" Saya harap bapak nggak lupa dengan isi seminar yang bapak sampaikan di Minggu lalu. Negara Indonesia negara hukum, tapi hukum yang mana? Hukum yang runcing kebawah tapi tumpul keatas?" Sarkas Bintang mentelak kaliamat dari pria dihadapannya.
Suasana ruang auditorium cukup tegang dan memanas akibat diskusi terbuka dari jajaran petinggi UKM pecinta alam dengan dewan perlindungan mahasiswa yang memaksa mereka untuk bergerak mendukung kebijakan yang baru saja dibuat oleh rektor. Alasan mereka menolak tegas kebijakan tersebut karena hal yang ditulis sangatlah merugikan mahasiswa dan menguntungkan pihak kampus juga rektorat.
Pak Tanto bungkam. Dia kira Bintang dan kawan-kawannya akan gampang luluh karena sudah tidak menjabat aktif sebagai pengurus lagi. Tapi salah besar, pantas saja pak Tanto gagal mengusik ketua umum UKM pecinta alam. Ternyata pihak demisionernya saja sekuat ini berpegang teguh pada kode etiknya.
" Baik kalo itu keputusannya! Mulai detik ini, saya mengundurkan diri sebagai dewan perlindungan!" Pak Tanto mengeluarkan kartu tanda dari dompetnya untuk dilempar keatas meja.
Membawa kemarahan yang mencapai puncak, pintu auditorium dibanting sampai Mahen tersentak. Satupun dari mereka tidak ada yang menahan mereka membiarkan mantan sosok yang dihormatinya itu pergi sesuai inginnya.
Ternyata benar kavitalis adalah lawan terbesar dari sebuah ideologis.
" KENAPA JADI GINI ANJING?!" Murka Sania mengagetkan yang melamun karena gebrakan kencangnya pada meja."Semarah itu si Tanto sampai ngundurin diri?! Artinya posisi kita terancam"
" Posisi apa?" Mahen masih kurang nyambung, pasalnya sedari rapat dia ketiduran, maklum berasa dibacakan dongeng.
" PAKE NANYA LAGI?!" Sania berdiri berkacak pinggang, marah seperti seorang ibu memarahi para anaknya yang bandel dan susah diatur."Kalian pikir si Tanto bakal diem setelah keinginannya ditolak? Nggak menutup kemungkinan UKM pecinta alam divakumkan?"
" Nggak mungkin sampai segitunya" Bulan ikut berpendapat.
" Kamu lupa yang menimpa UKM Jurnalistik FISIP? Izin terbitnya sampai dicabut perkara nolak ini!" Sewot Sania pada Bulan membuat gadis itu terkejut alisnya sontak menukik.
" Gawat kalo kita sampai senasib kayak UKM jurnalistik" Cetus Saga menatap Bintang kemudian melanjutkan isi pikirannya."Kamu belum lengser dari jabatanmu sebagai Presma, kalo sampai vakum bisa ancur elektabilitas kamu Bin! Semua bakal anggap kamu nggak becus jadi ketua dan juga Presma"
" Empat bulan lagi PEMIRA kan? Jadi kita harus pasang badan biar semua nggak kejadian" Kata Bintang, tidak terdengar sebagai ajakan melainkan perintah."Kabari yang lain, suruh kumpul di cafe biasa" Lanjutnya.
***
Instagram on.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA CINTA
Teen FictionCowoknya cool abis tapi jahil, ceweknya emosian dan keras kepala kira-kira gimana yaa kalo mereka disatuin??? kisah cinta Maba tengil dan senior galak plus dingin yuk ikuti kisah mereka hanya disini... YANG GAK SUKA BISA LANGSUNG SKIP TANPA HARUS ME...