" Jadi kamu udah jalan jauh, tapi balik lagi cuma buat ngasih uang ke pengemis itu?" Tanya Argo gemas sendiri mendengar rentetan cerita dari Jovan.
Kali ini mereka sedang berada di warung angkringan dekat kampus, kebetulan mereka sama-sama lapar setelah pulang kampus dan memutuskan untuk mampir terlebih dahulu disana.
Jovan mengangguk sambil meringis karena Jia sedang mengompres lebam wajahnya dengan es batu yang dibungkus sapu tangan."Mereka tiba-tiba dateng dan maksa dikasih juga, padahal aku udah bilang uangnya habis" Jelasnya dengan wajah polos.
" Emang kamu ngasih uang berapa ke pengemis itu?" Tanya Starla mencoba tenang, meski dalam hati gregetan.
" Lima puluh ribu"
" Widih bisa buat beli cilok sepuluh bungkus itu Jov, ih gemes!" Sahut Kinan dengan nada penuh emosi, entahlah pikirannya selalu tentang makan.
" Normalnya tuh ngasih pengemis itu seribuan aja" Ucap Gendis yang mulai benar-benar geregetan.
" Terus pas kamu di hajar, dia nggak teriak minta tolong?" Tanya Tarisa yang sudah emosi diubun-ubun.
Jovan menggeleng."Dia lari"
" Katanya ngesot tadi?" Tanya Jia sambil terus mengompres Jovan hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya acuh.
Mereka yang melihat itu serempak menghela nafas panjang. Daripada emosi makin menjadi, Starla memilih menyeruput es tehnya agar tetap adem, tangannya kembali membuka nasi kucing dan memakannya.
" Ya udahlah, udah terlanjur juga lain kali jangan kayak gitu lagi Jov. Untung kamu cuma dikasih bonyok" Gendis menenangkan, gadis berhijab itu memang selalu bijak dalam berkata.
" Makanya lain kali jadi baik boleh, bego jangan!" Cibir Argo yang benar-benar gemas.
" Ihh Argo, ngaca dulu gih sebelum ngatain Jovan bego! Nilaimu itu selalu mentok diangka tujuh, berani-beraninya ngatain bego ke orang yang selalu dapat nilai diatas delapan" Cerocos Tarisa
" Udah, udah mending kalian makan sana. Aku yang bayar" Starla menengahi mereka sebelum terjadi perang dunia kedua. padahal Argo udah bersiap menjambak rambut Tarisa.
" Katanya duitmu abis?" Tanya Gendis heran pasalnya beberapa menit lalu gadis berlesung pipi itu mengeluh uangnya habis.
" Kasbon dulu, besok bayar"
Jovan mengambil alih sapu tangan dari tangan Jia."Kamu juga makan dulu Ji"
Jia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap tenang Jovan, padahal wajahnya udah bengkak kayak habis dicium tawon.
" Kenapa?" Tanya Jovan yang sadar tengah diperhatikan.
" Gapapa, cuma lagi mikir beruntung banget nanti yang jadi cewekmu, dijamin sejahtera dan bahagia" jawabnya sebelum menyeruput es tehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA CINTA
Teen FictionCowoknya cool abis tapi jahil, ceweknya emosian dan keras kepala kira-kira gimana yaa kalo mereka disatuin??? kisah cinta Maba tengil dan senior galak plus dingin yuk ikuti kisah mereka hanya disini... YANG GAK SUKA BISA LANGSUNG SKIP TANPA HARUS ME...