" Didepan ada pos dua, malam ini kita nge-camp disana dulu, gimana?" Marko yang bertindak sebagai navigator atau pemandu jalan arah memberi pilihan pada sang leader yang berjalan dibelakangnya.
Sebelum menjawab, Bintang menghadap dulu kebarisan belakang dibawah sinar rembulan yang dipadukan dengan sinar headlamp yang terpasang disetiap kepala anggotanya, Bintang bisa menangkap raut lelah mereka setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam lamanya.
" Bentar lagi kita nyampe" Ucap Bintang, berusaha memberi sedikit pencerahan.
Kepala Tarisa terangkat."Puncak?"
" Pos dua" Koreksi Bintang."Ke puncak kita lanjut besok, perjalanan malam terlalu beresiko"
Langkah 16 pasang kaki itu terus berlanjut, selangkah demi selangkah menjajak tanah dengan tonjolan bebatuan. suasana malam membuat perjalanan senyap padahal waktu tidak terlalu larut, sekitar pukul setengah delapan tapi energi untuk menciptakan kebisingan seolah berada ditahap terakhir. Abi dan Argo yang awalnya selalu bernyanyi riang gembira sekarang tampak fokus memperhatikan langkah kaki masing-masing yang berkali-kali oleng karena pijakan yang kurang pas.
Ganis menjadi orang kesekian yang menggosokkan telapak tangannya guna memberi sensasi hangat sambil memperhatikan langkah. Sesekali dia melempar pandangan ke sekitar hanya ada hiruk pikuk tumbuhan yang dia lihat. tapi lain dari perasaannya, Ganis seakan tidak nyaman sejak dari pos satu, langkahnya seperti diikuti oleh CCTV. Terlahir sebagai anak yang memiliki keistimewaan melihat makhluk tak kasat mata membuat Ganis peka terhadap hal disekitarnya.
" Kayaknya disini cocok buat kita diriin tenda" Ucap Marko membuat Ganis tersadar dari lamunannya.
" Yok, bangun tendanya biar bisa tidur" Ajak Bintang menggebu-gebu memancing semangat rekan-rekannya.
" Hadeeeeeuh" Abi mengeliat."Ini yang cowok ada berapa sih?"
" Sembilan" Ganis keceplosan.
Mulut Dai komat-kamit menghitung dengan jarinya."Perasaan delapan orang deh?"
" O-oh" Gadis yang memiliki indera keenam itu gelagapan."Berarti tadi aku yang salah ngitung hehe"
" Dua tenda juga cukup, kan kapasitasnya empat orang" Saga mengeluarkan satu set tenda dari cariernya.
Sementara itu digerombolan perempuan, mereka hanya asik menonton saja.
" Kalian nggak bikin tenda? Mau uji nyali tidur diluar?" Tanya Argo heran
" Bikinin dongggg, kita kan lagi masak" Sahut Tarisa manja.
" Kan itu ada delapan orang, bagi dua kayak yang mau kawinan wae, masak gemeuni se-RT" Jovan ikut menimbrung.
Jia berdecak." Gimana mau bangun rumah tangga bareng, kalo bangunin tenda aja nggak mau"
" WOHOOOO!!" Kegaduhan pun tercipta, Starla memukul-mukul sendok dengan nestingnya , Dai dan Mahen mendorong-dorong tubuh Jovan yang telinganya sudah merah menahan malu. Yang lain sibuk mencie-ciekan sambil bertepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA CINTA
Teen FictionCowoknya cool abis tapi jahil, ceweknya emosian dan keras kepala kira-kira gimana yaa kalo mereka disatuin??? kisah cinta Maba tengil dan senior galak plus dingin yuk ikuti kisah mereka hanya disini... YANG GAK SUKA BISA LANGSUNG SKIP TANPA HARUS ME...