Bagi Sanzu, Mikey bukan hanya teman masa kecilnya. Mikey adalah Raja, perintahnya mutlak. Dia akan melakukan apapun yang Rajanya inginkan, menghabisi siapapun yang berani menganggu. Bahkan seorang Yasuhiro Muto– yang mana di sudut terkecil hatinya, Sanzu sudah menganggapnya sebagai sosok yang penting– tak lepas dari kekejamannya.
Akan tetapi, sekali lagi Rajanya adalah prioritas. Muto menghianati Mikey, maka kematian yang menunggunya. Tidak peduli siapapun itu, Sanzu selalu siap untuk menyingkirkan mereka. Namun, ada satu orang yang tak bisa ia singkirkan. Karena bahkan setelah hampir mati di tangan Rajanya, dia selalu kembali lagi.
Hanagaki Takemichi, itulah namanya. Anak laki-laki cengeng dengan mata biru yang selalu memancarkan tekad.
Sanzu benar-benar tidak mengerti. Mengapa dia sangat gigih? Mengapa dia tidak membiarkan Mikey melakukan apa yang dia inginkan? Lagipula, apa yang Rajanya lakukan juga untuk kebaikan semua orang, membiarkan tangannya kotor oleh darah agar teman-temannya bisa mendapatkan kehidupan yang damai.
Namun, lagi dan lagi Takemichi selalu kembali. Dia selalu mencari Rajanya, dan bahkan mengatakan dengan lantang di tengah-tengah dua geng besar bahwa dia akan mengalahkan Sano Manjiro.
Gila. Takemichi sudah gila.
Itulah yang ada di pikirannya. Orang waras mana yang mau berusaha sekeras itu untuk hanya untuk seorang teman? Orang waras mana yang tetap berusaha menyelamatkan sosok yang sudah memukulinya hingga koma? Terus berusaha lagi dan lagi hingga akhirnya nyawanya yang menjadi bayaran untuk membawa Mikey kembali.
Sanzu membencinya, jelas. Itu karena Rajanya selalu terganggu dengan keberadaan Takemichi sekaligus mengkhawatirkannya. Akan tetapi, kegigihan Takemichi terkadang juga membuatnya bersemangat.
Sanzu bisa merasakan jantungnya berdebar kencang saat menatap obsidian biru itu. Kepercayaan dirinya untuk mengalahkan Mikey, kegigihan dan juga kesetiannya. Semua hal itu membuatnya gila.Gila karena pernah terbesit satu pemikiran liar di kepalanya. Memikirkan bahwa tidak ada yang cocok untuk mendampingi Rajanya yang hebat, selain Hanagaki Takemichi.
Sekarang, setelah kembali lagi ke masa lalu Takemichi akhirnya benar-benar bersama Rajanya. Dia merasa semakin bersemangat, apalagi saat mengingat jika timeline kali ini berbeda karena ada secondary gender.
"Apakah ada yang memberitahumu jika kau terlihat menakutkan dengan pandangan kesetian yang penuh obsesi itu, Sanzu?"
Sanzu berkedip cepat, tersadar dari lamunannya karena mendengar suara Takemichi. Dia mendengus pelan lalu tersenyum lebar.
"Kau orang kesekian yang mengatakan hal itu." Sanzu mengangkat kedua bahunya acuh. "Tapi biasanya mereka membicarakannya di belakangku."
"Oh? Haruskah aku merasa bangga?" Takemichi tersenyum miring. Entah kenapa dia tidak merasa takut pada sosok yang tak segan menghunuskan katananya pada siapapun yang tak ia suka. Mungkin karena sekarang Mikey bersamanya.
"Sejak kapan kau menjadi berani, Hanagaki?"
"Dan sejak kapan kau boleh berbicara seperti itu pada Takemitchy, Sanzu?"
Sanzu merasakan tubuhnya bergetar. Dia menunduk karena tak berani menatap Mikey. Namun, Sanzu tetaplah Sanzu. Bahkan jika Mikey memukulnya hingga sekarat, dia akan tetap senang melayani Rajanya. Karena itulah Sanzu tak membantah perkataan Mikey, melainkan menyeringai kecil dan menjawab singkat.
"Maaf, Rajaku."
"Hentikan itu, Manjiro!"
Mikey membuang pandangannya saat kakaknya berbicara. Jujur saja, Shinichiro terkejut melihat Sanzu yang benar-benar berubah. Dia senang karena Sanzu tidak pernah meninggalkan Mikey. Tapi dia juga sadar jika itu sedikit berlebihan. Shinichiro tetap menegur adiknya walaupun dia sendiri tidak yakin jika Sanzu akan kembali seperti Haruchiyo yang dulu, bukan menjadi anak laki-laki dengan kesetian yang berlebihan hingga terlihat seperti obsesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart (Omegaverse)
Action>MaiTake Omegaverse< and other couple ⚠Alur santai⚠ •Chapter 1-15: Childhood •Chapter 16-44: Toman Formed •Chapter 45-56: Moebius Arc •Chapter 57-?: Vallhala Arc Description: Setelah meninggal di pertarungan antara Kantou Manji dan Tokyo Manji, Han...