Junpeke merasa tubuhnya gemetar ketakutan saat mata hitam itu menatapnya. Dia mundur perlahan sampai tiba-tiba menabrak seseorang di belakangnya.
"Mau pergi kemana, brengsek?" Baji menatapnya marah. Di segera meraih kerah seragam Junpeke dan membanting anak itu.
"Keugh!"
"Jelas-jelas kau yang mengeroyok Kazutora. Tapi kau berani menipu geng lain dan menghasut mereka agar melawan kami! Kau ingin mati?"
Yang lain hanya memandang saat Baji terus memukul wajah Junpeke. Dia baru berhenti setelah merasa puas, meninggalkan Junpeke yang sudah pingsan dengan wajah babak belur.
"Sudah selesai, Shion. Bangunlah."
"Sialan! Itu menyakitkan!" Shion yang awalnya diam kini mulai bangun perlahan. Dia mengusap darah di ujung bibirnya dan mendekat pada Mikey.
"Jadi kau Mikey? Adik Shinichiro-san?"
"Ya."
Saat mereka bertarung, Mikey memang menjelaskan pada Shion secara singkat apa yang sebenarnya terjadi. Setelah Shion percaya, Mikey menyuruhnya untuk pura-pura kalah agar dia bisa mengurus Junpeke.
Koko di belakang membantu Inupi bangun sebelum akhirnya ikut mendekat pada yang lain. "Adakah yang mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?"
Koko menggerutu pelan. "Kenapa kita harus bertarung jika pada akhirnya ini semua hanya sandiwara?"
"Akan lebih baik jika kita membicarakannya di tempat yang lebih tertutup, anak-anak."
Semua orang menoleh untuk menatap seseorang yang datang. Itu adalah Shinichiro dan juga Wakasa. Setelah Shinichiro mengatakan jika Takemichi dan yang lain akan bertarung dengan Black Dragon, dia langsung meminta untuk pergi ke tempat pertarungan.
Wakasa berjalan mendekat pada Takemichi. Tangannya terulur untuk mengusap darah di pipinya. "Kau baik-baik saja, Takemichi?"
"Ya, Waka-nii." Takemichi tersenyum lebar pada yang lebih tua.
"Ayo bicarakan di bengkelku saja. Kalian juga harus diobati."
Mereka semua mengangguk patuh. Kecuali anggota biasa, semuanya pergi meninggalkan tempat pertarungan untuk pergi ke bengkel Shinichiro.
***
"Jadi? Situasi macam apa ini?"
Izana melipat kedua tangannya di dada, menatap sekumpulan orang yang babak belur. Kakucho yang berdiri di belakangnya mengusap pelan pundak Izana, membawanya duduk di kursi.
"Kami bertarung?" Takemichi menjawab polos. Dia sudah selesai diobati oleh Wakasa dan kini tengah duduk di pangkuan Omega dewasa itu.
"Aku tahu kalian bertarung." Izana memutar bola matanya malas. "Yang aku tanyakan itu alasannya!"
"Maaf, Izana. Ini kesalahanku." Shion menunduk, tak berani menatap Izana yang ada di depannya.
"Kau tidak tahu siapa yang kau lawan?" tanya Izana.
"Jangan menyalahkan dia, Izana. Aku yang menyebabkan semuanya."
"Kau?" Izana mengangkat satu alisnya heran, dia menatap Mikey.
"Mn. Aku harus menang melawan Black Dragon agar gengku menjadi terkenal. Jadi, aku tidak mengatakannya padamu karena kau pasti akan menghentikan pertarungan ini."
"Alasan macam apa itu?"
Izana lalu menoleh pada Sinichiro. "Shin?"
"Aku mengizinkannya, Izana." Shinichiro menutup kotak obatnya saat semua sudah selesai diobati.
"Hah? Kenapa?" Izana menatapnya bingung.
"Mikey sudah mengatakan alasannya tadi, kan?"
"Tapi-"
"Jangan khawatir." Shinichiro menepuk kepala Izana pelan. "Semua sudah selesai sekarang."
Izana hanya bisa menarik nafas pelan. Dia menatapnya Shion yang masih terdiam. "Kau benar-benar tidak tahu siapa yang kau lawan, Shion?"
"Yah, anak bernama Junpeke itu bilang yang mengganggunya adalah seseorang bernama Mikey. Aku benar-benar tidak tahu jika itu nama lain dari adik Shinichiro-san."
"Hah? Sungguh?"
"Jangankan dia. Aku saja baru tahu sekarang," ucap Inupi ikut masuk ke dalam pembicaraan.
"Bahkan kau juga, Inui?"
Inupi menerima minuman yang disodorkan Koko dan berterimakasih padanya. "Mn. Soalnya, saat Shinichiro-san membahas adiknya, dia selalu menyebutkan nama Manjiro dan bukan Mikey. Jadi aku tidak tahu jika mereka orang yang sama."
"Astaga." Izana memijat keningnya pelan.
Shinichiro terkekeh pelan mendengar alasan mereka. "Yah, salahku juga hanya memanggilnya Manjiro. Tapi semua sudah selesai sekarang, jadi tidak perlu dipikirkan lagi."
Shinichiro duduk di samping Wakasa yang masih memangku Takemichi, lalu menatap Izana.
"Apa kau juga benar-benar ingin membuat gengmu sendiri, Izana?"
"Ya," balas Izana. "Aku sudah punya anggota. Oh, aku juga akan mengambil Shion."
"Kalau begitu posisi pemimpin Black Dragon benar-benar kosong." Shinichiro lalu menatap Inupi. "Apa keputusanmu, Inupi?"
"Hah? Aku?" Shinichiro mengangguk saat melihat Inupi yang menunjuk dirinya sendiri.
"Kau ingin Inupi mengambil alih, Shin-chan?" tanya Wakasa. Seingatnya, Shinichiro bilang jika dia mencalonkan Takemichi juga.
Shinichiro berusaha mengabaikan panggilan Wakasa padanya dan mengangguk pelan. "Ya. Lagipula, sudah tidak ada orang lagi yang tersisa. Takemichi juga bilang jika dia akan bergabung dengan gengnya Mikey."
Takemichi mengangguk semangat mendengar perkataan Shinichiro.
"Jadi, bagaimana?" Shinichiro kembali menatap Inupi yang belum memberikan jawaban.
"Aku ... Bolehkah aku memikirkannya lagi, Shinichiro-san? Aku masih belum yakin."
"Bukan masalah." Shinichiro tersenyum tipis. "Kalau kau tidak mau juga tak apa. Aku hanya perlu menunggu seseorang yang ingin mengambil alih geng. Pasti akan ada suatu hari nanti."
Takemichi dan Mikey saling menatap dalam diam. Untuk memastikan semuanya berjalan semestinya, Takemichi tidak bisa mengambil alih Black Dragon sekarang. Akan tetapi, dia berjanji di dalam hati jika dia akan memimpin Black Dragon dengan baik di masa depan dan menciptakan era yang menakjubkan seperti saat Shinichiro memimpin.
.
.
.
Tbc...
11 Juli 2024Satu chapter bonus lagi nih:)
Terima kasih atas dukungannya! Jangan lupa tinggalkan vote ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart (Omegaverse)
Action>MaiTake Omegaverse< and other couple ⚠Alur santai⚠ •Chapter 1-15: Childhood •Chapter 16-44: Toman Formed •Chapter 45-56: Moebius Arc •Chapter 57-?: Vallhala Arc Description: Setelah meninggal di pertarungan antara Kantou Manji dan Tokyo Manji, Han...