52. Marking

1.2K 141 19
                                    

Takemichi mengerjapkan matanya pelan, merasa dejavu saat melihat langit-langit putih rumah sakit. Dia menatap tangan kanannya yang sudah dibalut perban putih.

"Sepertinya yang ini akan meninggalkan bekas juga," gumamnya pelan.

Suara pintu yang dibuka mengalihkan perhatiannya. Takemichi menatap sosok yang baru saja masuk, tersenyum tipis.

Mikey yang melihatnya sudah bangun bergegas mendekat. "Takemitchy, kau baik-baik saja? Apa tanganmu masih sakit?"

Takemichi tersenyum tipis dan perlahan bangun dari kasur. "Aku baik-baik saja."

Mikey akhirnya menghela nafas lega. Dia mengambil tangan Takemichi yang terluka, mengelusnya pelan.

"Maaf, lagi-lagi kau terluka."

Takemichi sekali lagi tersenyum. Tangannya yang tidak terluka ia gunakan untuk mengusap pelan surai pirang Sano Manjiro. "Jangan meminta maaf, Mikey. Itu bukan salahmu. Sejujurnya, aku juga sedikit melupakannya. Tubuhku bergerak sendiri saat melihat Pah yang akan menikam Osanai."

Mikey memejamkan matanya, menikmati elusan Takemichi di kepalanya.

"Ngomong-ngomong, dimana yang lain?"

"Mereka masih ada di luar. Pah sepertinya masih ragu untuk masuk, jadi Draken sedang membujuknya."

Tepat setelah Mikey selesai bicara, pintu kembali terbuka. Draken masuk ke dalam diikuti oleh Pah-chin dan juga Peh-yan. Takemichi melemparkan senyum tipis saat Pah mendekat dengan ragu. Keadaan menjadi hening selama beberapa saat sampai akhirnya Pah-chin berbicara.

"Maafkan aku, Takemichi."

Takemichi sedikit terkejut saat melihat Pah membungkuk. Dia segera mengulurkan tangannya yang tidak terluka, menepuk pelan pundaknya dan menyuruh Pah untuk berdiri tegak.

"Tidak apa, Pah. Hanya, jangan bertindak sebelum berpikir hanya karena kau marah. Jika saat itu Osanai terbunuh, kau akan dimasukkan ke penjara remaja dan Toman akan kehilangan satu pendirinya. Aku tidak ingin hal itu terjadi." Takemichi tersenyum.

"Kau tahu, kan? Aku benar-benar tidak ingin Toman terpecah belah. Toman sangat berharga bagiku, bagimu juga. Dan aku tahu yang lain pasti merasakan hal yang sama."

Pah-chin menatap Takemichi, air matanya mengalir. Dia kembali membungkuk singkat padanya.

"Terimakasih, Takemichi. Sekali lagi, maafkan aku."
***
Takemichi akhirnya diperbolehkan pulang setelah memastikan jika dia sudah baik-baik saja. Karena luka itu, Mikey lagi-lagi membawa Takemichi ke rumahnya dengan alasan tidak ada yang menjaganya nanti di rumah. Takemichi sendiri hanya bisa pasrah, membonceng Mikey dan kembali ke kediaman Sano.

Kecuali orang-orang yang terlibat, para kapten serta wakilnya tidak ada yang tahu jika Takemichi terluka. Takemichi meminta untuk tidak mengatakannya pada yang lain tentang apa yang terjadi. Dia hanya memberitahu Chifuyu, yang mana Takemichi mendapat omelan panjang karena tidak mengajaknya juga jadi dia tidak bisa melindungi Takemichi. Setelah pembicaraan panjang untuk menenangkan partnernya, akhirnya Chifuyu mengalah.

Saat itu sudah hampir malam saat Takemichi dan juga Mikey kembali. Shinichiro sudah ada di rumah dan saat ini tengah membantu Emma memasak. Mansaku sendiri duduk di ruang makan, membaca koran ditemani secangkir teh.

"Tadaima"

Mikey dan Takemichi berucap bersamaan yang langsung mendapat jawaban dari Emma.

"Kemana saja kalian? Ini hampir malam, tahu!" Emma meletakkan kedua tangannya di pinggang, menatap Takemichi dan juga Mikey.

Restart (Omegaverse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang