28. Time Leaper

1K 148 9
                                    

•Sedikit penjelasan barang kali ada yang bingung:
Jadi, di timeline original Shinichiro kembali ke masa lalu pada tanggal 30 Juli 1999 setelah melompat ke sungai yang mana disaksikan oleh Sanzu. Di tahun itu juga Mikey merobek mulut Sanzu. Setelah peristiwa itu, Shinichiro tidak sengaja berjabat tangan dengan Sanzu saat mereka di rumah sakit dan dia kembali lagi ke masa depan tepatnya tahun 2003.

Nah, chapter kali ini berlatar di tahun 2003, tepatnya di hari saat Shinichiro baru saja kembali dari masa lalu.
.
.
.
Takemichi berjalan di samping Mikey sementara si pirang mendorong motornya yang rusak karena ditendang sendiri.

"Biarkan aku membantu mendorong motornya, Mikey," pinta Takemichi kesekian kalinya. Mikey lagi-lagi menggeleng.

"Sunda kubilang tidak perlu, Mitchy. Kau terluka, aku tidak ingin membuatmu kelelahan karena mendorong motor."

"Tapi 'kan aku baik-baik saja "

"Tidak tetap tidak, Takemitchy!"

Takemichi mencebikkan bibirnya kesal. Setelah membereskan orang-orang yang mengganggu mereka sebelumnya, Mikey memilih untuk kembali. Dia meminta Baji untuk memberitahu yang lain tentang semua yang terjadi. Takemichi ingin membantu mendorong motor Mikey yang rusak, tetapi selalu dilarang oleh si pirang dengan alasan terluka.

Mereka terus berbincang satu sama lain sampai akhirnya mereka tiba di bengkel Shinichiro. Mikey meletakkan motornya di depan, lalu masuk bersama Takemichi. Mereka bisa melihat seorang laki-laki dengan seragam bengkel sedang berdiri membelakangi mereka.

"Shinichiro, aku tidak sengaja merusak motorku. Apa kau bisa memperbaiki ini?"

Mikey tertegun sejenak dengan saat melihat Shinichiro berbalik. Dia bisa melihat jika si sulung tiba-tiba menangis setelah melihatnya.

"Manjiro?"

Sebuah pelukan yang tiba-tiba mengagetkan Mikey. Dia menatap Takemichi yang juga kebingungan.

"Ada apa, Shin? Kenapa kau menangis?"

Shinichiro tak menjawab. Dia terus menangis, memeluk Mikey dengan erat. "Syukurlah. Syukurlah kau baik-baik saja."

Mikey terbelalak saat dia mengingat sesuatu. Dia membalas pelukan Shinichiro erat, bertanya padanya untuk memastikan sesuatu. "Shin, apa kau baru saja kembali?"

"A-apa?"

Shinichiro melepaskan pelukannya, menatap Mikey yang matanya berkaca-kaca.

"Katakan. Katakan padaku, Shin. Apa kau baru saja kembali dari masa lalu?"

Shinichiro tercengang, begitu pula dengan Takemichi. Dia memang tahu jika Shinichiro juga pelompat waktu saat Mikey bercerita padanya. Tapi dia tidak tahu kapan tepatnya Shinichiro melakukan itu.

"Mi-mikey?" Takemichi menatap Mikey terkejut. "I-itu benar-benar sekarang? Sungguh?"

Shinichiro menoleh untuk menatap Takemichi. Di merasa familiar dengannya, namun juga asing. Shinichiro mengulurkan tangannya pada Takemichi, ingin menanyakan sesuatu.

"Apa kau-"

Tiba-tiba, perasaan familiar datang. Takemichi merasakan sengatan kuat saat tangannya bersentuhan dengan Shinichiro, begitu pula si sulung Sano. Takemichi tiba-tiba berlutut, memegang kepalanya yang terasa sakit.

"A-apa? Apa yang- arghh!"

Mikey mendekat khawatir. Di memegangi tubuh Takemichi yang gemetar. "Takemitchy? Hei! Ada apa? Mitchy?"

Takemichi tak menjawab. Di terus memegangi kepalanya yang terasa sakit saat ingatan-ingatan di seluruh timeline muncul bersamaan, ditambah dengan timeline original milik Shinichiro.

Dia terus meraung, menangis dan menggumamkan kata yang sama. "Berhenti! Berhenti! Berhenti!"

Shinichiro juga tidak berbeda. Kepalanya terasa sakit saat beberapa ingatan masuk dengan paksa. Tapi dia tahu anak di depannya jelas lebih buruk darinya. Jadi, dengan tangan gemetar dia menarik Takemichi dan memeluknya erat, menahan tangan Takemichi yang terus-terusan memukuli kepalanya.

"Sst... Tidak apa-apa, semua baik-baik saja. Jangan melukai dirimu sendiri, Nak."

Shinichiro mengusap punggung Takemichi untuk menenangkan si mata biru. Mikey di sampingnya sudah mengeluarkan air mata. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia tidak tega melihat Takemichi seperti itu. Perlahan, Mikey mendekat dan ikut memeluk Takemichi.

"Takemitchy, Takemitchy. Jangan ... Jangan menangis, tolong."

Takemichi masih terisak, kedua tangannya meremat baju Shinichiro erat. Kepalanya benar-benar terasa sakit. Satu persatu ingatan tentang kematian semua orang muncul berkali-kali, membuatnya semakin takut. Perasaan bersalah karena tidak bisa menyelamatkan mereka kembali memenuhi hatinya.

"Maaf maaf maaf," Takemichi terus berbisik di pelukan Shinichiro.

"Semua salahku. Maafkan aku."

Takemichi terus meminta maaf di sela tangisannya, membuat kalimat yang dia katakan sedikit tidak jelas. Namun, Mikey paham apa yang dia katakan. Dia terus memeluknya erat dari belakang, menyebarkan feromonnya untuk memenangkan si mata biru.

"Itu bukan salahmu, Takemitchy. Aku yang harusnya minta maaf. Aku yang menyebabkan semua hal itu. Jangan ... Jangan menyalahkan dirimu sendiri."

Shinichiro juga tak tahu harus melakukan apa. Ingatannya berantakan, tapi dia tahu apa yang terjadinya bukanlah hal baik. Dia hanya bisa memeluk keduanya erat, menunggu mereka tenang sebelum mencari tahu apa yang terjadi.

Mereka tetap berada di posisi itu selama hampir satu jam sebelum akhirnya Takemichi berhenti menangis. Hanya tinggal isakan kecil yang terdengar dari mulutnya. Shinichiro berusaha bangun lalu duduk di sofa panjang dengan Takemichi di gendongannya. Mikey masih berkaca-kaca saat mengikuti Shinichiro. Dia duduk di samping kakaknya, terus menunduk.

Takemichi merasakan jika sakit di kepalanya sudah berkurang. Matanya kabur karena air mata. Dia mendongak perlahan sehingga tatapannya bertemu dengan Shinichiro.

"Apa kau sudah baik-baik saja?"

"Shin-nii," Takemichi menatap si sulung, mata birunya kembali berkaca-kaca. "Maaf, maafkan aku. Aku, aku tidak bisa menyelamatkan mereka. Baji, Emma, Izana, Draken. Itu semua salahku. Aku mengacaukan semuanya, bahkan Mikey. Aku-"

"Hei, tenang Takemichi." Shinichiro memegang tangan Takemichi yang gemetar, lalu mengusap air mata di wajahnya. "Aku masih tidak bisa mengurutkan ingatan itu, tapi aku tahu garis besarnya. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, oke? Pada dasarnya, itu semua berawal dariku."

Shinichiro tersenyum pada Takemichi, lalu melirik adiknya yang masih terdiam sejak tadi. "Bagaimana jika kalian menceritakan semuanya dulu, hm? Sejujurnya, aku sendiri masih sedikit bingung."

Takemichi dan Mikey saling memandang sebelum akhirnya si mata biru menceritakan semuanya. Awal pertemuannya dengan Shinichiro dulu sehingga dia memiliki kekuatan untuk kembali ke masa lalu, perjalanan waktunya untuk pertama kali, sampai semua masa depan yang dibuat akibat merubah masa lalu.

Shinichiro mendengarkan dengan seksama, sesekali mengelus punggung Takemichi saat anak itu kembali menangis. Dalam hati dia juga merasa bersalah, karena bagaiamanapun semua yang terjadi berawal darinya.
.
.
.
Tbc...
7 Juli 2024

Restart (Omegaverse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang