Part 11

86 5 0
                                    

Dengan sedikit cekikikan tawa, beres-beres pun dilakukan dengan kompak dan saling bantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sedikit cekikikan tawa, beres-beres pun dilakukan dengan kompak dan saling bantu. Bintang dan Saskia berinisiatif melipat flysheet berduaan yang perempuan tampak curi-curi pandang wajahnya memang terkesan biasa tapi tidak dengan hatinya. Bertalu begitu cepat bahkan memberi efek panas dingin ditubuhnya sementara yang laki-laki tangannya memang bergerak melipat tapi mata lelaki itu bergerilya seperti mencari seseorang.

Sampai saat Ganis melewatinya dia bertanya."Nis, Starla sama Bulan dimana? Kok nggak kelihatan?"

Ganis mengerjapkan matanya seperti baru tersadarkan, teringat jika dia juga memang belum bersitatap dengan kedua gadis itu sejak bangun tidur.

" Kenapa?" Marko yang penasaran ikut menghampiri.

" Bulan sama Starla nggak ada" Saskia menjawab cepat.

" Hah? Udah dicek ke tenda?"

Ganis menjadi orang pertama yang berlari menuju tenda yang satu-satunya belum dibongkar. Seperti sudah disetel sebelumnya, Sania juga keluar.

" Bulan sama Starla didalam?" Todong Ganis setengah panik.

" Nggak ada, aku cuma berdua sama Tarisa"

Marko menggusur rambutnya kebelakang ingin mengumpat tapi dia tahan diujung lidah. Mengapa dari banyaknya manusia tidak ada yang menyadari kalo kedua gadis muda itu tidak ada sejak mereka kumpul. Termasuk dirinya sendiri, sepertinya mereka terlalu fokus akan pembahasan laporan kegiatan hingga lupa dengan ketiadaan Bulan dan Starla. Benar-benar tidak diuntung.

Siang ini sangat tidak ramah untuk ketenangan seorang Marko."Tadi, mereka kearah mana?"

" Kesana" Sania menunjuk arah kanan.

Marko, menghampiri Abi dan Dai yang tengah packing keperluan pribadi sambil debat kusir entah karena apalagi."Kalian berdua ikut aku, kita cari Bulan sama Starla"

" Ke-"

" Mereka buang air kecil dan belum balik sampai sekarang" Marko memotong ucapan Abi.

" Aku ikut" Ucap Bintang, ikut menyusul.

Abi menatapnya."Mending kamu disini Bin, jagain yang lain. Kamu juga kan perlu istirahat"

" Aku oke kok" kekeuh lelaki bertopi hitam itu."Makin banyak yang nyari makin efektif juga"

Dai melirik Marko."Oke!" Putus Marko

Ganis hanya bisa memandang dari jarak jauh saat keempat punggung pemuda itu perlahan masuk ke hutan. Dia menunduk, menggigit bibir bawahnya sungguh pundak gadis itu terasa lebih berat dari sebelumnya, satu rangkulan mendarat dileher gadis itu, dia menoleh hanya untuk menemukan Sania dengan senyumnya yang menenangkan.

" Mereka pasti ketemu, semua akan baik-baik aja, percaya sama aku"

" Perasaanku nggak enak" Cicit Ganis

AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang