang entah bagaimana keadaannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan berlari menyusuri koridor rumah sakit hendak menemui Bintang yang entah bagaimana keadaannya saat ini.

Hancur hati Bulan saat dua personil polisi datang ke rumahnya untuk memberitahukan kabar bahwa sang kakak yang dia tunggu-tunggu kepulangannya menjadi korban tabrak lari. Sekujur tubuhnya tergopoh-gopoh persis menggendong es balok besar dipunggungnya. Mati-matian dia menepis perasaan sesak dalam dada dan berharap yang dia takutkan tidak pernah terjadi.

" Maaf sus..." Bulan menghentikan seorang suster tak jauh dari ruang ICU."Kakak saya ada didalam?"

" Atas nama Bintang?"

Bulan mengangguk sembari terengah hebat."Saya adiknya Bintang"

" Benar, mbak. Pasien atas nama Bintang didalam, tapi saat ini dokter masih berusaha. Mbak bantu do'a ya" Perempuan berseragam itu mengambil langkah meninggalkan Bulan sendirian dalam dingin yang menusuk sampai ketulang.

Bulan akui kadang dia merasa kesal jika Bintang sudah semena-mena, tapi selalu saja dibela oleh sang Mama. Bulan kadang sakit hati karena Mamanya serasa pilih kasih tapi meskipun begitu Bulan tidak pernah mengharapkan hal buruk apapun terjadi pada kakaknya.

" BULANNN!!" Seru Raline berlari cepat menghampiri, hidung perempuan itu memerah matanya sembab khas orang menangis."Masmu gapapa kan?"

" Gapapa, Ma. Kita berdo'a sama-sama" Bulan berusaha menguatkan padahal dia sendiri ketakutan hebat.

Pintu ICU yang menjulang seakan menjadi pembatas dua dunia, antara kehidupan dan kematian. Ingin sekali Raline menerobos memeluk dan menguatkan sang putra untuk bertahan dan menang dalam segala sakitnya.

Pintu ICU terbuka, refleks membuat kedua perempuan itu berdiri menatap seorang dokter yang baru saja keluar dengan wajah lelah.

" Dokter, bagaimana keadaan putra saya? Kami boleh masuk, kan?" Tanya Raline cemas.

Dokter itu tersenyum tipis."Bintang hanya mengalami cidera pada tangan kanan juga rusuknya, ibu tidak perlu khawatir kondisinya tidak begitu parah dan akan segera dipindahkan ke ruang inap"

Beberapa saat setelah Bintang dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP, cowok itu juga sudah siuman dari sepuluh menit lalu dan kini hanya ada Bulan yang menemaninya karena sang Mama pamit pulang terlebih dahulu untuk mengambil beberapa keperluan Bintang selama di RS.

" Arla gimana?" Tanya Bintang terbata.

" Arla...dia belum sadarkan diri, tadi aku sempat tanya ke bang Arel katanya benturan dikepala Arla cukup keras kemungkinan itu yang membuat dia koma untuk sementara waktu" Jelas Bulan.

" Ini salahku dek, harusnya mas aja yang ada diposisi Arla"

" Jangan gini, mas. Mas harus sembuh, mas Bintang kan bentar lagi sidang, Arla juga pasti nggak akan suka liat mas nyalahin diri mas kayak gini. Ini semua murni kecelakaan, Papa juga udah lapor polisi dan pelakunya sedang dalam penyelidikan"

AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang