5. Because He's Takemitchy

1.8K 191 6
                                    

Takemichi menggeliat pelan. Kedua matanya terbuka perlahan menampilkan safir biru seindah lautan. Dia menoleh ke samping, melihat untaian pirang di bawah selimut. Senyumnya pun terbit tanpa sadar.

Benar. Ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhirnya. Tapi tidak masalah karena dia tidak sendirian. Kali ini, dia akan memastikan semua orang mendapatkan masa depan yang baik.

"Mikey, Michi kalian sudah bangun?" Suara ketukan di pintu dan panggilan Shiniciro membangunkan Takemichi dari lamunan. Dia baru saja akan bangun namun tidak bisa karena tubuhnya dipeluk oleh Mikey dengan erat. Dia memang berakhir menginap di kediaman Sano karena paksaan Mikey.

Merasa jika dia tak bisa melepaskan diri, Takemichi hanya bisa membalas dari dalam.

"Ya, Shin-nii. Aku sudah bangun, tapi Mikey belum."

"Bisakah aku meminta tolong padamu untuk membangunkan dia, Takemichi? Aku akan membantu Emma membuat sarapan dan kita akan pergi ke rumah sakit setelah itu."

"Baik."

Takemichi mendengar suara langkah Shiniciro yang semakin menjauh lalu kembali menatap Mikey.

"Mikey-kun, bangun! Ini sudah pagi."

Mikey hanya bergumam kecil dan memeluk Takemichi semakin erat. Takemichi hanya bisa menghela nafas lelah.

"Mikey, ayo bangun! Kita harus pergi ke rumah sakit hari ini."

"Manjiro!"

Mikey langsung membuka matanya. Dia menatap Takemichi selama beberapa saat dan kemudian tersenyum cerah.

"Selamat pagi, Takemitchy!" sapanya.

Takemichi terkejut dengan wajah memerah. Sapaan Mikey membuat jantungnya tanpa sadar berdebar kencang.

"Ki-kita harus bangun, Mikey-kun."

Mikey mengangguk malas dan mulai melepaskan pelukannya dari Takemichi. "Ayo, Mikey-kun. Bangun!"

Takemichi berusaha menarik lengan Mikey karena anak itu terlihat kembali memejamkan matanya.

"Baik-baik. Aku bangun." Mikey bangun dengan malas. Tiba-tiba, dia mendaratkan satu kecupan di pipi Takemichi yang membuat si biru terkejut.

"Ciuman selamat pagi."

Mikey segera berlari menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya, meninggalkan Takemichi yang masih mematung dengan wajah memerah.

'I-ini tidak baik untuk jantung.' Takemichi berusaha menetralkan detak jantungnya yang semakin kencang.
.
.
.
"Hati-hati, Shin. Jangan mengebut." Mansaku berpesan pada si sulung sebelum mereka berangkat. Emma juga ikut karena anak itu memaksa.

"Ya, Kakek. Kami pergi."

Emma melambai pada kakeknya sebagai perpisahan sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Shiniciro sebagai supir, dengan Emma di sampingnya. Mikey dan Takemichi sendiri berada di belakang. Shiniciro segera menyalakan mobilnya dan pergi dari kediaman Sano.

Mereka sampai di rumah sakit setelah lima belas menit perjalanan. Shiniciro pergi untuk mendapatkan nomor antrian, sedangkan ketiga anak lainnya duduk menunggu. Takemichi entah kenapa merasa gugup. Dia khawatir jika hasilnya tidak baik. Jika itu terjadi, dia akan merasa tidak pantas bersama Mikey yang hebat, seorang Alpha Dominan.

Mikey yang melihat Takemichi tampak khawatir pun berusaha menenangkannya. "Tidak apa-apa, Takemitchy. Jangan khawatir, sudah kubilang apapun hasilnya aku hanya ingin kau yang menjadi pasanganku."

Takemichi sedikit tenang, namun dia masih gugup. Dia hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan untuk menenangkan diri. "Aku tahu. Terimakasih, Mikey-kun."

Emma yang duduk di sebelah Takemichi ikut menyahut. "Jangan khawatir, Michi. Jika kakakku yang bodoh ini berani meninggalkanmu, aku akan menyuruh Shin-nii untuk memukulnya!"

Takemichi terkekeh kecil sementara Mikey mendengus kesal. "Aku tidak akan meninggalkannya, Emma. Jangan bicara macam-macam!"

"Siapa yang tahu."

Keduanya melanjutkan perdebatan mereka sampai Shiniciro kembali. "Ayo, anak-anak. Kita bisa langsung masuk. Kebetulan saat ini pasien yang ingin tes tidak terlalu banyak." Shiniciro menggoyangkan selembar kertas milik Takemichi di tangannya.

Ketiga anak kecil itu mengangguk bersamaan dan berjalan mengikuti si sulung untuk pemeriksaan.

"Permisi."

Shiniciro membuka pintu ruangan itu setelah orang di dalam menyuruhnya masuk. Dokternya adalah seorang laki-laki muda, beta pikir Shiniciro karena dia tidak mencium bau apapun darinya.

Beta laki-laki itu tersenyum ramah melihat tiga anak yang masuk ke ruangannya. "Halo, anak-anak. Siapa yang akan melakukan tes hari ini?"

"Aku." Takemichi mengangkat tangan kanannya sementara si Dokter mengangguk.

"Baiklah. Ayo ikut aku."

Si Beta masuk ke sebuah ruangan kecil yang ada di sana sambil membawa beberapa kertas di tangan. Mikey, Shinichiro dan jihan Emma menunggu di kursi panjang yang disediakan.

Mikey hanya diam sembari mengemut lolipopnya sementara Emma yang bosan hanya memainkan boneka yang ia bawa.

"Kenapa kau ingin sekali menjadikan dia pasanganmu saat kau sendiri belum mengetahui apa gender keduanya?" tanya Shinichiro setelah mereka hanya diam.

Mikey mengayunkan kakinya yang pendek, menjawab dengan lolipop yang masih berada di mulut.

"Karena dia Takemitchy," jawabnya. "Aku menyukainya karena itu dia. Aku tidak peduli dengan tes itu karena aku benar-benar menyukai Takemitchy."

"Kapan kau bertemu dengannya?"

"Entahlah, aku lupa. Mungkin sudah lama? Hanya saja ada beberapa hal yang membuatku tidak bisa melihatnya." Mikey sedikit berbohong, dia tidak akan mengatakan tentang perjalanan waktu mereka.

"Dia itu ... mirip sepertimu," ucap Mikey setelah sekian lama diam.

"Aku?"

"Ya." Mikey mengangguk. "Dia tidak pandai bertarung dan hanya bisa dipukuli. Itu seperti kau, kan?"

Shiniciro mendengus kesal. Tapi jelas Mikey sangat bahagia saat membicarakan Takemichi. Itu tercium dari feromonnya.

"Tapi dia juga hebat sepertimu. Dia tidak menyerah bahkan jika dia dihajar hingga babak belur. Dia akan selalu berusaha untuk bangkit lagi, berkali-kali sampai dia mendapatkan apa yang dia impikan." Mikey menggigit lolipopnya yang tersisa sedikit dan membuang tangkainya ke tempat sampah. "Itulah kenapa aku menyukainya."

Keheningan kembali hadir. Shiniciro tidak menyangka adiknya bisa benar-benar serius menyukai seseorang. Shiniciro lantas tersenyum kecil dan mengusap kepala adiknya pelan. "Kalau begitu kau harus menjaganya dengan baik."

Mikey mendengus. "Tentu saja aku akan!"
.
.
.
Tbc...

Restart (Omegaverse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang