3. Mine

1.6K 166 6
                                    

Takemichi berdiri di atas ayunan sambil mengayunnya pelan. Matanya sedikit sembab karena banyak menangis. Mikey sendiri hanya duduk di samping Takemichi dalam diam. Keduanya tengah berada di taman setelah sesi pelukan tadi.

"Aku benar-benar tidak tahu mana yang nyata," Mikey berbisik. Kepalanya menunduk menatap pasir di bawah. "Aku masih merasakan saat tubuhmu semakin dingin, Takemitchy. Aku benar-benar merasa bersalah padamu. Kau sudah melakukan banyak hal untukku, untuk Toman. Tapi, pada akhirnya aku yang menghancurkannya semuanya."

Mikey menoleh untuk menatap Takemichi. Air matanya keluar tanpa ia sadari. "Maafkan aku."

Takemichi sedikit terkejut melihat Mikey menangis. Namun dia hanya tersenyum seperti yang selalu dia lakukan. "Tidak apa-apa, Mikey-kun. Sekarang kita kembali bersama. Aku tidak perlu melakukan semuanya sendirian karena sekarang aku punya kau."

Mikey kembali menunduk, merasa semakin bersalah saat menatap safir biru itu. "Kenapa kau mau melakukan banyak hal untukku, Takemitchy? Padahal, sudah jelas semua kekacauan ini terjadi karena aku. Aku membiarkan diriku dimanipulasi Kisaki, pergi meninggalkan teman-teman karena berpikir semua akan lebih baik jika aku menghilang. Tapi pada akhirnya kau selalu datang padaku."

Keadaan menjadi hening karena Takemichi tidak menjawabnya.

"Kau tahu, Mikey-kun? Sebelum aku bertemu denganmu atau Toman, aku hanya seorang pengecut." Takemichi mulai mengayunkan ayunannya pelan dengan masih berdiri dan berpegang pada rantai di kedua sisi tubuhnya. "Aku kabur karena takut dengan Kiyomasa dan meninggalkan teman-teman Mizo Middle-ku. Aku pergi dan mengabaikan penderitaan mereka, karena aku hanya berpikir untuk menyelamatkan diriku sendiri."

Ayunan berderit kecil setiap Takemichi menggerakkannya. Mikey tetap menunduk, mendengarkan semua cerita Takemichi dalam diam.

"Tapi setelah melakukan perjalanan waktu untuk pertama kalinya, aku tahu aku harus melawan. Jika aku hanya diam, tidak akan ada yang bisa berubah. Sampai akhirnya aku bertemu denganmu dan juga Toman."

Takemichi mengayun semakin cepat. Senyum manis merekah di bibirnya yang membuat Mikey terpana.

"Sejak bertemu dengan kalian, hidupku benar-benar berubah. Aku punya lebih banyak teman, aku bisa melihat persahabatan kalian semua, juga kesetiaan satu sama lain. Tapi, yang paling penting semua hal itu benar-benar membuatku percaya jika tidak ada yang perlu ditakutkan selama kita memiliki satu sama lain." Takemichi menunduk. Safir hitam dan biru bertatapan. "Aku benar-benar bahagia bisa mengenal kalian. Karena setidaknya, aku tidak kesepian seperti kehidupanku dulu."

Takemichi kembali tersenyum semakin lebar. Tubuhnya mengayunkan ayunan itu kembali, sedikit lebih cepat dari sebelumnya. "Itulah kenapa aku ingin semua orang mendapatkan masa depan yang baik, dan itu termasuk kau, Mikey-kun."

Keheningan melanda selama beberapa menit sampai Takemichi berhenti mengayun.

"Hup!"

Takemichi melompat turun setelah ayunannya berhenti. Anak laki-laki berusia sepuluh tahun itu berdiri di depan Mikey dengan kedua tangan di belakang punggung.

"Aku tahu rasanya kesepian, harus berusaha untuk tetap kuat padahal kita juga sudah lelah. Kau sudah mengubah hidupku, Mikey-kun. Mengubahku menjadi lebih berani dibanding sebelumnya. Itulah sebabnya, aku juga ingin kau mendapatkan masa depan yang baik. Kita semua, bersama-sama. Aku tahu sendirian itu tidak menyenangkan."

Keduanya saling menatap. Hembusan angin menerbangkan surai keduanya, juga jubah merah yang masih Takemichi kenakan.

"Sekarang kita disini, bersama. Apapun alasannya, kita pasti bisa memperbaiki semuanya, Mikey-kun. Kita akan menyelamatkan semua orang dan memastikan mereka mendapatkan masa depan terbaik." Takemichi mengulurkan tangan kanannya, menatap Mikey dengan senyum yang tak pernah luntur. "Jadi, apa kau mau membantuku melakukan itu semua, Mikey-kun?"

Mikey menatap tangan Takemichi. Dia terkekeh kecil sebelum akhirnya bangun dari ayunan dan menarik Takemichi ke pelukannya.

"Terimakasih. Terimakasih banyak, Takemitchy." Bisiknya di telinga si Pahlawan Cengeng. "Kali ini aku akan bersamamu. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan semuanya sendirian lagi."

Takemichi tertawa bahagia, membalas pelukan si pirang dengan semangat.

"Kita pasti bisa, Mikey-kun!"

Keduanya berpelukan selama beberapa menit sampai akhirnya Mikey berbicara.

"Kalau begitu, mulai sekarang kau milikku, Takemitchy?!"

"Eh?"

Takemichi terkejut dengan claim yang tiba-tiba itu. "A-apa maksudmu?"

Mikey menyeringai menatap Takemichi. "Mulai sekarang kau milikku! Lagipula, saat ini kau belum berpacaran dengan gadis Tachibana itu, kan?"

Takemichi menatap gugup. Dia tahu perasaannya pada Hinata sudah hilang sejak dia bertemu Mikey di salah satu masa depan. Namun tetap saja dia merasa malu.

"Ke-kenapa?"

Mikey memiringkan kepalanya dengan mata menyipit. "Sebelumnya, aku tidak punya kesempatan karena kau sudah punya pacar. Tapi sekarang berbeda. Aku akan mengambilmu lebih dulu!" ucapnya semangat.

"Apa kau tidak menyukaiku, Takemitchy?" lanjutnya memasang wajah sedih.

"A-apa? Bukan seperti itu, eh-" Takemichi menutup wajahnya malu saat sadar dengan apa yang baru saja dia katakan. Takemichi yakin wajahnya sudah memerah sekarang.

Mikey tertawa kecil melihat reaksi Takemichi. "Bagus! Kalau begitu mulai sekarang kau kekasihku."

"Eh? Ta-tapi, Mikey-kun memangnya tidak masalah?"

"Masalah? Kau belum tahu ya?"

"Tahu apa?" Takemichi menatap bingung.

"Masa lalu ini sedikit berbeda, Mitchy. Disini ada yang namanya 'gender kedua'."

"Gender kedua?" Takemichi meletakkan jari telunjuknya di dagu. "Ibu menuliskan sesuatu tentang itu di surat yang dia tinggalkan. Aku seperti pernah membaca tentang itu di salah satu komik milik Chifuyu, tapi aku sudah lupa."

Akhirnya, Mikey menjelaskan semua hal yang Shiniciro beritahu padanya pagi tadi. Takemichi mendengarkan dengan seksama, terkadang wajahnya memerah saat mendengarkan penjelasan dari Mikey. Si pirang sendiri hanya senang melihat semua reaksi Takemichi.

"Begitu, ya," ucapnya setelah Mikey selesai menjelaskan. "Sial! Itu benar-benar seperti di komik milik Chifuyu."

"Ngomong-ngomong, apa kau sudah melakukan tes?" tanya Mikey.

"Belum. Ibu bilang jadwalnya besok. Ibu sudah meminta tetanggaku, Bibi Sakura, untuk menemaniku ke rumah sakit."

"Bagaimana kalau aku meminta Shiniciro saja untuk menemani?" usulnya.

"Eh? Shiniciro-san? Memangnya tidak sibuk?"

"Tidak apa-apa. Walaupun sibuk, aku akan memaksa dia untuk menemanimu. Aku juga akan ikut sekalian, hehe."

"Itu pasti menyusahkan Shiniciro-san, Mikey. Tidak per-"

"Tidak ada penolakan. Dia pasti tidak akan menolakku tenang saja." Mikey menyela, menatap percaya diri.

"Baiklah. Tapi jika memang tidak bisa jangan memaksanya. Aku bisa pergi dengan Bibi Sakura." Takemichi menghela nafas pasrah. "Ngomong-ngomong, bagaimana jika hasilnya tidak cocok?"

"Tidak cocok seperti apa?"

"Maksudku, menurut penjelasan tadi, bagaimana jika aku termasuk ke golongan yang terendah. Atau, Bagaimana jika kita tidak cocok satu sama lain karena kau seorang Alpha Dominan? Bagaimana jika orang-orang mengolok-olokmu karena bersamaku? Bagaimana-"

"Sst!"

Mikey meletakkan jari telunjuknya di bibir Takemichi agar dia berhenti berbicara. "Itu bukan tentang hasil tes-nya, Takemitchy. Apapun hasilnya, asalkan itu kau aku akan menerimanya tidak peduli Alpha, Beta, atau Omega biasa sekalipun. Selama itu kau, aku akan menyukainya."

Takemichi terdiam. Dia menatap Mikey dengan mata berkaca-kaca. Takemichi akhirnya mengangguk padanya.

"Terimakasih,"
.
.
.
Tbc...
6 Juni 2024

Restart (Omegaverse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang