" KIRI PAK SOPIR KIRIIII!!"
Delapan perempuan melompat bahagia dari pick up yang diparkirkan oleh Marko. Mereka tiba di pasar malam yang digelar di lapangan desa. Sebab, selepas rapat tadi para gadis itu tak henti-hentinya merengek hingga membuat kepala para lelaki pusing tujuh keliling alhasil mereka mengikhlaskan untuk tidak nonton timnas secara live dan pergi ke pasar malam. Ya itung-itung sebagai self reward karena meskipun gagal sampai puncak Arjuno mereka bisa kembali dengan selamat.
" Rame banget" Celetuk Starla melihat sekitarnya. Ini kali pertama dia menginjakkan kaki di pasar malam.
" Namanya juga pasar pasti rame! Kamu kata kuburan baru sepi" Dumel Kinan.
" Yuk masuk, biar nggak kemalaman nanti pulangnya" Ajak Bintang menyudahi cekcok, berjalan memimpin diikuti para printilannya.
" Kita nggak di cap dulu?" Tanya Starla polos.
" KAMU PIKIR INI DUFAN PAKE DI CAP?!" Kompak Dai, Abi, Mahen, Argo dan Jovan seperti paduan suara membuat Starla terhenyak kena mental.
Selalu bergerombol, mereka melihat-lihat jajanan dan wahana permainan yang sama-sama banyak macamnya. Bikin lapar mata sekaligus jiwa bocahnya muncul ke permukaan.
" Mau kemana dulu kita?" Tanya Marko.
" KORA-KORA!!!" Pekik lima dari delapan perempuan. Dari awal memang mereka yang sangat ngidam ke pasar malam.
" Nggak usah cari penyakit" Komentar Bintang, seolah tau jika mereka hanya tergoda sesaat. Dibawah kelihatan seru, tapi pas naik pasti beda cerita.
" Bilang aja takut" Cibir Sania julid
" Mainmu kurang jauh! sana liat IGku!!"
" Si paling anak tebing! Pantes mas suka emot batu, muka pun ikut mirip batu" Sahut Bulan ikut mencibir kakaknya.
Ganis menyembul ke tengah-tengah mereka."Permisi ini mau naik kora-kora atau podcast?"
" Sini duitnya mana, biar aku sama Papiga yang beli tiketnya" Inisiatif Sania biar cepat.
" La, biasa" Kata Abi merangkul Starla akrab. Bersama Dai, Argo dan Jovan.
" Bayar sendiri gila! Jangan pake Arla Arla-an!" Omel Tarisa
" Biarin, Tar. Aku seneng membantu orang nggak mampu" Ceplos Starla sangat polos.
" MAKSUD KAMU?!" Empat sekawan itu menyahut kompak. Alhasil mereka mengeluarkan uang sepuluh ribu dari dompetnya.
" Let's go, Mamisan!" Seru Saga menggandeng Sania lalu mereka melangkah seperti Dora dan Booth yang tidak terpisahkan.
Abi melirik mereka keki."Itu dua bocah manggilnya kayak fix jodoh aja"
" Bilang aja mas musyrik"
" Syirik Tarisa" Koreksi Gendis pada gadis rambut pendek itu.
" Nih-nih! Ambil tiketnya" Tak lama pasangan sejoli kembali, kemudian membagikan kertas kecil pada semua rekan sebelum mengantri barisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA CINTA
Teen FictionCowoknya cool abis tapi jahil, ceweknya emosian dan keras kepala kira-kira gimana yaa kalo mereka disatuin??? kisah cinta Maba tengil dan senior galak plus dingin yuk ikuti kisah mereka hanya disini... YANG GAK SUKA BISA LANGSUNG SKIP TANPA HARUS ME...