Part 57

30 2 2
                                    

Selepas sholat subuh, setelah melipat mukena diatas sajadah Ganis berjalan disekitar area pengungsian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas sholat subuh, setelah melipat mukena diatas sajadah Ganis berjalan disekitar area pengungsian. Udara pagi terasa begitu dingin menusuk pori-pori membuat gadis itu mengeratkan jaketnya. Langkah Ganis terhenti seketika sebab sebuah teriakan nyaring memanggil namanya.

" KAK GANISSSS!!"

Gadis itu menemukan badan Starla yang menyebul di jendela mobil yang maju kearahnya. Cengiran lebar dari gadis itu membuat bibirnya ikut menipis.

Tebak apa yang terjadi setelahnya? Tentu Starla berlari dan langsung memeluk Ganis, rupanya tidak hanya gadis Bali itu saja yang datang, tapi juga bersama yang lainnya. Tarisa, Gendis, Kinan dan Jia turut menghampiri, ke-enamnya langsung berubah menjadi teletubbies mengabaikan Arel, Jovan, Argo dan kedua orangtua Ganis dibelakang.

" ARLAAAAA!!" Itu suara Bulan yang merentangkan tangan seperti anak kecil, untuk sesaat mereka menghargai pertemuan ini dengan saling berpelukan tak terkecuali Jovan dan Argo. namun, takdir berkata lain tepat saat Dai datang bersama Sania yang sudah pulang dari RS. Starla tidak menemukan cahaya dimata lelaki itu berjalan saja seperti tidak mau, dia selayaknya raga tanpa jiwa yang utuh.

" Bang Dai, nggak mau peluk Arla?" Canda Starla.

" Takut si Bintang marah" Dai memang tertawa, tapi bukan tawa biasanya yang Starla dengar. Disana semacam ada garis kesedihan yang tebal.

" Bagus dong, biar dia punya alasan buat balik, terus marahin bang Dai"

Dai tersenyum kecil."Bener juga"

Gadis Bali dan jejaka Bandung itu bertemu lewat sebuah peluk persahabatan. Perasaan Dai yang tengah kelabu membuat Starla turut merasakannya atau barangkali Starla juga sama sedihnya seperti Dai. Tawa dan candaan didetik sebelumnya adalah cara dia agar tidak terlihat menyedihkan. Dan disini, dibahu kekar sang sahabat Starla merasakan matanya memanas lagi. Rasa senang yang sempat ada kini hilang entah kemana.

" Sekarang kita tinggal nunggu Bintang, Saga, Marko, Abi sama Mahen biar bisa kumpul bareng lagi kayak dulu" Ucap Dai setelah menarik dirinya dari Starla, mata lelaki itu tampak sebab.

" Bang..." Jovan terpana mendengar penuturan Dai. Apakah sahabatnya itu tidak tahu kalo Mahen sudah meninggal atau memang tidak bisa menerima?.

Pemuda itu melumat bibirnya menelisik keterkejutan lantas dengan ragu dia bertanya."Bang Dai nggak tau?"

" Tau apa?" Dan Dai juga terlihat kebingungan. Bagaimana bisa dia tidak tahu padahal berita Mahen sudah tersebar dimana-mana jika disana tidak ada televisi bukankah Dai memiliki ponsel dan berita tentang mereka sudah menguasai jagat Maya terutama kematian Mahen si anak letnan kolonel.

Tapi Jovan tidak tahu jika ponsel Dai rusak dan Dai juga tidak pernah tau kalo ponselnya terpaksa dirusak oleh Adim, kakaknya yang dengan sengaja mencelupkannya ke air garam. Bukan tanpa alasan Adim melakukan itu agar tidak menambah kesedihan sang adik.

AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang